Reflection - Tiga Belas

5.4K 547 57
                                    

13. Diam dan Hening

        Perubahan besar terjadi setelahnya. Milo kembali duduk di depan bersama Dibo, tak lagi duduk di antara Citra dan Jati. Milo lebih banyak diam sejak tiga hari yang lalu. Bahkan pertanyaan-pertanyaan penting pun hanya dijawab anggukan atau gelengan. Dia baru akan berbicara jika ada guru yang harus berbincang dengannya, selebihnya? Milo akan diam membisu. Terhadap Dibo sekali pun.

        "Mil, lo sakit ya?" tanya Gege yang langsung datang ke kelas temannya itu. Sudah tiga hari pula Milo tak muncul di group chat atau kantin tempat biasa mereka berkumpul. Hal ini membuat kelimanya khawatir. Terlebih lagi Galih. Cowok itu mulai menyangkut pautkan keheningan Milo ke peristiwa saat itu. Namun, dia tak menemui titik terang. Banyak plot hole yang terjadi, seperti: "siapa sebenarnya Jane?". Galih sampai mencari nama panjang Rara ke ruang BK dan Tata Usaha untuk memastikan. Namun, yang dia dapatkan adalah Kemara Utami bukannya Rara Jane seperti yang ia pikirkan.

        Seperti yang tiga hari ini dia terapkan, Milo menggeleng. Fokusnya berada di buku cetak biologi padahal saat ini telah memasuki jam istirahat kedua. Waktunya untuk makan siang dan Milo belum makan sama sekali setelah sarapan roti.

        "Mil, kantin, yuk," ajak Galih yang dibalas gelengan. Cowok itu masih dengan diam mengambil kotak bekalnya dari laci meja kemudian membukanya, pertanda bahwa dia tak mau ke kantin dan akan makan di kelas saja. Kelimanya pun mengangguk pasrah.

        "Kalo gitu, kita ke kantin ya, Mil. Kalo mau nitip LINE aja, oke?" cuap Reza yang direspon anggukan. Kelimanya pun berjalan keluar beriringan setelah Galih dan Jared pamit ke komplotan Jati yang hendak berjalan ke luar—Gege dan Reza kurang akrab dengan Jati cs—meninggalkan Milo dan Rara yang tinggal berdua di kelas.

        Rara pun sama. Ada perubahan besar dalam dirinya. Seperti, Rara yang banyak diam tiba-tiba menjadi bawel mendadak. Citra selaku sahabatnya sampai bingung dengan kelakuan Rara. Namun, hal ini juga membuat Citra senang bukan kepalang. Citra menganggap bahwa Rara kini telah benar-benar bangkit dari keterpurukannya.

        Tapi, tidak dengan Milo.

        Itu bukan Rara. Dia Jane. Dari gelagatnya, Milo sudah mengetahui bahwa Rara belum kembali dari mengembara. Ini pula sebab yang membuat Milo lebih baik diam. Ia teringat dengan perkataan Jane saat terakhir mereka berjumpa. Saat di mana Jane berujar tak akan membiarkan Milo tenang sedikit pun. Dan, Jane telah berhasil. Milo jadi tak tenang memikirkan Rara. Bagaimana jika Jane mulai mengambil alih secara terus menerus tubuh Rara sehingga sosok Rara tak akan kembali selamanya? Dia masih punya banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Termasuk tentang deja vu. Meski sudah lama tak merasakannya, Milo masih ingin menyibak semua semut hitam dan putih dari layar video kehidupan tersebut.

        "You know who I am, is it true?"

        Milo yang sedang mencoba melahap bekalnya langsung menghentikan aktivitas tersebut. Ia mengangguk sedikit sebagai jawaban kemudian kembali melanjutkan acara makan siangnya. Cewek itu mengganggu di saat yang sangat tak tepat. Milo benar-benar berharap bel masuk berdering saja saat ini juga.

        Terdengar kekehan pelan dari bibir cewek yang duduk di baris paling belakang itu. "You know me too well, Darl."

        Alih-alih mengangguk atau menggeleng, Milo lebih memilih untuk diam dan melanjutkan kegiatan makan siangnya. Diam. Cuman ini cara ampuh untuk melawan Jane. Kalau dia membalas, otomatis kelas akan semakin gempar akibat perseteruan mereka. Lagipula, semakin mereka berdebat, itu sama saja menjuruskan Milo ke kubangan masa lalu. Jane sangat membahayakan.

        Merasa tak dipedulikan, Jane pun berpindah tempat. Cewek itu berlenggak-lenggok menuju deretan meja di bagian depan, lalu duduk di kursi persis di depan Milo. Jane duduk menghadap Milo, menaruh lengannya di atas meja dan menangkup dagunya dengan kedua telapak tangan. Bibir mungilnya yang dilapisi lip gloss menyeringai nakal. Tentu saja ini tak akan bisa meruntuhkan aksi diamnya Milo.

TCP [2] : "Reflection"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang