Reflection - Dua Belas

4.7K 535 32
                                    

12. Lullaby

        Suara ketukan pintu yang berasal dari pintu utama membuat Sheren langsung menyelonong turun dengan cepat dari kamarnya. Sejak mendapati bahwa abangnya itu belum sampai terlebih dahulu dari dirinya, Sheren merasakan ada firasat yang ganjil. Dia merasa sesuatu sedang terjadi dan hal itu pun membuat dirinya tak bisa tidur sebelum melihat kondisi abangnya.

        Dan, benar saja. Milo dengan pandangan kosongnya menjadi pemandangan mengejutkan ketika Sheren membukakan pintu.

        "Abang?!" pekik Sheren ketika mendapati tubuh Milo yang langsung jatuh di hadapannya. Cewek itu dengan perlahan langsung memapah anggota keluarga satu-satunya ke dalam lalu didudukan ke sofa. Sheren panik seketika. Abangnya masih tak juga berbicara dan semua ini membuatnya dilanda rasa takut. Halusinasi itu pasti kambuh lagi. Dia harus menelepon Dokter Via.

        Namun, belum sempat ia melangkah ke telepon rumah yang tak jauh dari tempatnya berpijak, lengan miliknya keburu dicekal oleh Milo. Sheren menoleh, menatap lega Milo yang akhirnya bergerak.

        "Kenapa, Bang?" tanya Sheren lembut sambil mengelus pelan lengan abangnya.

        Milo terdiam sejenak sebelum akhirnya berujar lemah, "Tolong nyanyiin gue lagu yang biasanya."

        Sheren memandang miris dengan senyuman kecil di bibirnya. Milo tak pernah meminta dinyanyikan lagu jika kondisinya masih bisa dia tangani sendiri. Namun, sekarang cowok itu memintanya. Tubuh Sheren terasa diiris pelan-pelan. Begitu perih melihat abangnya dengan kondisi mengenaskan ini. Jiwanya terluka akibat luka lama. Meski dia tak melihat secara langsung kejadian saat itu karena Sheren masih berumur tiga tahun, Om-nya telah menceritakan keseluruhan kisah yang terjadi. Bagaimana Milo dibentak, dihina, ditindas oleh ibunya sendiri. Sheren mengatur napasnya, mencegah diri untuk tak menangis. Ia harus kuat. Mereka berdua harus kuat.

        Didekapnya Milo ke dalam rengkuhannya. Sheren mencium kening Milo dengan sayang sebelum mulai menyenandungkan nada dari sebuah lagu penenang lainnya. Lagu ini memiliki efek besar untuk Milo karena saat Ibu mereka dalam kondisi menyayangi Milo, beliau akan menyanyikan lagu ini sebagai penghantar tidur.

        "Hush my love now don't you cry. Everything will be allright. Close your eyes and drift in dream. Rest in peaceful sleep."

        Bisa dirasakan bahwa Milo membalas pelukannya. Sheren menyunggingkan senyuman sejenak sebelum melanjutkan bait selanjutnya. "If there's one thing I hope I showed you. If there's one thing I hope I showed you. Hope I showed you."

        "Just give love to all. Just give love to all. Just give love to all." Kini Milo angkat suara meski samar-samar. Sheren mulai menumpahkan air matanya tak kuasa. Ia menarik napas lamat-lamat. Hidupnya berat dengan semua ini tapi tak seberat apa yang Milo rasakan. Abangnya selalu menjadi alasan untuk Sheren tetap menjalani hidup dengan selayaknya. Milo selalu ada jika dia membutuhkannya. Milo selalu bisa menjadi sosok pengganti orang tuanya. Milo selalu bisa memberikannya limpahan kasih sayang yang luar biasa. Milo, keluarga satu-satunya yang paling ia cintai.

        "Oh my love ... in my arms tight. Every day you give me life. As I drift off to your world. Rest in peacefull sleep. I know there's one thing that you showed me. I know there's one thing that you showed me. That you showed me."

        "Just give love to all. Lets give love to all," Milo kembali mengikuti nyanyian adiknya. Mata cowok itu akhirnya terpejam tenang beberapa saat setelahnya. Deru napasnya sudah mulai teratur. Suara-suara pengganggu itu telah lenyap dihempas lantunan lagu penenangnya. Jiwanya telah kembali ke semula. Milo sudah bisa melengkungkan sedikit senyuman. Ia semakin mempererat pelukan bersama adiknya lalu perlahan tertidur dibalur kehangatan.

        Sheren menyelesaikan lagunya dengan suguhan mimik wajah tidur dengan damai milik Milo. Cewek itu merenggangkan pelukan kemudian memosisikan abangnya agar tidur dengan nyaman meski di atas sofa. Tak lupa dia berikan selimut setelah mengambilnya dari kamar. Sheren menggenggam tangan abangnya erat, menciumnya sayang, lalu kembali menatap wajah abangnya.

        Ini sudah jelas. Sudah sangat pasti dengan tingkat kepercayaan 100%. Ini semua karena cewek itu. Ini semua karena Rara. Mulai detik ini juga, Sheren akan melindungi abangnya dari sosok itu.

-----------------------------------
a/n:

Haiii, maaf ya ini dikit banget part-nya. Bahkan nggak sampe 1000 words, hm.

Anywaaaay, mohon maaf lahir batin ya! Ini lebaran pertama gue bersama kalian para warga wattpad! Tahun lalu gue masih jd reader, wkwk.

Mohon maaf kalau cerita aku (cielah, pake aku) ngebuat kalian gondok atau menghujat dalam hati karena jelek atau apapun itu. Mohon maaf kalau ada salah kata karena aku manusia yang nggak sempurna. Sempurna itu hanya milik Allah SWT. O:)

Walau besok lebaran, kita punya kabar duka dari Madinah, kota yang dilindungi Allah, Irak, Jeddah, dan tempat-tempat lainnya. Ada bom yang meledak dan memakan korban.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan InsyaAllah diterima di surga Allah, aamiin.

#PrayForArabSaudi
#PrayForIraq
#PrayForBangladesh
#PrayForPalestine
#PrayForSolo
Dan, #Pray lainnya untuk seluruh tempat yang dirundung teror.

Selamat lebaran!

P.S:
Gue mau hiatus sampai europhia lebaran selesai. Mau menikmati nastar dan putri salju! #TimNastar #TimPutriSalju #THRDatang

Lagu: Creed - Lullaby

Lots of Love,
Sarrah.

TCP [2] : "Reflection"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang