Devil King

1.6K 105 0
                                    

Sambil mengayuh sepedanya yang mulai memasuki area perumahan tempat sekolahnya berada, Lilly melamun. Baru kali ini Mahesa tak berangkat ke sekolah naik sepeda dengannya. Sepeda laki-laki itu Lilly lihat masih berada di garasi rumahnya tadi pagi. Namun ibunda Mahesa berkata bahwa anak semata wayangnya itu sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Melihat salah satu sepeda motor ayah Mahesa tak ada di garasi rumahnya, Lilly tahu mengapa sepeda Mahesa menggantikan posisi sepeda motor itu di sana.

Tumben banget Mahe naik motor, ucap Lilly dalam hati. Nggak ngajak-ngajak gue lagi, lanjutnya. Lilly geleng-geleng kepala saat pemikiran negatif hinggap di benaknya.

"BRMMM!!!"

"Masih pagi jangan ngelamun woy Liliput!"

Lilly kaget. Ia menoleh, lalu melihat sebuah mobil CRZ putih yang jendela kirinya terbuka. Di balik kemudi, Theo tersenyum jahil sambil memutar setir untuk membelokkan laju mobilnya ke arah sepeda Lilly.

"Eh eh! Mau ngapain lu mepet-mepet ke gue?" tanya Lilly sambil mengayuh sepedanya dengan panik.

"Hahahaha have a nice day!"

Dengan sengaja, Theo menyerempet sepeda Lilly dan membuat gadis itu jatuh di trotoar perumahan setelah sepedanya menabrak beton. Mobil Theo melaju kencang meninggalkan Lilly dan menghilang di balik tikungan yang menuju gerbang sekolah.

"GUE BALES LU NTAR!"

****

Semangkuk bakso yang ada di tangan Theo tengah menjadi sasaran niat jahil Lilly. Lilly menghitung mundur dalam hati, menunggu Theo akan menyimpan mangkuk itu di mejanya dan pergi ke kantin penjual minuman yang selalu dipadati siswa-siswi untuk membeli sebotol air mineral.

"Tiga... dua..." Theo menaruh mangkuknya, lalu melesat pergi meninggalkan makanan itu. "Yes!" seru Lilly.

Lilly mendekati mangkuk bakso Theo, lalu sambil celingak-celinguk, sebotol cuka serta sambal dituang ke sana.

Dia nggak tahu kalo gue jauh lebih pinter dari dia, ungkapnya dalam hati.

Melihat Theo sedang membayar minumannya, Lilly segera pergi meninggalkan meja itu dan duduk di sebuah bangku yang tak jauh dari sana.

Lilly telah duduk manis di tempatnya dan siap untuk menyaksikan pertunjukan seru ketika Theo kembali ke mejanya. Tanpa ada rasa curiga karena melihat Lilly tak jauh dari tempat duduknya tengah tersenyum jahil padanya, Theo yang masa bodoh pada gadis itu menyantap bakso serta kuahnya dengan lahap.

"UHUK! UHUK!"

"Hahahahaha makan tuh bakso!"

Lidah Theo mengecap rasa tak karuan atas bakso yang dilahapnya barusan. Kerongkongannya pun serasa dimasuki racun yang membakar dan membuatnya batuk-batuk. Ia segera membuka sebotol air mineralnya dengan paksa, lalu menghabiskan isinya sampai setengah. Di hadapannya, Lilly tertawa puas.

"Oh jadi elo yang ngerjain gue?!" seru Theo sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Hahahaha sukurin! Suruh siapa nyerempet sepeda gue tadi pagi?! Cabe rawit itu emang kecil, Yo, kayak gue, kecil, tapi PEDES! Hahaha." Lilly terus tertawa puas tanpa merasa waspada karena Theo tengah mendekatinya dan akhirnya berdiri di hadapannya dalam jarak dekat.

"Lo bener. Pedes banget, Lil. Pedes. Nih, pedesnya kayak gini."

Theo melingkarkan tangannya di pinggang Lilly, dan membuat gadis itu kaget atas perlakuannya. Tak butuh tenaga banyak bagi Theo untuk menggendong paksa tubuh mungil Lilly, lalu mendudukkannya di tempat duduknya barusan.

"Eh eh lo mau ngapain? Heh! Lepasin!" Lilly memberontak dari dalam dekapan Theo yang tenaganya terlalu besar untuk dilawan.

Sambil mendekap Lilly dengan salah satu tangannya, Theo mencoba menyuapkan paksa bakso dengan rasa tak karuan itu ke mulut Lilly dengan tangannya yang lain. "Cabe rawit harus rasain pedesnya cabe, dong."

"Nggak, Yo! Nggak mau!" Lilly menjauhkan wajahnya dari sendok Theo.

"Kuahnya mau gue kotorin ke baju lo, kena mata lo karena nggak sengaja lo berontak, atau lo buka mulut lo biar semua aman-aman aja?" ancam Theo.

"I... iya iya," jawab Lilly yang kemudian membuka mulutnya dengan pasrah, dan sesendok kuah mengerikan masuk ke sana.

"UHUK! UHUK! Gila! Racun! UHUK!" Giliran Lilly yang batuk-batuk dan membuat Theo tertawa puas.

"Enak kan, Lil? Pedes?" tanya Theo puas.

"Raja iblis lo emang!" seru Lilly seraya berdiri.

"Dan elo ratunya," balas Theo ketika Lilly melangkah pergi.

Langkah Lilly hampir tertahan sebelum akhirnya menggeleng-gelengkan kepala untuk memfokuskan diri dan akhirnya pergi karena ucapan terakhir Theo.

Mungkin maksud Theo, ratu iblis itu, musuhnya raja iblis, pikir Lilly.

Date The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang