29 : Laporan Bimbingan Konseling

218 18 0
                                    

Flume - Say It

Reno mulai berjalan menuju ke depan kelasnya. Langkahnya yang tegas sampai - sampai tak terdengar akibat riuh ramai kelas yang mengisi udara.

"Guys! Diem dulu! Ada yang mau gue omongin!" kata Reno sambil membentuk tangannya seperti kerucut agar suaranya terdengar lebih keras.

Teman - temannya mulai terdiam dan memperhatikan Reno.

"Nah okay. Thanks, Bro." Reno mulai merapikan kerah baju seragamnya.

"Kali ini classmeeting nya 'kan lomba tarik tambang sama akademik, kira - kira yang mau ikut lomba akademik siapa nih? Pesertanya cuma satu orang."

"Luke! Luke! Luke!" teriak Candra yang duduk di pojok belakang kelas. Luke langsung menoleh ke arah Candra.

"Lo mau ngejekin gue apa gimana, Can?" kata Luke dengan wajah datar. Seantero kelas tertawa riang mendengar perkataan Luke.

"Alice lah! Gimana sih," kata Cindy pada Reno. Ada panas dalam hati Reno. Ah, dia suka kekanak - kanakan.

"Iya, Alice aja!" kata Salsa mendukung.

"Y-yaudah deh Alice yang lomba akademik!" kata Reno dengan terpaksa.

"Yang lainnya lomba tarik tambang ya! Lima belas orang! Yang lainnya jadi suporter alay aja!"

Alice berjalan menuju multimedia di sekolahnya, karena lomba akademiknya berlangsung di sana. Ia mulai membuka pintu multimedia. Ternyata, Alice adalah orang yang terakhir datang.

Ia melihat Sem yang sedang duduk di meja yang paling depan. Sem memang sangat ambisius tentang pelajaran.

Hati Alice kembali berpacu seperti biasanya. Ia mulai tak kuat berjalan karena sarafnya melemah seketika. Ia jadi mulai salah tingkah.

Ia sebenarnya ingin duduk si sebelah Sem. Tetapi, di sebelah Sem sudah ada lelaki yang duduk di sebelahnya. Perempuan itu mengembuskan napas agak lesu.

Alice kemudian mulai mengambil tempat duduk di sebelah perempuan berkucir kuda yang sedang membaca buku untuk persiapan lomba.

Perempuan yang sebangku dengan Alice itu tampak kaget dengan kedatangan Alice. Ia melihat Alice dengan menganga.

Alice yang menyadari dirinya dilihati melemparkan senyum canggung ke arah perempuan itu.

"Gina," kata gadis itu sambil mengulurkan tangan kepada Alice.

Alice menjabatnya seraya berkata, "Alice."

"L -lo itu Alice yang muridnya Bu Feda bukan?" tanya Gina dengan wajah tampak kagum dan menganga.

"Iya, tapi wali kelas gue itu Pak Ari," kata Alice sambil memulas senyum.

"L -lo bener - bener keren banget! Tahu nggak? Bu Feda sering ceritain lo dari kelas ke kelas pas Bu Feda ngajar. Lo, lo bener - bener genius! Gue ngefans sama lo!" kata Gina dengan wajah tampak kagum. Alice yang mendengarnya hanya memulas senyum sambil menampilkan wajah bingung.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang