Tembakan secara beruntun terdengar didekat ruangan itu. Meskipun tidak ada jendela, suara dari luar masih bisa menembus ruangan itu.
"Apakah ada adu senjata dekat sini?" gumam Jodie-sensei. Conan langsung
"Dengarkan sensei!" kalimat Jodie-sensei membuat semua anggota menatap Jodie-sensei.
"Kalian semua berpencar dari ruangan ini. Rapat dicukupkan. Berhati-hati dengan siapapun yang kalian temui. Jangan lengah dan jangan panik! Bisa dimengerti?" perintah yang tegas itu mendapatkan sebuah anggukan dari para anggota.
"Bubar!"
Ya. Mereka semua berpencar ke berbagai penjuru. Memang, mereka mencoba melarikan diri dari kemungkinan terbunuh dengan kebenaran yang mereka dapat. Menyebar ke berbagai penjuru, mencoba terlihat tidak mencurigakan.
"Menyebalkan," gumam seseorang di lantai 4 gedung tua yang berhadapan dengan sekolah itu. Kacamata yang dia pakai dia lepaskan, jatuh dari atap gedung itu. Dia menatap lawannya yang saat ini berdiri di gedung sebelahnya. Lawannya mengeluarkan sebuah pistol kecil.
DOR! DOR!
Dengan gesit dia menghindari semua peluru yang ditembakkan lawannya. Dia berusaha untuk mendekat ke lawannya, hanya saja serangan beruntun dari lawannya mempersulit hal tersebut.
"Kau boleh merusak sniper ku, tetapi aku akan patahkan kaki dan tanganmu untuk itu!" ucap laki-laki itu. Lawannya terus menyerang dan dia berusaha mendekat, hingga akhirnya dia bisa mulai menyerang. Lawannya menghindar ke belakang dan terjadi adu pukul. Saat mereka sedang saling menahan tangan, sebuah peluru melesat, mengenai tangan kiri laki-laki itu.
"Argh!"
"Ini selesai, Peluru Mati!" ucap lawannya, dan dengan segera sebuah pukulan melesat ke tubuhnya, tetapi dihalangi oleh tangan seseorang.
"Assassinate," ucap lawan dari laki-laki itu. Orang yang dipanggil Assassinate hanya tersenyum. Dia menyerang laki-laki itu dengan kaki kanannya dan lawannya menghindar.
"Bukan hal bagus untuk mengganggu pertempuran, Assassinate," ucap seseorang dari posisi yang sedikit jauh. Assassinate menyiapkan pistolnya.
"Katakan itu pada dirimu sendiri, D," ucap Assassinate kepada lawannya. D tersenyum seraya mengarahkan tembakan jarak jauhnya.
"Kau mau menguji kemampuanku?" tanya D. Assassinate tersenyum dan menurunkan pistolnya."Mau bagaimanapun. Aku tahu kalian berdua. D dan agen BIN Soebardjo," ucap Assassinate kepada D dan lawan yang pertama kali bertarung dengan Peluru Mati yang membuat agen BIN terkejut.
"Jangan anggap aku remeh, pak BIN," sindir Assassinate.
"Kau..," agen itu berdiri dan bersiap untuk bertempur.
"Tahukah hal paling menarik dari semua pertempuran ini?" D dan agen BIN menatap ke arah Assassinate yang melontarkan pertanyaan itu."Apa?" tanya agen BIN Soebardjo.
"Kita bertarung di siang hari dan tidak ada yang terlalu mengambil perhatian," komentar Assassinate. D tersenyum."Kau menyadarinya berarti ya?" tanya D, siap menembak pelatuk.
"Awalnya aku tidak mengerti, tapi ternyata licik juga kalian. Bukan, kau, D," jawab Assassinate seraya tersenyum."Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya D. Assassinate tersenyum, diiringi dengan gedung yang mulai mengeluarkan ledakan. Assassinate mengeluarkan glider dan membawa Peluru Mati kabur bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]
FanfictionFanfic Detective Conan/Case Closed + Magic Kaito [CoAi/ShinShi] Setelah 9 tahun telah berlalu, Conan -dengan bantuan para intelejen dari berbagai negara- berhasil menyelesaikan kasus Black Organization. Semua anggota berhasil di tangkap atau di bunu...