28. Hanged

487 37 0
                                    

Pesawat Jet X itu mendekatkan diri dengan helikopter mereka. Conan tahu, Deathbringer tidak akan main-main dengan perkataannya.

"Aku tidak akan menyetujui permintaannya," ucap Haibara kepadaku, kepada kami Detective Boys. Aku tersenyum, karena aku tahu betapa keras kepalanya dia. Namun, ancaman Deathbringer masih membuatku berpikir keras.

"Kalian sebaiknya dengarkan saja dulu kakak itu. Deathbringer tidak pernah sembarangan dengan pergerakannya, karena dia termasuk orang yang terlalu kalkulatif. Tipikal merusak rencana dengan memikirkan secara berlebihan," saran dari M sembari membuka pintu saat Jet X tepat berlalu diatasnya, memberi jalan bagi Deathbringer untuk masuk. Conan dan teman-temannya menatap tajam orang itu, namun Haibara menyadari ada yang berbeda dengan Deathbringer yang sebelumnya mereka temui.

"Aku rasa kita bisa melewatkan semua perkenalannya kan? Aku akan langsung saja. Alasan aku meminta kau membuat sebuah obat adalah untuk menyingkirkan salah satu musuh paling berbahaya bagiku. Sebagai gantinya, aku akan beri jaminan keselamatan Ayumi, dan pemimpin Shadow Walker maupun Shinso tidak akan bisa menyentuh perempuan itu," tawar Deathbringer to the point. Haibara menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Apa bukti jaminanmu? Aku tidak tahu bagaimana kau, seseorang yang sedang berada di sini, dan pastinya seorang musuh bagi Shadow Walker, dilihat dari kamu bekerjasama dengan musuh-musuh mereka, dapat menjamin keselamatan temanku yang mereka tangkap," tanya Haibara penuh selidik. Conan mengangguk setuju, karena jelas sekali Deathbringer tidak memiliki bukti kuat apapun yang menjamin keselamatan Ayumi.

"Ah, aku tidak suka bermain transparan. Sebagai seorang swasta yang bekerja untuk keuntungan, aku tidak suka transparansi, yang mengancam bisnisku," jawab Deathbringer yang diiringi dengan tawa. Detective Boys  menatap orang menyebalkan itu dengan geram. Kalau bukan karena dia mungkin memiliki trigger untuk membunuh Ayumi, mereka akan menghabisi orang itu, sekarang juga.

"Aku akan tunjukkan sesuatu, yang membuktikan kalau aku dapat dipercaya," ucapnya dengan senyuman gelap yang menghiasi bibirnya. Wajahnya yang sebagian besar tertutup topeng, membuat orang itu tidak bisa dikenali persis. Conan langsung melontarkan perintah.

"Buktikan!" ucap Conan serius. Deathbringer mengeluarkan sebuah alat dari sakunya, dan alat itu menciptakan sebuah gambar hologram dengan Ayumi dan ruangan dia menjadi tahanan saat ini. Namun, yang menarik adalah tidak adanya tanda-tanda Shadow Walker di tempat itu.

"Aku akan beritahu sebuah informasi rahasia terkait lokasinya saat ini, dengan syarat kalian mau setuju dengan permintaanku," tawar Deathbringer. Conan menatap tajam ke lawan mereka itu.

"Bagaimana kami yakin, jika hologram itu adalah asli?" tanya Conan penuh selidik. Detective Boys menyetujui pernyataan Conan, dan menatap tajam ke arah Deathbringer yang tertawa.

"Aku tidak akan memaksa kalian untuk percaya. Tapi, aku beri kalian peringatan. Aku beri waktu hingga akhir dari perang Shadow Walker dengan para agen untuk memutuskan apakah kalian bersedia untuk melakukan kerjasama denganku. Kalau kalian menolak, aku dan rekanku akan memastikan nyawa perempuan itu melayang," jawab Deathbringer dengan ancaman. Dia segera membuka pintu helikopter lalu terjun bebas yang membuat semuanya, kecuali M, terkejut.

Saat mereka melihat apakah orang itu masih hidup, sebuah pesawat melintas di bawah mereka. Pesawat itu tak lain adalah Jet X yang membawa Deathbringer.

"Aku tunggu keputusan kalian," suaranya dapat terdengar dengan jelas di telinga Conan dan teman-temannya. Suara itu berasal dari radio mereka.

"Apakah kita harus mematuhi tawaran itu, atau bagaimana?" gumam Conan pelan setelah menyadari situasi yang mereka hadapi. Jika Deathbringer bersungguh-sungguh dengan ancaman itu, maka usaha mereka ke London akan sia-sia. Tapi, membantu seseorang yang sebelumnya menyerangmu itu... ah, tidak mungkin mereka akan melakukannya begitu saja.

Sementara itu, sebuah pesawat yang terjadwal tiba di London mengalami detour. Seorang laki-laki dan rekan perempuannya, ralat, pacarnya, tampak bosan dengan pengalihan rute mendadak itu. Lelaki yang bosan itu mengeluarkan kartunya, menampakkan sebuah kartu bridge. Sementara itu, seorang laki-laki tua yang duduk di belakang mereka hanya tersenyum tenang, meski dia tahu tuan muda di depannya sedang tidak senang.

"Bagaimana ini Kaito? Katanya kau berjanji membawaku ke Bell Tower di London," keluh perempuan yang duduk di samping laki-laki yang memainkan kartu. Laki-laki yang awalnya terlihat bosan itu mengeluarkan senyumnya.

"Kita pasti akan sampai London, Aoko. Tenang saja," balas laki-laki bernama Kaito itu dengan senyumannya. Perempuan bernama Aoko itu hanya menghela nafas berat, namun Kaito mencoba menghiburnya hingga perempuan itu akhirnya tersenyum.

Di seberang dua sejoli itu, ada seorang laki-laki sedang mengawasi mereka. Seorang laki-laki dengan penampilan bangsawan negara Inggris, dengan rambut emasnya yang ditata dengan rapi. Laki-laki itu membuka halaman buku favoritnya.

"Kau beruntung, Kid, karena perempuan itu tidak pernah melihatmu," gumamnya dengan sebuah senyuman. Saat itu pula, orang itu menyadari, bahwa salah satu rivalnya ada di pesawat yang sama. Rivalnya, seseorang yang menyukai laba-laba.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu di tempat yang tidak biasa seperti ini," gumamnya dengan senyuman, "apakah kau mengincar Kid hingga ke tempat ini? Apakah ada sesuatu yang menarik di London?"

Di Tenerife, setelah Conan dan rekan-rekannya melewati daerah itu, sebuah pesawat jet masih berkeliling di tempat itu. Dalam pesawat itu, terlihat Deathbringer yang sedang meminum teh, dan seseorang yang lain sedang memegang kemudi.

"Apakah perempuan itu akan mati?" tanya laki-laki yang mengemudi.

"Sebenarnya, mati atau tidak, selama Haibara membuat obat itu, tidak akan menjadi masalah. Kita memperlukan obat itu, sebagai safety fail," jawab Deathbringer santai, "namun, jika dia mati, maka perempuan naif itu mau tidak mau akan tunduk kepada kita. Aku tidak suka membunuh, tapi aku rasa kita perlu melakukan ini," lanjutnya.

"Artinya perempuan itu akan mati?" tanya laki-laki yang mengemudi, sekali lagi, dengan pertanyaan yang hampir sama.

"Secara teori, dia akan mati. Namun, firasatku berkata lain, seakan ada dua orang lain yang akan menjadi tumbal di tempat perempuan itu," jawab Deathbringer. Orang yang mengemudi tertawa, lalu dia mengaktifkan mode autopilot dengan tujuan ke London.

"Sip kalau begitu, berarti ini waktunya kita beraksi," ucap orang itu. Deathbringer menatapnya dengan sedikit heran.

"Kau menikmati momen orang akan menderita, akan mati?" tanyanya. Orang itu hanya tersenyum.

"Meskipun aku membencinya, demi dunia yang lebih baik, aku akan berusaha menikmatinya."

Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang