Perasaanku sangat senang ketika papah mengatakan jika Varo akan menjadi bodyguardku. Bahkan sepanjang hari aku selalu tersenyum riang, memakan makanan rumah sakit dengan lahap, meminum obat dengan rutin. Varo mengubah segalanya.
Tok.. tok.. tok..
"Ya masuk." Ujarku kencang dan datanglah ka Faiz membawakan makanan kesukaanku. Pare yang tipisi lalu diisi pisang yang sebelumnya telah dilumuri coklat dan keju lalu di didiamkan di lemari es.
"Kaa Faizz pengertian deh. Zaza makin sayang deh." Seruku lalu memeluk ka Faiz erat.
"Iya iya, nih dimakan. Makanan aneh bin ajaib." Aku tersenyum lalu segera memakannya.
"Kok parenya agak manis si? Kurang pait kaaa." Ujarku kesal. Ka faiz menatapku tidak percaya.
"Udahlah makan aja. Mami ngidam apaan si pas hamil kamu? Ko aneh banget anaknya." Gumam ka Faiz lalu duduk di sofa dan menyalakan ps.
Aku masih berkutat dengan makananku yang sangat enak ini. Ka Faiz membuatkan 5 buah. Jadi pisangnya itu tidak dipotong ,tetapi panjang serta ujungnya dimasuki sumpit untuk ditaruh meses. Lalu dikasih blueband, coklat, dan keju.
Ka Faiz masih memainkan game Mario Bros. Padahal jika kesini dia selalu tamat memainkannya. Memang tidak ada bosan bosannya.
"Ka, ga ngurusin perusahaan kaya ka Naufal sama ka Lucky? Mereka aja udah kembali ke asalnya lagi." Tanyaku dan dihadiahi lemparan jeruk dari ka Faiz.
"Ngomong pikir pikir dulu, Za. Ada Yoga yang urus disana. Kakak lagi pengin bebas dari tumpukan pekerjaan. Apalagi kakak ga pernah refreshing." Jawabnya.
"Lagian kakak cari cewe dong. Udah umur 24 loh." Sindirku pelan.
"Liat ka Naufal noh. Umur 29 masih perjaka. Kakak masih mending 24. Lagian ga penting juga, cewe riweh." Aku segera melempar balik jeruk tadi dan mengenai tengkuknya.
"Mau jadi perjaka selamanya ha? Ga punya keturunan? Kesepian? Gaada belaian?" Seruku kencang.
"Berisik ih. Tau gini ga kakak buatin ini makanan setan. Cuman dapet sindirian dari kamu." Ujar ka Faiz yang kini mematikan psnya dan beranjak dari duduknya.
Sepertinya ka Faiz marah. Ah Zaza bodoh.
"Ka faiz jangan marah. Aku cuman becanda kok. Ka faiz zaza minta maaf." Ujarku seketika air mata mulai terasa di pipiku.
Ka faiz berhenti berjalan lalu menatap kearahku.
"Yaudah, janji gausah bahas bahas kaya gitu lagi. Kakak gasuka." Aku mengangguk lalu tersenyum imut kearahnya.
"Jurus handalan banget ya." Sindirnya lalu naik ke ranjangku.
Aku memposisikan kepalaku di dadanya. Dagunya ditaruh di ujung kepalaku. Aku seperti dijadikan guling baginya. Tetapi ini zona nyamanku.
×××××
Nama ayahku adalah Yanuar Elvis Prappa. Ayah saat ini berumur 53 tahun. Sejak mamah meninggal papah mengurus aku dan kakak kakakku sendiri. Hanya dibantu oleh pembantu, katanya papah si papah hanya ingin anaknya diasuh oleh dirinya. Papah merupakan CEO Prappa. Perusahaan legenda di dunia. Tidak ada yang dapat menyainginya. Papah juga menjabat menjadi kapten tentara. Tetapi tidak ada yang tau jika papah adalah seorang tentara.
Kakak pertamaku bernama Naufal Afi Prappa. Dia berwatak sangat keras tetapi sangat tegas. Dia sangat tampan. Ketampanan papah menurun pada ketiga anaknya. Ka Naufal masih lajang di usianya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Tapi melihat tampangnya semua wanita akan tekagum kagum. Ka naufal memegang Prappa bagian elektronika, restoran, dan rumah sakit.
Kedua adalah Lucky Ananda Prappa. Ka Lucky sangat dewasa. Dengan wajah yang maskulin dan badan atletik. Dia sangat imut. Usianya 27 tahun. Tetapi sudah memiliki pasangan, dan berencana akan menikah bulan depan. Ka Lucky memegang bagian pabrik (kayu, tekstil, dll), transportasi, jalur perbatasan.
Yang terakhir, Faiz Aditya Prappa. Kakak yang paling dekat denganku. Sangat sangat tampan. Paling cerewet. Gasuka perempuan, mungkin ada alasannya. Dan ka Faiz memegang bagian game, informatika, dan pembangunan Prappa. Ka Faiz juga seorang pilot.
Sedangkan aku, jika telah berumur 22 tahun aku akan memegang seluruh prappa bagian Asia. Dan kekuasaan papah akan digantikan oleh ka Naufal ketika papah memilih untuk menghabiskan waktu tuanya dirumah. Walaupun berumur 53 tahun, papah gamau dibilang tua loh.
×××××
Aku terbangun dan menatap kearahku sudah kosong. Lalu, mataku terpaku pada tv yang terpajang tulisan
'KAKAKMU YANG KECE HITZ INI MAU REFRESHING DULU YAA. JANGAN KANGEN. UDAH KAKAK SURUH BIBI BIKININ MAKANAN SETAN.'
DARI KAKAK FAP FAP.
Aku terbengong menatap tulisannya. Astaga kenapa bisa namanya menjadi itu. Aku sangat malu. Apalagi makan sore sudah datang itu brarti suster juga melihatnya. Memang dia kira aku masih kecil apa ya Tuhan.
Aku ingin bangkit tapi suara pintu yang terbuka membuatku enggan bangkit. Lalu, terpampang wajah yang dari kemaren ingin kutemui.
Alvaro Arjuna Dewangga.
Dia masuk dan langsung terdiam menatap tulisan di TV. Sekali lagi aku sangat malu.
"Oh itu ka Faiz yang nulis. Dibuang aja." Ujarku lalu ia mengangguk dan membuang kertasnya.
"Hai, Nona Zaza. Saya disini akan menjaga anda kemanapun anda pergi. Nama saya Alvaro Arjuna Dewangga, biasa dipanggil Varo. Saya seorang tentara tetapi saya diutus oleh atasan saya untuk menjaga anda. Mohon kerjasamanya."
Aku mendengus kesal.
"Anggap aku temen kamu. Kayaknya umur kita ga jauh-jauh amat kok." Kataku, ia yang dari bersikap istirahat langsung bersikap tegap.
"Maaf, tapi umur saya 26 tahun. Umur nona Zaza masih 19 tahun." Aku langsung menatapnya kaget.
"Babyface ya? Iya saya tau saya babyface kok." Ujarnya sambil tersenyum imut kepadaku membuatku tertawa.
Tetapi dia langsung bersikap tegak lagi dan berhenti tersenyum.
Aha aku punya rahasianya yang sangat sangat besar.
"Kalo kamu gamau manggil aku pake bahasa gaul aku bakalan bilang papah tentang ini." Aku langsung menunjuk kearah luka yang dibuatnya. Dia langsung membulat sempurna dan tergagap gagap.
"Baiklah baiklah. Ancamanmu sangat menakutkan. Tetapi jika tidak didepan keluargamu atau atasanku aku akan berbicara santai dan bersikap seperti teman." Ujarnya pasrah dan aku tersenyum kemenangan.
"Yaudah duduk aja, aku mau ke kamar mandi." Ujarku dan ia mengangguk dan aku terheran ia malah mendekat kearahku.
"Mau ke kamar mandi kan? Sini aku bantuiin." Ujarnya dan aku mengangguk kaku.
Ia memegangi lenganku dan memapahku menuju kamar mandi. Lalu ia membantuku sampai masuk ke kamar mandi. Membuatku was was.
"Udah disini aja." Dia mengangguk dan meninggalkanku.
Astaga perlakuannya kaya gini aja sudah membuat diriku deg degan apalagi jika ia melakukannya setiap hari. Jantungku pasti sudah tak bernyawa.
××++××

KAMU SEDANG MEMBACA
Bullet Army (END)
Fiksi RemajaGadis bernama Melody Azzahra Prappa diharuskan memiliki seorang bodyguard dikarenakan penyakitnya yang sangat berbahaya. Walaupun dia menyandang gelar olahraga fisik seperti karate tetapi itu semua tidak ada apa apanya jika penyakitnya kambuh. Lela...