11. Tiga Teman Jane
"Gue cuman ingin memastikan," Milo menggantungkan kalimatnya ketika menarik rem tangan ke atas, membuat Jane yang sedaritadi membuang wajah ke arah luar mobil menoleh ke arahnya. Mobil yang dikemudikan oleh Milo telah berhenti tepat di lapangan parkir depan sebuah club malam. Club yang sama seperti saat Milo mengejar Rara hingga masuk ke dalam.
"Gue lagi sama Jane atau Rara sekarang?"
Jane bersungut kesal. "Jane, lah!"
"Okey, gue percaya kalo lo adalah Jane karena kalo lo itu Rara, dia nggak bakal seganas ini."
"For God's sake, please stop comparing me with her! Gue ya gue, Rara ya Rara!"
"Terserah, gue nggak peduli juga," jawab Milo kemudian bergerak keluar mobil, membuat Jane semakin geram. Cewek itu turut melakukan hal sama kemudian menutup pintu mobil dengan kencang. Tak dia pedulikan tatapan tajam Milo saat dirinya melenggang tak peduli ke antrian tanpa meminta maaf sedikit pun. Salah cowok itu sendiri menganggap bahwa dia akan bertingkah seperti Rara. Tak akan pernah! Dia ada karena bentuk protektif diri yang dibentuk oleh Rara. Meski dia masih belum juga yakin bagaimana semuanya bisa terjadi, satu yang pasti, Jane harus melindung Rara.
"Lo tau? Gue bisa aja aduhin lo ke polisi kalo mobil gue sampe rusak gara-gara tingkah bebal lo itu," gertak Milo yang sudah mensejajarkan langkah. Mereka kini berdiri bersisian menuju antrian pintu masuk.
Jane menggidikan bahu. "Terserah, gue nggak peduli juga," katanya, mengulang ucapan Milo. Milo melotot kesal, cewek di sampingnya ini benar-benar menguras emosi. Kenapa juga dia berpikiran mau ke sini?
Setelahnya, mereka pun berdiri mengantri. Keduanya sama sekali tak bersuara. Milo sudah malas untuk berujar karena hanya akan berujung dengan pertikaian seperti tadi sementara Jane memilih sibuk dengan pemikirannya. Cewek itu datang ke sini dengan pakaian yang tak biasa. Kaos panjang dan rok selutut. Demi dunia dan segala isinya, setiap ke sini dia tak pernah memakai pakaian tertutup! Apa tanggapan ketiga temannya nanti yang sudah pasti telah berada di dalam?!
"Apa lo nggak salah kostum pake baju kayak gitu ke sini? Terakhir gue liat lo, lo dandan terlalu glamour kayak tante-tante saweran dan sekarang, lo pake kostum yang sangat Rara," Milo kembali membeo ketika keduanya telah dipersilahkan masuk ke dalam. Jane hanya mendengus tak peduli, dia segera melangkah lebih cepat menuju kursi kosong di meja bartener. Cewek itu langsung memesan gelasnya yang biasa dan bartener yang menjaga di sana pun dengan senang hati membuatnya. Bartener itu pun beralih ke arah Milo, menanyakan pesanannya dengan kode tatapan mata.
"Jus jeruk aja."
"Jus jeruk?" Jane mengulang kemudian ber-pfft ria. "Baby boy."
"Gue nggak minum," dalih Milo tak tersinggung sama sekali. Baginya, kesehatan nomor satu. Dia juga tak merokok walaupun di antara kelima sahabatnya itu ada yang merokok. Jika dia sakit, dirinya akan merepotkan Sheren, Om, dan juga tetangganya. Lebih baik mencegah dibanding mengobati.
"Up to ya, gue nggak peduli. Sekarang, di mana temen gue ya?" Jane mengakhiri kalimat dengan pertanyaan retoriknya.
Pandangannya ia buang ke seluruh penjuru, mencari sosok tiga temannya yang selalu hadir setiap hari dari club ini buka sampai tutup. Mereka itu tipikal anak orang kaya yang tak tahu harus membuang uang jajannya ke mana. Alhasil, inilah pilihannya. Tapi, Jane tak peduli dengan seberapa kaya mereka sehingga sering mentraktir minuman Jane. Dia lebih peduli keloyalan mereka dalam berteman. Jane pernah dengar suatu ketika salah satu dari mereka membuat masalah hingga membawa polisi untuk terlibat. Bukannya menjauhi masalah, dua yang lainnya justru memilih turut terlibat atas nama kesetiaan kawan. Memang terdengar seperti orang bodoh tak berakal, tapi bagi Jane, itu ikatan pertemanan yang keren. Jarang-jarang 'kan ada yang mau diajak susah bersama?
KAMU SEDANG MEMBACA
TCP [2] : "Reflection"
Teen FictionMasa SMA Milo awalnya seperti yang dia rencanakan. Datang pagi, menegur Citra dan Jati yang akan selalu meramaikan kelas dengan debat tak mutu, duduk di kursi kedua dari depan, belajar dengan giat, menuruti segala perintah guru, berkumpul dengan lim...