33 : Jauh di Hati

191 19 22
                                    

Hey guys!
Check my new story called
'Untouchable Words'
You can see how Alice and Audrey (Alice&Alicia's cousin) so clever and the reason why soon as you read that.

And also don't forget about my short story
'Unbroken Reachable'

You will love it.

Kiiara - Gold

"Latihannya udahan aja ya! Gue capek!"

Alice bangkit dari tempat duduk khusus yang digunakan untuk bermain drum. Ia lalu menguap dan kembali berjalan.

"Katanya mau nyanyi lagunya RAN yang Dekat di Hati?" kata Jovin dengan lesu sambil memegang kepala menggunakan kedua tangannya.

"Jazz Indo mulu apalan lo. Udah kelas sebelas harusnya banyak belajar. Bukan belajar lagu terus. Apalin aja tuh rumus kesetimbangan disosiasi. Belum tahu 'kan itu apaan?"

Alice melanjutkan aktivitasnya. Yaitu memasukan stick drum kesayangannya ke dalam tas ransel warna abu - abu miliknya.

"Emangnya semester satu ada pelajaran itu, Al?" tanya Josh yang mulai garuk - garuk tenguk kepala.

"Lo nakut - nakutin gue tahu nggak, Al!" kata Luke yang heboh sendiri. Heboh menyadari nanti ia mendapat nilai jelek untuk yang keberapa.

"Ya enggak pelajaran kelas sebelas semester satu sih. Pelajaran buat kelas sebelas semester dua."

Teman - teman Alice langsung membelalakkan matanya mendengar perkataan Alice.

"HAH?!"

"Lo udah belajar gitu tentang gitu - gituan? Apatuh Keseimbangan Dosis?" kata Nate sambil menunjukkan air muka tak mengerti.

"Kesetimbangan disosiasi."

"Ya pokoknya itu lah!"

"Udah."

"HAH?!"

Mereka kembali menganga untuk kesekian kalinya.

"Ah masa. Palingan lo boong sama kita - kita. Ya nggak, Jov?" kata Luke sambil menunjukkan wajah serius ang tampak menggelikan ke arah Jovin.

"Nah bener. I'll give you one point!" kata Jovin sambil menunjuk Luke menggunakan jari telunjuknya lalu menepuk - nepuk kedua tangannya. Tak lupa memasang wajah serius nan meyakinkan. Seperti biasanya.

"I'll give you one point.. Bu Eka 'kan yang suka ngomong gituan? Durhaka lo pada!" kata Josh heboh.

"Ih tapi gue beneran belajar itu! Serah deh kalo lo lo lo pada enggak percaya sama gue," jawab Alice tak peduli.

"Mana buktinya?"

"Disosiasi tuh penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana. Kalo derajat disosiasi tuh perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula - mula. Contoh aja, misal ---,"

"Oke kita percaya. Enggak usah dilanjutin." kata Luke sambil menunjukkan wajah tak kuasa mendengar ocehan yang terdengar seperti bahasa asing atau bahasa alien di telinganya.

"Yaudah gue balik ya, capek. Udah jam lima sore nih. Gue mau bocan," kata Alice sambil memakai ranselnya pada satu lengan saja.

"Lho katanya lo janji nanti kita bakal nyanyi RAN yang Dekat di Hati?" kata Jovin lesu.

"Nanti gue nyanyi sendiri di rumah. Kalian nyanyi aja tanpa gue. Alay banget pinginnya sama gue mulu. Jangan kangen gitu dong."

"GAADA YANG KANGEN SAMA LO!"

"Yaudah ya kalo gitu. Gue pergi. Awas aja nanti di grup ngemis - ngemis biar gue balik ke sekolah. Awas ya!"

Alice masuk rumah dan segera berganti baju. Kemudian makan, mengerjakan PR, nonton televisi, dan sekaang ia berbaring di kamarnya. Sudah jam tujuh malam. Waktunya ia hibernasi dan bangun  untuk belajar pada tengah malam.

Namun, kali ini ia belum tidur.

Ia masih sibuk di kamarnya dan bermain dengan ponselnya. Seketika itu juga, ia mendengar pagar rumahnya yang besar dan kokoh itu terbuka. Ia langsung bangkit dari ranjangnya dan mengecek siapa yang datang.

Setelah membuka korden jendela, Alice mengembangkan senyumnya. Hatinya kembali berpacu dengan cepat. Ia lompat - lompat kegirangan.

Sem dengan sepeda gunungnya memasuki rumah Alice. Alice menjadi salah tingkah. Ia mulai berkaca di depan cermin. Ia merapikan rambutnya yang berantakan karena habis tiduran di kasurnya.

Entah mengapa, karena ia menyukai Sem, ia menjadi sering bercermin. Tidak seperti biasanya.

Setelah bercermin, ia cepat - cepat membuka pintu kamarnya. Ia melihat di bawahnya, Sem sedang menjabat tangan Rena dan Reza. Ia lalu bersandar pada pembatas yang ada di balkon dalam yang ada di rumahnya. Ia dapat mendengar Sem berkata apa.

"Tante, Om," kata Sem menjabat tangan mereka berdua.

"Eh, Sem. Rapi - rapi gini mau kemana sih?" tanya Reza pada Sem sambil tersenyum.

"Ya gitu deh, Om. Eh Alicianya ada nggak?"

Seketika itu wajah Alice langsung pucat. Semangatnya menurun drastis. Bahkan sirna.

Sirna karena tersisip kata Alicia di dalam kalimat Sem.

"Oh, ada tuh di kamarnya. Nanti tante panggilin. Mau kemana sih? Mau dating?" tanya Rena pada Sem.

Untuk kesekian kalinya lagi, hati Alice tertusuk dalam. Seperti ada trisula milik lucifer  yang menusuk - nusuk hatinya.

"Ya gitu deh, Tante."

"Dasar anak kecil kalian berdua," kata Reza sambil tertawa. Disusul oleh tawa Rena dan Sem.

Saat tertawa, Rena menyadari keberadaan Alice di balkon yang sedang memperhatikan mereka.

"Eh Alice. Tumben kamu enggak tidur. Ngapain di situ?"

Alice langsung tergagap. Apalagi, Sem sekarang juga melihat ke arahnya.

"Oh, a -aku.."

Alice garuk - garuk kepalanya yang tak gatal.

"Emm aku senam sih he he he. Tapi senamnya udah cukupan kok. Yaudah aku balik ke kamar ya. Mau tidur."

Alicia membuka pintu kamarnya lalu menutupnya kembali. Ia bersandar pada daun pintu yang telah ditutupnya.

Ia kini duduk dan menenggelamkan kepalanya pada lutut yang ditekuknya. Ia kemudian mendongakkan kepalanya dan mengambil gitar putih yang selalu terposisi di sudut kamarnya.

"Iya, Jov. Gue tadi janji bakal nyanyi lagu tadi."

Alice mulai memetik dawai gitar dengan perlahan. Mengalunkan melodi sehingga muncul harmoni yang lembut di dengar. Ia lalu menyanyikan lagu. Seperti kebiasaannya, ia selalu mengganti lirik lagu agar cocok dengan perasaan hatinya.

Aku di sini dan kau disini

Slalu berjumpa via langsungan

Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini dekat di sini

Kita memandang langit yang sama

Dekat di mata namun jauh di hati

A/n

[16 September 2016]

Halo guys!

Kusempetin hari ini update nih. Mumpung besok hari sabtu yakan. Iya maaf iya chapter ini pemdek. Tapi emang plot nya gitu gengs. Jangan lupa doain aku buat UHT ya. Biar nilai ku bagus :v

Jangan lupa juga vomment! Komen bakal kubales satu satu kok :v aku sangat ramah dan asique lho :v

Yaudah gitu aja cuap2nya. Have a nice day!

Salam Belajar UHT,
DELIA YANG LELAH UHT

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang