36 : Pertanyaan dari Jason

134 16 6
                                    

Maroon 5 - Don't Wanna Know

"Eh, Al tahu enggak kita kemarin ngapain aja?!"

Hentakan meja itu terdengar menggelegar saat Refasha berbicara sambil menggebrak meja yang sedang dialihfungsikan Alice menjadi kasur.

"Sstt. Nggak tahu ada orang lagi tidur apa?" jawab Alice sambil menutup mata tanda masih mengantuk.

"Ini sekolah. Bukan hotel, maaf," sanggah Cindy dengan wajah sok serius.

"Ini juga sekolah, tempat belajar. Malah jadi tempat gosip-gosipan."

Refasha dan Cindy terdiam sejenak.

"Ih nyebelin amat! Bangun dulu!" kata Cindy mengguncang-guncang badan Alice.

Dengan gerakan gontai, Alice bangun dari mejanya, "Ada apa sih?"

"Gue kemarin lihat Jovin temen lo itu! Lagi sama cowok. Kayanya kakaknya sih. Cogan. Lumayan," kata Refasha sambil manggut-manggut.

"Untungnya gue tahu berita itu, apa?" tanya Alice datar.

"Ya kali aja lo mau ngenalin ke gue dia siapa gitu kek. Dasar gak paham kode," sambar Cindy sambil menyipitkan mata kesal.

"Cuma sebatas mau tahu nih?" goda Alice.

"Kalo Refasha mah dapet adeknya aja udah cukup," jawab Cindy cengengesan.

"Apaan sih, Cin. Saik," gerutu Refasha.

"Oh iya, gue harus tampil cantik nih di sweet seventeen nya Alice. Kali aja ada temen Alice yang cogan gitu kek," kata Cindy sambil berandai-andai.

Luke lalu menolehkan wajahnya ke belakang. Karena Alice duduk di belakang Luke, kebetulan. Lelaki itu menoleh sambil berkata, "Gue ganteng."

Seketika itu, perempuan yang mendengarnya pura-pura muntah dengan lebay.

"Awas aja ya sampe ada yang terpesona sama gue," jawab Luke sambil mengembalikan tolehannya ke depan.

Beberapa menit kemudian, terdapat ketukan halus di pintu kelas yang terbuat dari jati tersebut. Disusul dengan sembulan tiga kepala lelaki. Yang satunya tersenyum lembut ke arah Alice, dan dua lainnya tersenyum jahil ke arah Alice.

Alice yang sadar bahwa ketiga orang itu sedang mencarinya, maka dengan refleks ia memutar bola matanya sebal. Alice tak menggubris sama sekali ketiga lelaki itu.

David mengetuk pintu lagi sambil bersiul agar Alice datang. Tetapi dibalas oleh sikap acuh Alice seperti biasa jika ada Jason. Dengan wajah pecicilan, Aron mengetuk pintu keras-kera, "Alice cepetan kesini!"

Teman-teman Alice yang sekarang ini berada di kelas mulai melirik Alice bingung. Kenapa ia tak mau mendatangi tiga lelaki idaman itu?

Refasha mendekatkan tubuhnya ke arah Alice, "Al, dipanggil tuh. Dateng gih," kata Refasha setengah berbisik.

"Iya, dateng aja dulu. Siapa tahu kitkat green tea gratis lagi. Lumayan, buat cemilan," saran Cindy.

Alice kembali memutar bola matanya sambil menyipitkan mata. "Kenapa enggak lo aja sih? Mau kitkat nya, 'kan?"

Tanpa ba-bi-bu, Aron dan David memasuki kelas Alice lalu membawa paksa Alice dengan mencekal lengan Alice.

"Ih Aron! Sakit! Lepas!" kata Alice sambil mendelik seraya berjalan dengan paksa.

"Lo juga kenapa ikut-ikutan?" Kini delikan mata Alice berpindah pada mata cokelat David.

"Nurut aja ya, Adik kelasku yang baik dan cantik," jawab David sambil tersenyum lembut.

"Gembel," desis Alice menyipitkan mata.

Akibat Aron dan David, kini Alice sukses keluar kelas dan bertemu dengan Jason. Tak lupa dengan cekalan tangan milik Aron dan David yang masih bersinggah di lengan Alice.

"Mau lo apa sih?" tanya Alice gusar pada Jason.

"Enggak apa-apa sih, kayak biasanya." Dengan gerakan tangan yang lembut, Jason mengeluarkan kotak pink seperti biasanya dari balik punggungnya.

Jason lalu memberikan kotak pink itu kepada Alice seraya tersenyum, "Buat kamu."

Dengan sigap, Alice mengambil kotak tersebut. "Makasih," jawabnya gusar.

"Ih kalian berdua lepasin gue gitu kek. Sakit!" geram Alice pada Aron dan David.

Mereka berdua lalu melepaskan genggamannya dari lengan Alice sambil cengengesan.

"Yaudah kalo gitu kita pergi aja yok, Ron. Kita lagi ganggu suasana banget," kata David jahil sambil melirik Alice.

"Yok. Ke Pak Somad. Perut gue laper," jawab Aron yang selalu kompromi dengan David.

"Dadah kalian berdua. Semoga hari kalian menyenangkan," goda David sambil tersenyum jahil dan mulai menggiring Aron untuk pergi dengan rangkulan di bahu.

"Jangan lupa bahagia ya," tambah Aron sambil melambaikan tangan. Mereka kini pergi.

Karena suasana mulai sepi. Jason garuk-garuk tengkuk akibat salah tingkah. Ia mulai berdeham dan membuka percakapan, "Kamu bentar lagi ulang tahun ya?"

Alice yang sebelumnya memperhatikan sekitar dengan wajah kesal membalas dengan gusar.

"Iya. Emang kenapa?" tanya Alice dengan nada menantang sambil sedikit menaikkan dagu.

" 'Kan aku kasih hadiah kamu tiap hari. Trus, ya itu 'kan hadiahnya buat hari yang biasa-biasa aja. Eh engga biasa deng, 'kan ada  kamu," kata Jason sambil tersenyum dan menatap Alice dalam.

Alice mundur satu langkah ke belakang menjauhi Jason sambil memutar bola matanya. "Terus?"

"Aku mau tanya aja sih. Kamu mau aku kasih hadiah apa waktu nanti kamu ulang tahun?" tanya Jason bernada lembut kepada Alice.

Alice terbelalak kaget. "Emangnya lo diundang sama siapa?"

"Sama Tante Rena," jawab Jason santai.

Dalam hati, Alice agak kesal dengan mamanya yang selalu mengundang orang yang tidak termasuk dalam list orang yang diundang milik Alice.

"Jadi, kamu mau minta hadiah apa?" ulang Jason seraya tersenyum. Dia memang tak bisa berhenti tersenyum jika ia sedang berada di dekat Alice. Jantungnya selalu berdebar-debar.

Alice mulai menaikkan satu alisnya, "Lo beneran nanya ini ke gue?"

"Iya," jawab Jason mantap.

Alice mulai berpikir. Kerutnya di dahi mulai muncul. Akhirnya ia menemukan ide cemerlang untuk mengerjai Jason.

"Lo beneran 'kan mau ngasih gue kado yang gue omongin ke elo?" tanya Alice sekali lagi.

"Pasti," jawab Jason.

"Oke. Gue mau tanda tangan Avril Lavigne. Gue mau yang asli dari dia sendiri. Bukan copy-copyan dari internet." Alice mulai tersenyum bahagia. Jason sedang berpikir.

"Udah ah gue mau masuk kelas." Alice beranjak pergi dari hadapan Jason. Tak lupa dengan senyum kemenangan yang barusan ini menghiasi bibirnya.

A/n

[20 Nov 2016]

Halo gengs

Setelah lama gak update karena aku hiatus, akhirnya aku update juga yey! Maaf lama banget update chapternya. Semoga suka ya!  Dan ini udah setengah cerita untungnya. Huft. Jadi, kemungkinan besar Gone chapternya sampe 70 an. Pray for me :') btw aku bener2 usahain update buat kalian though besok ada ulangan bio yang kata kelas lain memiliki soal yang sangat mendetil dan mematikan :")

Jangan lupa vomment ya! Komen bakal kubales satu satu kok. Aku ramah dan selaw kok, tenang aja :v yaudah i'll see you soon!

Salam astagadragon,
Delia

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang