22 : Sial Pangkat Dua

374 21 15
                                    

Check my new story in my profile called
"Teruntuk Alex"
You can see how Ken acticity with his friends.
You will love it

Shawn Mendes - Treat You Better

Asap mobil mulai mengepul ke udara saat Jovin mulai memarkirkan mobilnya di rumah Alice. Ia menggiring Alice untuk masuk ke rumahnya.

Langkah Alice begitu gontai.

Tidak, Alice tidak berlebihan. Bayangkan saja orang yang menjadi pacarmu malah ternyata berpacaran dengan orang lain lagi.

Bukankah itu sangat menyakitkan hatimu?

Terkhianati.

Itulah yang dirasakan Alice sedari tadi.

"Al, kalo es krimnya enggak lo makan buang aja," kata Jovin pada Alice yang tangannya sedari tadi belepotan es krim.

"Sorry ya, Vin," kata Alice masih dengan wajah sembapnya.

"Udah enggak apa - apa. Di buang aja."

Alice lalu membuang es krim itu.

Ia dan Jovin lalu masuk ke rumah Alice. Alicia yang asyik menonton televisi kaget dengan kedatangan mereka. Kenapa Alice terlihat habis menangis?

"Lic, tolong Alice ya," kata Jovin pada Alicia.

"Alice kenapa?" tanya Alicia pada Jovin dan Alice. Bibir Jovin ingin menjawabnya tapi bibirnya kini mulai terkatup kembali.

"Gue enggak kenapa - napa, Lic," jawab Alice yang masih dengan wajah sembapnya. Rena kemudian datang menghampiri mereka bertiga.

"Lho? Alice kenapa, Sayang?" tanya Rena pada Alice.

"Aku enggak apa - apa, Ma."

Rena lalu melirik ke arah Jovin.

"Nunggu waktu yang tepat aja, Tante."

Lalu Rena mengangguk.

"Aku ke kamar dulu ya. Makasih, Vin." Alice mulai menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya.

"Jovin, Alice kenapa?" tanya Rena pada Jovin. Entah bagaimana Jovin membetitahukannya. Ia tampak ragu untuk memberitahu Rena.

"Emm.. dia sama Ken putus, Tante," jawab Jovin agak ragu. Setidaknya pernyataannya itu benar dan tidak bohong. Ya walaupun sebenarnya ada alasan lain yang menyebabkan Alice menangis.

"Oh putus? Kenapa?" tanya Rena dengan wajah agak kaget dan cemas.

"Gitu deh, Tante. Jovin nggak tahu harus ngasih tahunya gimana. Pokoknya mereka putus, Tan," kata Jovin sopan. Ia memasang wajah lesu. Rena hanya manggut - manggut.

"Oh yaudah, Tante. Saya pulang dulu ya," pamit Jovin pada Rena sambil mencium telapak tangan Rena.

"Oh iya, Jovin. Makasih ya udah nganterin Alice. Hati - hati di jalan," jawab Rena sambil mengulas senyum.

"Iya, Tante. Lic, gue balik ya," pamit Jovin pada Alicia.

"Iya, Vin." Jovin lalu memasuki mobilnya dan pergi ke sekolah. Kan tas miliknya ada di sekolah.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang