6. SAGARA (II)

174 18 9
                                    

"Ara, cepetan dikit napa, udah hampir telat nih!"

"Iya-iya, tunggu bentar kenapa sih?!"

Dengan tergesa-gesa, Ara langsung menyambar tasnya dan segera ke luar rumah untuk menemui Saga yang sudah siap di balik kursi kemudinya. Mulai sekarang, Saga memutuskan untuk menaikki mobilnya sendiri dan tidak lagi menggunakan mobil Ara yang ia rasa terlalu feminim untuknya.

"Lama amat sih, habis semedi emang?!" Saga lagi-lagi masih meneruskan ocehan paginya.

"Sabar dikit kenapa sih? Cerewet banget. Udah ah, cepet jalan!"

Saga menghela nafas panjang. "Untung aku sabar kan ya,"

Tanpa basa-basi lagi, setelah Ara duduk manis dan memasang sabuk pengamannya, lantas Saga langsung melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumahnya yang cukup luas.

Selama perjalanan menuju SMA Merpati, Ara terus memperhatikan wajah Saga yang tak henti-hentinya mengulas senyuman manis. Padahal jika setiap pagi, sepanjang perjalanan ke sekolah Ara akan diomeli habis-habisan oleh Saga. Tapi tidak untuk kali ini, Saga lebih banyak diam dengan senyum merekah di bibirnya.

"Kamu sakit?" tanya Ara. "Kok senyum-senyum sendiri dari tadi,"

"Ada deh, kepo banget ish!" Jawab Saga sekenanya tanpa mau menoleh ke arah Ara. Pandangannya masih terfokus pada jalanan di depannya yang sedikit macet.

Gadis itu hanya bisa cemberut, mengulum bibinya dan menyilangkan tangannya di depan dada. "Nyebelin!"

"Aku juga sayang kamu,"

"Tau ah!" Merasa gondok dengan sikap Saga yang sangat menyebalkan, Ara lantas memilih untuk memmbuang pandangan ke luar jendela dan membisu untuk beberapa saat.

Bentar lagi, lo pasti bakalan dapet kejutan spesial dari gue! Saga terkikik geli dalam batinnya saat melirik sedikit ke arah Ara.

SMA Merpati sudah semakin terlihat, Saga dengan semua tingkah anehnya hari ini langsung memarkir masuk mobil putihnya di halaman parkir SMA Merpati. Tentu saja hal ini membuat Ara bingung sekaligus terkejut. Jika biasanya, Saga hanya akan menngantar Ara sampai di depan gerbang sekolah, namun tidak untuk kali ini. Saga memarkirkan mobilnya itu diantara barisan mobil siswa-siswi yang lainnya.

"Loh, kamu kenapa ikutan masuk? Sekolah kamu kan bukan disini," Ara melepaskan sabuk pengamannya dan langsung memposisikan dirinya untuk menghadap ke arah Saga. "Kamu beneran lagi sakit ya?"

Dan lagi-lagi, tanpa berniat menjawab pertanyaan Ara, Saga segera turun dari mobil dan berlari kecil untuk membukakan pintu mobil untuk Ara. "Silahkan turun, tuan putri,"

Ara tetap turun meskipun ia dibuat bingung setengah mati oleh Saga. "Kamu kenapa sih, Ga, aneh banget hari ini."

"Kamu bakalan dapet kejutan spesial dari aku, liat aja nanti!" Dan tanpa permisi Saga merangkul tubuh Ara agar berjalan beriringin saat masuk ke dalam area sekolah. Sontak hal ini membuat semua murid-murid yang lain langsung memperhatikan Ara dan cowok yang sedang berjalan di sampingnya.

"Anjir, cogan baru!"

"Wah, Ara, menang banyak!"

"Gila banget, Ara si gadis lugu itu ternyata udah punya pacar!"

"Astajim, ganteng banget!"

Bisikan-bisikan itu terdengar di telinga keduanya. Saga tersenyum puas melihat reaksi mereka semua, namun tidak bagi Ara. Gadis itu malah tengah menggigit bibir bawahnya, pertanda ia sedang gugup. Kebiasaannya yang satu itu selalu muncul jika ia sedang tidak merasa nyaman karena suatu hal yang menurutnya sangat mengganggu.

Ara menoleh ke arah Saga yang masih setia merangkul bahunya, "Ga, aku nggak enak tau nggak diliatin kayak gini. Lagian kamu kenapa sih ngikutin aku sampai ke kelas, kurang kerjaan banget tau nggak!" protes Ara.

Namun yang diomeli pun hanya menutup telinga, pura-pura tidak mendengar protesan gadis mungil yang terlalu polos itu dan dengan santai ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kelas Ara.

Dari jauh, Caramelia melihat bayangan tak asing di samping Ara. Ia menyipitkan matanya, berusaha mengenalin cowok itu.

Bingo!

Mata Caramelia seketika membulat penuh, saat kedua sosok itu semakin mendekat menuju kelasnya. Ara dan Saga.

"Saga, ngapain lo kesini?!" tanya Caramelia dengan syok yang belum hilang.

"Gue?" Saga akhirnya melepas tangannya dari bahu Ara, dan melempar senyum lebar kepada kedua gadis yang tengah berdiri kebingungan di hadapannya sekarang. "Mulai hari ini, gue, Sagara Pijar Duanda, murid baru di sekolah ini."

Detik itu juga Ara dan Caramelia memekik histeris. "APA?!"

Welcome, my sister!

***

SMA Merpati dibuat heboh dengan kedatangan Saga sebagai murid baru disana. Selain menggeser popularitas Gavyn dan seluruh anggota gengnya, dalam sehari saja Saga sudah mendapat banyak fans karena sifatnya yang begitu ramah kepada siapa saja. Berbeda sekali dengan Gavyn yang terkenal kasar dan acuh. Dia lebih terkenal karena sikapnya yang suka menindas orang lain dan menjadikan mereka sebagai bahan permainannya. Tentu saja hal ini membuat Gavyn marah, ketika berita itu sampai pada telinganya.

Henry tiba-tiba datang dengan nafasnya yang ngos-ngosan. Demi menyampaikan berita penting ini pada Gavyn, cowok itu sampai melangkahi dua anak tangga sekaligus agar cepat sampai di kelasnya.

"Vyn-Vyn, gawat!" seru Henry. "K-kelas k-kita a-ada---" ia berusaha berbicara dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Kelas kita kenapa? Ngomong tuh yang jelas dong!" bentak Gavyn tidak sabaran.

"I-itu---"

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Tino selaku guru Sosiologi sekaligus wali kelas XI IPS 3 datang memasuki kelas dengan seorang murid baru di belakangnya.

Lagi-lagi, ada saja yang menyela ucapan Henry. Alhasil cowok itu membatalkan niatnya untuk memberi informasi pada Gavyn, dan segera duduk di bangkunya.

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru," Pak Tino menoleh ke arah murid baru yang sedang berdiri di sampingnya dan memberikan senyuman seramah mungkin. "ayo, perkenalkan diri kamu."

Cowok itu mengangguk, kemudian mengambil selangkah lebih maju dari Pak Tino. "Kenalin, nama gue, Saga. Sagara Pijar Duanda, gue pindahanan dari SMA Garuda. Sekian, dan terima kasih."

Siswi-siswi disini langsung memekik histeris saat Saga selesai memperkenalkan dirinya. Mereka langsung berbisik-bisik memuji ketampanan wajah Saga yang tetap melemparkan senyuman ramah ke arah mereka.

"Instagram kamu apa?" celetuk Sarah, gadis dengan polesan lipstik tebal di bibirnya.

Saga dengan ramah membalas pertanyaan gadis itu diikuti satu kedipan mata darinya. "Prince Sagara, kalo follow langsung gue follback kok."

Sarah seperti sedang terbang ke langit ke tujuh saat melihat Saga berkedip ke arahnya. Bukan hanya Sarah saja yang merasa ingin terbang, tetapi seluruh siswi-siswi yang sedang memfokuskan pandangan mereka hanya pada Saga.

Henry dari tempatnya langsung menoleh ke belakang, melihat ke arah Gavyn dengan rahangnya yang sudah mengeras. Tangan cowok itu terkepal kuat di atas meja, dengan tatapan matanya yang tajam terus mengarah pada Saga yang masih tersenyum di depan kelas.

Tidak ada yang bisa Henry lakukan selain meneguk salivanya sendiri dengan susah payah. Ia rasa, perang dunia ketiga akan segera terjadi di dalam kelas ini. Sekarang, Henry hanya bisa berdoa bahwa Gavyn tidak akan membuat ulah lagi yang bisa mendepaknya keluar dari SMA Merpati.

Anak baru songong! Liat aja sebentar lagi, gue bakalan ngerobek bibir lo biar lo nggak bisa tersenyum lagi!

***

Heart Want'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang