20 : Sandiwara Demi Jovin

485 23 4
                                    

Tinie Tempah ft. Zara Larsson - Girls Like

Alice menaruh tasnya di kursi yang ada di ruang musik. Ia lalu mengehembuskan napas perlahan.

Huft.

Naik tangga setiap hari seperti ini membuat Alice lelah. Luke yang pergi ke ruang musik bersamanya juga ikut duduk di sebelah Alice untuk menghela napas perlahan. Baru ada Josh, Alice, dan Luke di ruangan ini. Sedangkan si classmate Jovin dan Nate belum nampak juga.

"Nate cepetan naiknya! Gue pingin cepet - cepet ketemu Alice. Dia mau jadi mak comblang!"

"Iya - iya. Dasar bawal."

"Bawel. Itu mah nama ikan!"

"Eh iya, itu maksudnya. Bawel."

Suara ribut itu terdengar sampai ruang musik. Suara ribut di luar dapat terdengar dari dalam. Pasti suara Nate dan Jovin. Kenop pintu bergerak dan masuklah dua orang yang masuk secara gerudukan.

"Ih minggir!"

"Lo yang minggir!"

Mereka kesusahan melewati pintu. Tentu saja. Pintu satu dipaksakan untuk dimasuki dua orang sekaligus. Akhirnya si Nate mengalah. Jovin langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah. Ia lalu langsung menghampiri Alice.

"Hai Alice! Emm kita jadi melaksanakan perjanjian kita 'kan?" tanya Jovin dengan mata berbinar - binar.

"Gue kagak tahu ye, Hay. Lo malah ke kamar gue bawa si Bego itu. Batal. Perjanjian batal," kata Alice dengan wajah kesal.

"Gilak! Itu idenya dia. Nyokap lo aja setuju. Nah lo," kata Jovin pada Alice.

Alice berpikir sejenak. Berarti bukan sepenuhnya kesalahan Jovin.

"Y-yaudah deh," kata Alice terpaksa.

"Yes!" Jovin meninjukan tangannya ke udara.

"Pada ngomongin apaan sih?" tanya Josh yang tak mengerti.

Josh suka salah ngerti.

Kalo Jovin suka salah denger.

"Urusan cowok!" jawab Jovin tak peduli pada pertanyaan Josh.

"Emangnya gue bukan cowok apa!" kata Josh pada Jovin. Tapi Jovin tak menggubris perkataan Josh. Tragis.

"Ayo cepet ke kelas lo," ajak Jovin kegirangan. Ajakannya diiyakan oleh Alice. Ia meninjukan tangannya ke udara lagi. Sambil berkata, "BOOM"
Seperti biasanya.

Tetapi pandangan Jovin kaku melihat stick drum Alice terdapat di tas gadis itu.

"Al," tanya Jovin.

"Apaan?"

"Lho itu lo bawa stick drum lo?" tanya Jovin tak mengerti.

"Emangnya kenapa? Bukannya kita mau latihan?" kata Alice yang sama - sama tak mengerti.

"Lah Hayati PDKT nya gimana?" tanya Jovin aga sedikit kesal.

"Emangnya stick drum yang gue punya cuma satu pasang? Ya ada lagi lah di laci meja kelas gue!" Jovin tertawa kikuk. Dan mulai menggaruk - garuk tengkuknya yang tak gatal. Biasa bego.

"Yaudah buru cepet!" kata Jovin melesat keluar pintu. Alice menyusulnya dari belakang. Temannya melihat Alice dan dari sorot matanya seperti mempertanyakan apa yang terjadi.

"Penting! Bentar."

Alice juga melesat dan menyusul Jovin. Ia berjalan sejajar dengan Jovin. Semua pasang mata tertuju pada mereka. Anak most-wanted-guy baru. Yang selalu dari ekstrakulikuler band. Ekstrakulikuler yang tidak semua orang bisa mengikutinya.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang