"Lo tadi kenapa sih godain tuh cabe-cabean? Anjir, dia kepedean bege!" Henry memukul ringan lengan Davin yang sedang berjalan berdampingan dengannya. "Kalo dia baper, mampus lu disuruh tanggung jawab!"
Davin malah tergelak melihat ekspresi khawatir Henry. "Lo segitunya banget sih care sama gue? Hahaha... ya nggak mungkinlah gue mau tanggung jawab kalo ceweknya macem dia,"
"Dosa lo banyak banget kalo gitu?"
"Lah, kenapa?" Davin mengangkat satu alisnya. "Perasaan gue nggak pernah ngebunuh orang, kenapa dosa gue bisa banyak?"
Henry mencebik sebentar, "Lo tukang php sih! Hahaha ..."
"Dasar onta!" Davin membalas Henry dengan mengapit leher Henry. "Rasain nih!"
Sementara dari belakang, Gavyn dan Faiz hanya menyaksikan kegilaan mereka. Memang dimana pun mereka berada, selalu saja membuat ribut dan tidak pernah merasa malu sama sekali. Gavyn rasa semua temannya ini urat malunya sudah pada putus, jadi mau seberapa gila mereka di tempat umum mereka hanya berfikir masa bodoh dan mengabaikan semua pandangan orang tentangnya.
Kali ini mereka sedang berada di sebuah mall yang letaknya tak jauh dari rumah Gavyn. Katanya, dia bosan main di rumah terus, makanya setelah sepakat untuk mentraktir mereka semua makan baru saat itulah mereka setuju. Selain gila, semua temannya ini emang doyan banget ngehabisin duit bulannya Gavyn. Yah alasannya simple, soalnya Gavyn cowok paling kaya diantara gengnya.
Tiba-tiba Henry memekik kaget, "Eh, Vyn, liat deh," telunjuknya mengarah kepada seorang cowok dan cewek yang sedang duduk di sebuah restoran dekat timezone. "bukannya dia, Ara? Tapi sejak kapan dia punya pacar?"
Reflek, Gavyn mengikuti arah telunjuk Henry. Dilihatnya sepasang kekasih itu dari jauh yang sedang menikmati hidangan di hadapan mereka.
"Gue baru tau kalo, Ara, udah punya pacar. Abis dia polos banget," timpal Davin.
"Setahu gue juga dia barengan terus sama si, Caramelia," Faiz ikut berkomentar.
Gavyn menampilkan seringai andalannya, "Permainanan ini keliatannya bakalan makin seru." lalu tanpa berkata apa-apa lagi, Gavyn melangkah jauh meninggalkan semua teman-temannya.
'Sekarang puas-puasin bahagia lo, karena sebentar lagi hanya ada penderitaan di hidup lo!'
***
Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya, Saga akan mengantarkan Ara ke sekolah. Karena Ara tidak bisa menyetir mobil atau motor, maka dari itu setiap pagi Saga akan mengantarkan Ara ke sekolahnya meskipun ia bersekolah di tempat yang berbeda.
Dengan semangat empat lima, ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas sebelas. Kelasnya berada di lantai dua, dekat lab bahasa. Matanya seolah langsung berbinar ketika melihat seorang gadis yang tengah berdiri di depan kelas.
Sahabat baiknya, Caramelia, menoleh tepat ke arah Ara saat gadis itu semakin dekat dengan kelasnya.
"Ara!" panggil Caramelia. "Tumben berangkat jam segini? Kenapa?"
"Iya nih, nungguin Saga, lama banget. Udah kebo, mana kalo mandi lama lagi!" adu Ara dengan bibirnya yang sedikit manyun.
Caramelia terkikik geli melihat wajah Ara yang cemberut. "Makanya berangkat sendiri. Naik motor kek, bareng gue juga nggak pa-pa."
"Ih ngejek nih? Udah tau aku nggak bisa naik motor, ih sebel!" Ara menghentak-hentakkan kakinya pertanda kesal dan langsung memilih memasuki kelas meninggalkan Caramelia yang masih tertawa di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Want's
Teen Fiction"Siapa sih lo sebenernya?! Kenapa lo selalu lancang masuk ke dalam pikiran gue?!" -Gavyn Sakti Andromeda- *** [Sister Love Story book One] Cinta itu hanya hoax bagi Gavyn, si ketua geng G-force yang sangat terkenal di SMA Merpati. Semenjak kejadian...