11 - Zadam

330 27 2
                                    

Melody Azzahra Prappa

Dengan langkah gontai, kakinya menyusuri taman belakang rumah kediaman Prappa. Taman yang bahkan tidak pernah diinjak oleh manusia manapun kecuali sang empunya sendiri. Pembantunya tidak diizinkan memasuki wilayah pribadi pemiliknya. 

Langkahnya membawanya pada sepasang kursi putih dengan meja kecil diantara lebatnya tumbuhan di antaranya.

Tentu saja terdapat chamber of secret. Jika menarik tuas yang berada di sekitar kursi makan akan membawanya ke gudang penyimpanan anggur merah terbaik yang pernah ada.

Pilihannya jatuh kepada di manis Cheval Blanc. Ia segera membawa segelas anggur dan kembali ke tamannya.

"My life before was such a wonderful life. Then 'he' came, make a rollercoaster in my fucking dammit life." gumam Zaza sambil meneguk gelas wina pertamanya.

"Are mommy mad at me? So she ask God for making my life horrible?" tanya Zaza seraya menatap langit yang sangat cerah ini, berbanding terbalik dengan perasaannya.

JDERR....

Seakan langit menjawab pertanyaan Zaza tadi, ternyata benar ibunya dendam kesumat sehingga membuat hidupnya kesulitan dengan yang namanya cinta.

"I'm sorry mommy, you die because of me. Should i die too?" Zaza terkekeh seraya menelan entah gelas keberapanya.

Tiba-tiba suara bariton pria mengagetkan seluruh jiwa raga Zaza, "Don't die."

A stranger ask for her life.

"Someone need to protect you."

He said that she needed a protector.

"You're such a goddes in your on way. God must be satisfied for what God did to you."

Told Zaza she's a goddes that God satisfied for her. So why God gave a thunder for her deathlife question?

"God created such a beautiful, wonderful, amazing grown up woman like you, Za. Dan gue salah satu ciptaan Tuhan yang dititipin tugas penting."

Matanya menatap samar kearah pria dihadapannya, dengan pelan bahkan hampir tidak terdengar, "Apa tugas yang Tuhan kasih ke lo buat makhluk berdosa kaya gue?"

Pria itu mendekat, menarik ulur tangan Zaza yang sehalus susu itu, perlahan menyelipkan rambut Zaza kebelakang telinga lalu membisikkan perkataan yang membuat Zaza menegang.

"God say i must protect an angel, i found her, she's right beside me."

Santaka Adam Pramono, pria yang ditugaskan Tuhan menjaga Zaza.

➖➖➖

Melody Azzahra Prappa. Dari namanya saja sudah terdengar indah, apalagi dengan orangnya? Zaza sangat indah, terlalu indah hingga mudah terlaku. Hatinya sangat rapuh, bahkan sekali senggol langsung hancur berkeping-keping.

Begitulan pandangan Santaka Adam Pramono pada gadis yang ia kira bocah SMP namun langkahnya memasuki kelas yang sama dengan dirinya. Sangat pandai, bahkan tiap pertanyaan dosen dijawabnya dengan mudah.

Menyelesaikan studi kedokteran dan bisnis dengan waktu bersamaan yang singkat. Anak itu memang memiliki bakat terpendam.

Namun kini, didalam dekapannya, tubuh mungil yang memiliki segudang prestasi, ceria, aktif dalam segala halnya terbaring lemah.

Dengan perlahan, Adam menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah cantik Zaza. Kulitnya bahkan tidak pernah tersentuh jerawat sedikitpun, alis dan bulumatanya tebal, hidungnya kecil dan mancung, terutama bibirnya, kecil dan berwarna merah muda.

"Lo cantik banget, Za. Jangan mau lo dibodoh-bodohi sama cowo bajingan kaya dia. You deserve better than an asshole like him." gumam Adam pelan.

"You're way too nice, Mr Adam. Menjauhlah kalo lo gamau sakit hati." balas Zaza yang ternyata masih terjaga dalam dekapan Adam.

Adam mendengar hal itu yang semula tegang langsung menenangkan dirinya lagi, "Orang kaya lo butuh dijagaiin, butuh ditemenin, butuh didengerin. Gue siap kapanpun lo butuh gue."

Zaza terkekeh lalu membuka matanya menatap Adam lekat. Percayalah jarak antara keduanya hanya sekitar tiga cm. Jika Adam ataupun Zaza maju sudah pasti bibir mereka akan bertemu.

"Anytime?"

Adam mengangguk, lalu segera menarik kepala Zaza masuk ke dekapannya lagi.

"Tidur, gue tau lo cape banget hari ini."

Zaza ingin menolak namun benar, hari ini sungguh lelah. Menghadapi pasien waras dan tidak waras sungguh menguras tenaganya.

➖➖➖➖➖➖➖➖

Bullet Army (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang