17. SAGARA AND ANDROMEDA

144 13 17
                                    

Kedua cowok itu duduk saling memunggungi satu sama lain dengan bibir masing-masing mengerucut. Kesal. Jika bukan karena Ara, mungkin mereka tidak akan pernah mau berbagi kamar.

"Lo kenapa sih ke sini malem-malem? Lo kira Ara itu cabe-cabean apa?!"

"Yang harusnya nanya itu gue. Kenapa juga lo tidur di rumahnya Ara, nggak punya rumah lo?!"

Gavyn dan Saga. Dua mahkluk yang saling membenci satu sama lain dan malam ini harus mereka harus terpaksa berbagi kamar. Bukan keinginan mereka, melainkan karena paksaan Ara.

Beberapa menit yang lalu, Gavyn dibuat syok saat gadis itu tiba-tiba memintanya menginap di rumahnya. Gavyn tahu saat ini ia memang membutuhkan Ara sebagai sandarannya, tetapi jika tahu dirinya harus berakhir seperti ini Gavyn rasa ia tidak akan pernah setuju untuk menyandarkan kesedihannya pada Ara.

Karena kekonyolan yang tidak masuk akal inilah, pikiran kalut Gavyn berbalik haluan. Kesedihan karena penderitaannya selama ini seolah lenyap dan berganti dengan rasa penasaran yang membuncah tinggi. Bagaimana bisa cowok yang memiliki status dengan Ara itu tidur dengan kamar pribadi seperti ini? Yang menjadi pertanyaan bagi Gavyn adalah, apakah mereka sudah menikah? Atau faktanya mereka ini adalah saudara?

Gavyn semakin dibuat bingung karena Ara.

"Jangan pernah pikirin sesuatu yang bakalan ngebuat Ara sakit kayak dulu!" Saga kembali angkat bicara, kini suaranya terdengar tegas dan seperti tidak terbantahkan.

Gavyn sedikit terkejut, namun ia tetap berusaha mengontrol rasa penasarannya. Ia rasa ini bukan saat yang tepat untuk hal seperti itu. "Kenapa, lo takut Ara bakalan jatuh ke pelukan gue? Atau lo emang ngerasa kesaingan karena akhir-akhir ini Ara lebih deket sama gue?" Senyum miring menghiasi wajah Gavyn meskipun Saga tidak bisa melihatnya.

Gavyn dapat mendengar hembusan kasar dari seberang. Ia tahu betul bahwa lawannya kini juga sedang merasa kesal. "Kalo lo sampai nyakitin kembaran gue, jangan salahin gue kalo gue bisa ngebuat hidup lo hancur berantakan!" Ancam Saga seraya bangkit dari duduknya. Ia tidak bisa lagi menahan kemarahannya setiap kali mengingat perlakuan Gavyn dulu pada Ara.

Cowok itu pernah menyakiti Ara, dan Saga sangat membenci fakta itu.

Seperti tersengat ribuan volt listrik, tubuh Gavyn seketika menegang. Satu fakta baru kembali hadir dalam kehidupannya. Tentu saja hal itu membuat pikiran Gavyn semakin penuh dengan Ara. Sebenarnya apa yang gadis itu lakukan, sampai-sampai ia bisa dibuat kalang kabut begini? Apalagi tentang perasaannya, Gavyn tidak mengerti.

"S-saudara... k-kembar?" Ulang Gavyn tidak percaya. "Lo nggak bercandakan? Gue tau gue emang suka ngerjain Ara, tapi jangan bikin hal nggak masuk akal kayak gini dong!"

Saga tahu, ini akan terjadi. Siapa pun juga tidak akan pernah menyangka jika selama ini Saga dan Ara adalah kembar tak identik, tetapi ini adalah nyatanya. Mereka lahir dari rahim yang sama.

Saga bergerak mengambil figura yang terletak di atas nakasnya, entah Gavyn yang tidak melihatnya sedari tadi atau dirinya memang tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi dalam hidupnya. Dengan ragu-ragu tangannya juga menerima figura itu yang menampilkan sebuah foto Ara dan Saga yang sedang berpelukan. Dalam foto itu, keduanya kompak mengenakan baju yang sama meskipun dengan warna yang berbeda. Ara dan Saga yang masih batita.

"J-jadi selama ini kalian itu..."

"Iya, kenapa, kaget? Makanya nggak usah usik kehidupan Ara kalo lo nggak mau jadi orang bego kayak sekarang," tandas Saga. "Pantengin tuh sampek bola mata lo mau keluar, gue mau tidur!"

Skakmat!

Dengan satu gerakan, Saga berhasil merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar itu dan menaikkan selimut tebalnya sampai ke leher. Sementara Gavyn masih berdiri dengan wajah bolotnya, ia merasa benar-benar seperti orang bodoh sekarang. Ingatan tentang rencana awalnya membuat dirinya terpukul sendiri. Ia berusaha memisahkan Ara dengan Saga, dan membuat gadis itu jatuh ke dalam pelukannya.

Heart Want'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang