10 : Biang Gadung

721 26 0
                                    

Hello guys!
Check my other story called
'Rainy' in my profile.
You will love it

Kelas milik wakil ketua OSIS itu, Jason, sedang jam kosong. Jam kosong memang membuat semua murid kegirangan, tetapi seembrak tugas menumpuk diberikan oleh guru Bahasa Indonesianya untuk mengarang sebuah teks.

Bukannya mengerjakannya, laki-laki yang mengikuti ekskul basket itu bersama temannya asyik bermain. Ya, seperti biasanya.

Jason menimang-nimang sebuah kotak berwarna pink pastel itu di depannya. Tentu saja sudah berisi kitkat green tea.

"Ini kira-kira Alice bakal suka nggak, ya?" tanya Jason pada kedua teman dekatnya, Aron dan David.

"Gue yang cowok aja suka, Jas. Apalagi si Alice," kata David sambil tersenyum kuda.

"Kalo gue lihat sih dia 'kan tomboy. Masa Alice suka pink?" timpal Aron sambil merebut kotak yang dibawa Jason dan mulai menyapu pandangannya ke arah kotak itu.

"Dia tomboy?" tanya Jason pada temannya tersebut. Tetapi pandangannya tak lepas untuk melihat tiap inci kotak tersebut.

"Ah pasti dia suka lah, 'kan biasanya cewek suka pink. Isinya juga kitkat green tea kesukaan dia juga," kata Jason sambil menaikkan alisnya dan kemudian menurunkannya lagi.

"Terserah lo deh kalo gitu," jawab Aron sambil sesekali menulis kata-kata untuk tugas yang diberikan oleh gurunya tersebut.

"Ah lo sama David tolong kasihin ke Alice dong, biar dia nggak bakal tau," kata Jason pada Aron sambil menggeprak meja dan menutupi kertas yang sedang ditulis Aron.

"Gue?" kata David sambil menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

"Gue?" tambah Aron sambil menyingkirkan tangan Jason dari kertas yang sedang digarap olehnya.

"Siapa lagi kalo bukan kalian berdua, temanku yang baik hati?" kata Jason sambil memasang wajah dengan sudut bibir yang tertarik dan membentuk senyuman dengan panggilan yang berbeda pada temannya agar mereka luluh.

"Lagian nih, ini kan bentaran lagi udah jam istirahat, jadi lo gampang 'kan ngasihinnya," kata Jason sambil membuka telapak tangan David yang mengepal dan menaruhkan kotak di tangannya.

"Bilang aja lo males," kata David sambil sedikit menyipitkan matanya tanda kesal.

"Males ketemu komplotannya Seva kali," kata Aron sambil fokus menulis tugasnya. Aron memang sangat ambisius dalam pelajaran.

"Berisik, diem aja lo," kata Jason sambil tidak lagi memalingkan pandangannya ke belakang, bangku Aron, dan kembali memandang ke arah depan.

"Kasian banget tuh Seva lo gituin. Dia pasti udah menye-menye gitu tiap malem. Huhuhu," kata David sambil mengikuti suara tangisan anak kecil.

"Diem aja lo, njir," kata Jason makin kesal.

"Udah sana kasihin ke Alice," kata Jason sambil mendorong teman-temannya keluar pintu. Ia melakukannya karena jam istirahat telah berdering.

"Iye-iye," jawab David dan Aron bersamaan.

Mereka lalu berjalan-jalan sambil membawa kotak pastel itu. Mereka lalu menemukan seorang perempuan yang mereka cari yang terlihat sedang duduk-duduk sambil berbincang-bincang dengan temannya.

David dan Aron lalu saling bertatapan dengan mengembangkan senyum kegirangan sambil berkata, "Alice!"

Mereka lalu menghampiri perempuan itu sambil berlarian dan berhenti sejenak untuk mengusap keringatnya dan kemudian memberikan kotak itu kepadanya.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang