9. Realita

1.1K 84 9
                                    

Conan Edogawa PoV

Akhirnya hari pertandingan itu tiba. Aku berangkat sekolah dengan penuh semangat.

"Kau tampak sangat bersemangat, Conan-san," ucap Ayumi saat melihat wajahku yang bersemangat.
"Ya, dan aku akan menangkap Kid kali ini! Aku tak akan kalah!" Aku menjawab dengan ambisius.
"Semoga sukses, metantei-san," tanggap Haibara disampingku, dengan nada setengah menyindir.
"Heh. Aku harus membuat Kid dan Corbeau tahu bahwa aku seorang detektif yang patut ditakuti, selain itu aku akan memastikan Heiji-niisan tak menang," balasku dengan antusias.

Malam sebelumnya...

"Kudo, kau akan datang esok kan?" tanya Heiji melalui telepon.
"Bukanlah ini sangat malam untuk kau menelpon, Heiji?" tanyaku heran.
"Aku hanya memberitahumu bahwa aku akan memenangkan pertandingan esok," ucapnya dengan semangat. Mau duel ya?
"Baiklah, aku akan pastikan aku yang menang esok!" balasku tak kalah semangat. Aku memastikan suaraku tidak terlalu nyaring agar ibu tidak bangun. Hehehe.

Ai Haibara PoV

"Sepertinya detektif Osaka itu memancingnya," gumamku dalam hati.

Kami tiba di sekolah. Saat kami memasuki sekolah, aku merasakan aura hitam itu lagi.

"Makasih Akechi-san. Aku akan serius sekolah!" terdengar suara Kevin dari arah belakang. Sebuah mobil merah tampak berjalan meninggalkan sekolah. Aura itu juga menghilang tiba-tiba setelahnya.
"Chotto matte! (Hey, Tunggu)" teriak Kevin berlari ke arah kami.

"Kevin-san!" Genta melihat kehadiran Kevin.
"Hi Genta-san, Mitsuhiko-san, Ayumi-chan, Conan-san dan Haibara-san. Siap untuk sekolah?" tanya Kevin antusias. Anak ini... Dia termasuk beberapa yang serius belajar. Bahkan bahasa Jepangnya menjadi fasih dengan cepat semenjak dia masuk. Sepertinya dia seorang quick-learner.
Aku tak mendengarkan jawaban yang lain, lebih tepatnya malas. Aku segera berlalu menuju kelas, meninggalkan mereka yang sedang asyik bercakap-cakap.

Aku melihat ke arah kalender kelas sejenak dan aku tersadar sesuatu. Kudo!

Ran Mouri PoV

Sudah lama semenjak Shinichi mati... Aku masih belum bisa melupakannya. Hari ini adalah hari dimana dia mati karena kasus apapun yang hebohnya dia meninggalkanku.

Shinichi...

Hari ini aku akan berkunjung ke makam Shinichi bersama ibunya. Biasanya aku juga akan mengajak Conan, namun sepertinya dia akan sibuk menghadapi Kid malam ini.

Ah, Conan-kun. Dia mengingatkanku akan Shinichi. Kemampuannya seperti seorang Sherlock Holmes, intelejensinya, dan bahkan dia semakin mirip Shinichi saat dia tumbuh besar.

"Permisi," ucap seseorang mengetok didepan pintu.
Aku segera pergi ke depan pintu dan melihat seorang laki-laki paruh baya, mungkin sedikit lebih tua dibanding usiaku.
"Apakah ini tempat Detektif Mouri?" tanya orang itu.
"Iya, kenapa?" jawabku heran.
"Saya mencarinya," balas orang itu.
"Sebentar," balasku dan aku melihat ayah sedang tidur di meja kerjanya.

"Ayah, bangun!" ucapku mencoba membangunkan ayahku. Aku berusaha membangunkan ayahku ini.

"Hmm... Apa?" tanyanya setengah sadar.
"Ada seorang klien," balasku.
"Apa? Dimana dia?" tanya ayahku bersemangat. Maklum, semenjak Conan pindah ke rumah Kudo, dia menjadi jarang mendapat klien.

Sementara ayah berbicara dengan klien, aku menyiapkan sajian.

Setelah menyajikan sajianku, aku memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk menemui Ibu Shinichi yang kutemui beberapa hari lalu.

Sebelum ayah pergi bersama kliennya, aku meminta izin untuk mengunjungi ibu Kudo dan dia mengizinkan.

Aku pergi ke rumah Kudo...

"Eh, siapa itu?" gumamku saat melihat seseorang dengan pakaian jas warna hitam sedang mengantarkan sebuah paket di depan rumah Kudo. Setelah itu dia pergi menuju mobil yang cukup tua, sepertinya Porsche.

Aku mendekati rumah itu dan melihat tidak ada orang disana. Aku menekan bel.

Tampak ibu Kudo keluar.

"Hi Ran-chan. Osashiburi dane. (Lama tak berjumpa)" ucap Ibu Shinichi seraya membuka pintu rumah.
"Sashaburi dasne, Yukiko-san." ucapku membalas.
"Ada apa datang ke rumah Shinichi?" tanya Bu Yukiko.
"Umm... Hari ini..." ucapku terbata.
"Ah... Ya, jangan ingatkan aku..." ucap Bu Yukiko menahan air matanya.
"Kau ingin kesana?" tanya beliau.
"Iya," jawabku menyeka air mata yang mulai meleleh.

Conan Edogawa PoV

"Kau sibuk siang ini?" tanya Ayumi dengan serius saat jam pulang tiba.
"Kenapa?" tanyaku heran. Haibara menyenggolku, memberi isyarat ke arah kalender.

"Umm... Aku sepertinya akan sibuk hari ini," balasku setelah memahami maksud Haibara.
"Kamu akan pergi berkencan dengan Haibara?" tanya Genta dengan frontal.
"Barou! Hari ini adalah..." ucapanku tertahan. Mengatakan kematian dirimu meskipun kau masih hidup terasa sangat konyol.

"Hari ini adalah hari kematian Shinichi Kudo, sang Detektif dari Timur," balas Haibara dingin.
"Eh? Kenapa kau tidak bilang?" tanya Mitsuhiko heran.
"Aku tak sanggup," jawabku serius. Akupun pergi meninggalkan kelas.

Aku datang ke pemakaman. Disana ada Ran, Heiji, Kazuha dan Ibu. Perlahan aku datang mendekati pemakaman itu.
"Kau harus tabah, Ran-chan," ucap ibuku terisak. Dia sangat pandai akting seperti biasa.
"Hanya saja dia tidak pernah memberitahu apapun tentang kasus yang dihadapinya. Dia meninggalkanku bertahun-tahun tanpa kepastian... Kenapa Shinichi? Kenapa?" ucap Ran dengan sedih.
'Karena aku tak ingin kau terluka.'

Saat aku akan melangkah masuk, aku melihat seseorang dengan pakaian hitam. Saat orang itu menatap ke arahku, aku langsung menyadari siapa dia, Mojito.

Dia berjalan mendekatiku lalu memintaku mengikutinya ke sebuah gang kecil. Aku permisi sebentar dan semuanya mengizinkan, meski Ran tampak tidak terima. Aku mengikuti dengan hati-hati.

"Kau memecahkan kodenya?" tanyanya dengan tajam.
"Iya," balasku serius.
"Jadi, sekilas kau mengatakan bahwa kau mengawasi kami semua dan kau memintaku menjaga Sherry. Namun, kau juga menyiratkan bahwa pesanmu bermaksud agar aku hati-hati, bahwa lawan-lawanku bergerak. Mojito, jika diartikan ke dalam bahannya yaitu Rum Putih, Gula, Limun, Air Soda dan Mint.

Jika Rum Putih diartikan dengan kata 'Putih', artinya kau sebenarnya teman. Rum adalah minuman alkohol yang bisa diminun langsung pada kualitas tinggi, maksud keseluruhannya adalah Teman Terpercaya.

Lalu Gula artinya manis, dan semua hal baik adalah manis. Maksudnya kau Baik.

Untuk Limun yang berasa asam, maksudnya kau melakukan semuanya dibawah keterjepitan. Situasimu tidak menguntungkan dan kau mencoba mencari bantuan.

Sementara Air Soda adalah air karbonasi. Kau mencoba menguapkan sesuatu.

Dan Mint yang berasa pedas maksudnya adalah kejahatan.

Teman baik yang terpercaya dalam kesulitan menghancurkan sebuah kejahatan. Benarkan, Mojito-san?" tanyaku serius.

"Heh. Kau bahkan membaca maksud namaku. Luar biasa," balas Mojito dengan sorotan mata serius.

"Tapi, satu hal. Doshte? (Mengapa)" tanyaku.

"Mengapa nama itu?" tanyanya balik.
"Mengapa kau mencoba menggunakan nama itu?" balasku lagi.

"Karena aku bisa menghindari masalah saat tuanku mengetahui," balas Mojito.
"Bagaimana kalau kau buka saja topeng itu, Mojito?" tantangku.
"Heh. Aku tak bisa melakukannya," balas Mojito.
"Begitu ya," balasku diam.

"Karena kau sudah membongkar kodeku, aku akan beri kau sedikit informasi tentang Shinso. Aku yakin kau akan tertarik," tawarnya kepadaku.
"Shinso? Kau tahu mereka?" tanyaku tak percaya.
"Aku lebih menyebutnya aku sangat mengenal mereka. Ini adalah nama pemimpin mereka," ucap Mojito seraya menyerahkan secarik kertas kepadaku.

Si Bodoh dari Owari.

Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang