Are we officially dating?

1.8K 106 3
                                    

"Wah sialan lu, Yo!"

Ketika game latihan hampir usai, Rangga berlari mengejar Theo yang baru saja memerosoti celana basketnya karena iseng. Banyak orang dibuat tergelak oleh keisengan Theo pada Rangga. Sekarang dua teman dekat itu saling berkejaran sebelum akhirnya Rangga berhasil menggapai Theo dan hendak menjitaknya.

"Eh eh, berani lo sama angkatan tua?" ancam Theo untuk melindungi diri.

"Hahaha iya iya kagak, sori sori, damai damai," ucap Rangga yang akhirnya tak jadi menjitak Theo.

Kini malah Theo yang menjitak Rangga dan laki-laki itu pasrah saja balas di-bully oleh temannya. Keduanya pun memutuskan duduk di tepi lapangan untuk beristirahat.

"Eh gue ngeliat lo berubah lho Yo, sekarang," ujar Rangga ketika selesai meminum isi tumbler-nya.

Theo hampir tersedak air mineral yang tengah ia minum. "Berubah apaan gue?" tanya Theo heran.

"Lo nggak nyadar sama sekali? Heh, elo tuh jadi jail banget sekarang! Oke, elo emang jadi ceria dan lebih banyak ketawa, tapi gue nggak ngerti kenapa itu satu paket sama jailnya elo!" seru Rangga sambil mendorong Theo.

"Hahaha wah? Masa sih? Ya gue lagi pengen jail aja sama orang. Emang kenapa? Hahaha."

"Itu emang seru, tapi kadang lo jailnya nyebelin juga, kayak tadi! Dan lo jadi kayak gini sejak kenal si Liliput. Dia kan, ratunya jail."

Pandangan Theo langsung teralih pada Lilly yang sedang menjadi bagian dari kerumunan tim basket putri di tengah lapangan. Mereka beserta Coach Dani tampak serius membahas sesuatu, dan Lilly menyimaknya dengan baik. Senyum Theo mengembang melihat sosok yang diam-diam ia akui memang lucu dan manis. Matanya tak bosan menatap perempuan yang jarang melepas ikat rambutnya itu.

"Sebelum lo dateng, Lilly itu jailnya lebih-lebih dari sekarang," lanjut Rangga.

Theo mengalihkan perhatiannya pada Rangga. "Wah? Beneran?"

"Iya. Tapi, sejak final turnamen kemaren, dia nggak sejail dulu lagi."

Kedua alis Theo terangkat, sesuatu membuatnya penasaran. "Yang tim putri jadi runner up itu? Emang ada apa sama dia?"

"Dia ngelakuin sesuatu yang fatal di menit-menit terakhir turnamen. Sejak saat itu, dia agak berubah."

****

Lilly belum lelah berlatih three point meski sejak tadi belum ada bola yang masuk ke ring. Kabar mengenai pertandingan terdekat yang disampaikan Coach Dani barusan memacu semangatnya untuk berlatih three point lebih keras agar bisa menebus kesalahannya pada sang pelatih.

Sebuah pertandingan persahabatan memang akan digelar bulan depan. Namun pertandingan itu bukan sembarang pertandingan bagi tim basket putri SMA Satria Bangsa – sekolah Lilly. Sebab sekolah mereka akan berhadapan dengan SMA Tunas Krida yang diberi cap sebagai musuh bebuyutan. Sepanjang SMA Satria Bangsa bertemu dengan SMA Tunas Krida dalam berbagai jenis pertandingan atau turnamen, sekolah Lilly belum pernah menjadi pemenang. Jika tidak kalah, maka skor akhir pertandingan akan seri. Maka, Lilly ingin sedikit menebus kesalahannya dengan membawa kemenangan pada tim sekolahnya dan berhasil melakukan three point dalam sebuah kesempatan di pertandingan nanti.

Tanpa Lilly sadari, Theo yang belum angkat kaki dari lapangan terus memperhatikannya sejak sesi latihan basket berakhir lima belas menit yang lalu. Sambil berdiri di belakang Lilly, ia melipat tangannya di dada.

"Lo nggak boleh shooting dengan emosi, Lil," ucap Theo yang akhirnya membuat Lilly sadar bahwa masih ada anak basket lain di lapangan selain dirinya.

Date The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang