18 : Maaf dan Doggy

533 25 0
                                    

Zayn Malik - Like I Would

Suasana mulai mencengkam.

Alice bolak - balik menggigiti bibir bagian bawahnya.

Ia meremas dan memilin roknya diam - diam. Memilinnya sekuat tenaga.

Ia hanya bisa diam. Mati kutu.

Ken tampaknya berpikir tidak - tidak. Ia hanya menyetir mobil dalam diam. Tidak seperti biasanya. Ia selalu bercanda gurau dengan Alice.

Tak ada pembicaraan sedari tadi. Sedari mereka memasuki mobil.

"Ken."

Alice mulai memberanikan bicara. Ia tak suka dengan suasana canggung seperti ini.

"Hm?"

Ken menjawabnya singkat tanpa melihat Alice. Ia terlihat sedang fokus pada jalan. Sebenarnya ia dihantui dengan rasa cemburu.

"Kamu marah sama aku?"

Alice semakin memilin kuat roknya. Tangannya mulai berkerigat. Ken berpikir sejenak. Ia terdiam beberapa detik.

"Enggak."

Bohong. Sedari tadi Ken berpikir apa yang dilakukan Alice di dalam kelasnya tadi. Bertatapan dan perpegangan tangan dengan lelaki lain? Itu sungguh membuat Ken salah paham.

"Bener?" tanya Alice memastikan.

"Iya," jawab Ken tanpa melihat Alice. Hanya jalanan yang ia lihat. Seakan - akan ia tak mau melihat Alice.

"Kamu enggak salah paham, 'kan?" tanya Alice gugup. Ia masih ragu antara jawaban Ken dan warna di wajah Ken.

Ken terdiam. Ia tak menjawab satu kata pun.

"Ken, aku bisa jelasin."

Tak ada suara lagi dari Ken.

"T-tadi aku dijegal sama dia! Dia suka ngikutin aku terus. Itu akal - akalannya dia Ken. Masa kamu nggak percaya sama aku?" kata Alice. Buliran air mata mulai terbendung di pelupuk mata Alice. Kenapa Ken-nya tidak percaya padanya?

"Aku enggak tau, Al," kata Ken ragu. Ia tak menggunakan panggilan 'Asha' pada Alice lagi.

"Ken. Kamu kira aku bohong?"

Ken hanya terdiam. Ia ragu. Bukannya dia cemburu sebenarnya, tapi sebenarnya apa yang dilakukan Alice dengan lelaki itu?

"Ken, aku jujur. Ngapain aku bohong sama kamu?" Alice mulai mengeluarkan bulir air matanya.

Ken lalu menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Alice menangis. Ia tak tahu mengapa Ken tidak percaya.

Ken lalu menyeka air mata Alice menggunakan ibu jarinya.

"Asha jangan nangis. Aku ikut sedih," kata Ken sambil tersenyum.

"Lagian kamu enggak percaya sama aku," kata Alice yang masih menangis sambil sesekali sesenggukan.

Ken lalu memeluk Alice. Ia mengelus - elus puncak kepala Alice. Ia mendekapnya erat. Alice tetap menangis di dada bidang milik Ken. Air matanya membasahi kemeja seragam milik Ken.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang