14. ROTATION (II)

139 12 0
                                    

Sejak tadi, Saga tidak bisa fokus dengan pelajaran matematika yang sedang berlangsung. Raganya memang disini, namun tidak dengan pikirannya yang sudah melambung terlalu jauh.

Ia merasa bingung saat Gavyn masuk ke dalam kelas dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat. Jika biasanya ia datang dengan wajah datar, tapi tidak untuk kali ini. Untuk pertama kalinya Gavyn datang ke sekolah dengan wajah yang sangat cerah, dihiasi dengan senyuman manis dan juga gaya rambut yang baru, ia berhasil mencuri seluruh perhatian seluruh penghuni sekolah termasuk juga Saga.

"Sagara, kamu tidak memperhatikan pelajaran ibu dari tadi?!"

Seketika, Saga terbangun dari lamunan awalnya. Ia gelagapan saat Bu Inun berjalan menghampirnya dengan mata yang sedikit melotot.

"Eh-eh Bu Inun, mahkluk tuhan yang paling seksi!" Saga nyengir, menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi. Sontak anak-anak yang lain tertawa melihat Saga yang sedang ketakutan melawan singa SMA Merpati.

"Kamu ngejek Ibu ya?!" Dengan geram Bu Inun menarik telinga Saga sampai membuat cowok itu merintih kesakitan. "Kamu ngayal apaan tadi? Ngayalin yang jorok-jorok ya?!" Cecar Bu Inun.

"Aduh, e-enggak Bu. Aw, sakit Bu!"

"Terus kenapa kamu nggak perhatiin pelajaran Ibu? Udah ngerasa pinter kamu ha?!" Bu Inun semakin menarik telinga Saga dengan kuat dan membuat Saga tidak bisa untuk tidak berteriak sekarang.

"Sakit Bu, ampun! Iya saya masih bego, Bu, ampun!"

Henry dan Gavyn tertawa keras melihat ekspresi konyol Saga, begitu juga dengan anak-anak yang lain. Jadilah hari ini Saga korban keganasan singa SMA Merpati.

"Hajar aja Bu!" timpal Rian, cowok berkacamata yang duduk di depan Saga.

"Mampus si Saga,"

"Duh cogan gue kena amukan singa,"

"Cogan gue ..."

"Ampun, bu," Saga menyatukan telapak tangannya. "Saya minta maaf Bu, saya khilaf!"

"Berdiri kamu di luar sampai pelajaran saya selesai, cepet!" Ucap Bu Inun tidak terbantahkan lagi, dan mau tidak mau Saga harus menurut sebelum dirinya semakin diamuk oleh singa macam Bu Inun.

"Apes-apes!"

***

Halaman demi halaman Ara baca dengan seksama. Mata coklatnya mengarah ke kanan dan kiri mengikuti kalimat yang sedang ia baca. Berbekal sebuah novel tebal di pangkuannya, gadis itu duduk selonjoran di bawah rak besar barisan paling belakang dalam perpustakaan sambil menikmati kesejukan udara yang dihasilkan oleh air conditioner.

Meskipun jam istirahat sedang berlangsung, Ara memilih untuk pergi ke perpustakaan yang menjadi tempat paling sepi seantero sekolah ini. Ada memang satu atau dua, tiga anak yang mengunjungi perpustakaan, itu pun hanya anak-anak yang memang gila membaca saja selebihnya anak-anak lebih suka menghabiskan jam istirahat mereka di kantin. Karena disanalah surga makanan yang dapat membuat tenaga mereka kembali terisi.

Ara memang bertekad untuk segera menghabiskan novel tebal itu karena sejak beberapa hari yang lalu, hobbinya yang satu ini selalu saja dikacaukan oleh Saga. Setiap kali ia sedang membaca, ada saja cara receh Saga untuk mengganggunya. Alhasil novel yang seharusnya selesai dalam empat hari itu baru bisa ia baca kembali setelah beberapa hari hanya tegeletak di atas meja belajarnya. Ya, semua itu hanya gara-gara Saga.

LINE!

Satu notifikasi mampir dalam ponselnya. Ara menghela nafas panjang seraya mengeluarkan ponselnya dari saku seragam, lagi-lagi ada saja acara yang mengganggu kesibukannya.

Heart Want'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang