Haibara membuka matanya, dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang dia tidak ketahui siapa.
"D," ucap orang berpakaian hitam. Orang dengan pakaian gelap dan topeng yang melindungi Haibara, yang dipanggil D, itu menatap kepada orang berpakaian hitam.
"Kau sangat brutal ternyata, Assassinate," ucap D, yang menembakkan sebuah peluru yang menghancukan peluru orang berpakaian hitam. Suaranya terdengar seperti semi-robot, menandakan ada pengubah suara yang dipakainya."Aku kira kau seorang sniper," ucap orang yang berpakaian hitam dan dipanggil Assassinate.
"Itu adalah hal yang aku paling kuasai. Bukan berarti aku tidak bisa melakukan adu pistol kan?" balas D.
"Heh, boleh juga alasanmu," jawab Assassinate. Kedua belah pihak hanya menatap tajam satu sama lain. Assassinate menutupkan senjatanya ke dalam saku."Aku tahu ceritamu dan kemampuanmu. Kami tidak bisa melawanmu. Hanya Peluru Mati yang bisa," ucap Assassinate lagi. D hanya tertawa kecil.
"Kalau kalian pergi tanpa bertempur, aku akan membiarkan, hanya kali ini saja," ucap D yang membuat Assassinate dan rekan perempuannya terkejut.
"Bukan sesuatu yang aku tebak dari D," komentar Assassinate dengan wajah tersenyum. Dia melangkah keluar bersama temannya. Haibara hanya terdiam, bingung dengan semua yang terjadi. Setelah mereka keluar, D berbalik menghadap Haibara."Syukur kau selamat. Aku tahu mereka dari Shadow Walker dan mengincar data APTX. Kau memberikannya pada mereka ya?" tanya D. Haibara hanya terdiam.
"Tenang saja, mereka tidak akan bisa mendapatkan data itu," ucap D lagi sebelum berjalan keluar. Tepat di depan pintu, dia melempar sebuah amplop ke Haibara. Haibara menerima amplop itu dengan wajah bingung.
"Itu untuk jendela yang ku pecahkan," ucapnya seraya menunjuk ke kaca retak di salah satu sisi rumah Hakase. D pun menghilang dari pandangan Haibara.Haibara mencoba memproses apa yang terjadi. Dia baru saja nyaris dibunuh oleh orang berkode nama Assassinate dan diselamatkan orang dengan nama D. Hanya saja, Haibara merasa dia mengenali semua orang itu, meskipun mereka sepertinya menggunakan pengubah suara. Siapa mereka, dan mengapa mereka menjadi terlibat dengan hal ini?
Conan tiba-tiba masuk. Dia melihat Haibara yang masih bingung dan sedikit shock serta Hakase yang terluka. Conan sadar, dia terlambat.
"Haibara! Hakase!" ucap Conan mencoba menyadarkan mereka akan keberadaannya. Hakase mulai membuka matanya. Haibara tersentak dari alam bawah sadarnya. Keduanya menatap kepada Conan. Conan bernafas lega dan langsung mendekati mereka."Apa kalian terluka?" tanya Conan mencoba memastikan keadaan Haibara dan Hakase. Haibara langsung sadar bahwa Hakase terluka dan segera mendatanginya. Demikian pula Conan. Meski pikiran mereka sibuk dengan diri mereka masing-masing, Haibara dan Conan bekerja sama untuk mengobati Hakase.
Setelah Hakase dibawa ke kamarnya, Haibara berjalan kembali ke kamarnya, namun ditunggu oleh Conan di depan pintunya, menghalangi jalannya masuk.
"Menyingkir, tantei-san!" perintah Haibara. Conan tidak bergeming.
"Siapa mereka?" tanya Conan.
"Bukan urusanmu," jawab Haibara datar. Conan menatap tajam Haibara.
"Bukan urusanku? Kau pikir aku bisa diam mengetahui kau diserang oleh salah satu dari mereka?" tanya Conan dengan nada sedikit lebih tinggi. Haibara diam, bersamaan dengan kedatangan para Detective Boys ke tempat mereka.Setelah mereka menutup ruangan itu dan menutup retakan jendela, yang sebenarnya akibat ulah D menerobos masuk, agar tidak diketahui apa yang akan mereka bicarakan, mereka berkumpul di ruangan tengah rumah Hakase.
"Ceritakan, Haibara!" perintah Conan menutut Haibara seraya menghentakkan meja dengan tangan kanannya. Mitsuhiko langsung menegur Conan, "Conan-san! Kau harus tahu kalau dia shock setelah diserang!"
"Kalau dia diam, kita tidak akan siap mereka datang!" balas Conan emosi.
"Aku tahu," balas Mitsuhiko, "tapi kau harus bisa mengatur-" kalimat Mitsuhiko dipotong oleh Kevin yang berbicara sambil duduk disamping Haibara.
"Haibara-san, are you actually alright?" tanya Kevin dengan serius. Mitsuhiko melihat hal itu dan mencoba menahan emosinya. Haibara masih diam.
"Just tell us, we can help," ucap Kevin mencoba meyakinkan Haibara supaya berbicara. Mitsuhiko menahan kepalan tangannya. Meski dia tahu fakta Haibara, sebagian hatinya masih menginginkan perempuan itu.
"Please, Haibara-san, trust us. We cannot help if we don't know," ucap Kevin memohon dan Haibara mulai menghela nafas berat."Fine," ucap Haibara dengan nada lemah. Semuanya, kecuali Kevin dan Haibara, tidak percaya bahwa seorang Kevin bisa membuat Haibara yang kalau dia tidak akan mau berbicara mau berbicara tentang pikirannya.
"Aku diserang oleh salah satu anggota Shadow Walker. Kau ingat Conan, huruf A? Jawaban kita sudah menampilkan diri. Kode nama orang itu adalah Assassinate, anggota Shadow Walker," ucap Haibara yang membuat semuanya terkejut, kecuali Kevin, yang masih belum fasih Jepang. Kevin tampak mengingat-ingat sesuatu saat Haibara menyebut A, yang mengingatkannya pada kertas A nya. Kevin mengeluarkan kertas itu.
Conan mulai berpikir, ada sesuatu yang dia lewatkan terkait dengan huruf A dan sesuatu itu sedang menyerangnya. A, huruf pertama dari Assassinate. Tapi, itu tidak cukup untuk menjawab baginya. Tunggu dulu, kertas Kevin itu...
"Kevin, kenapa satu sisi kertasmu memiliki A? Aku ingat, saat pertama kali aku tak sengaja mengambil kertasmu dulu, sisi lainnya bukan itu isinya," ucap Conan sebelum dia ingat kalau Kevin tidak fasih Jepang dan bengong mendengar pertanyaan Conan. Luna segera berbisik ke Kevin apa yang dimaksud Conan dan Kevin mengangguk mengerti.
"Arigatou, Luna," ucap Kevin sebelum menjelaskan.
"A is my brother's favorite letter. I cannot describe why, but it seems he takes a lot of pride in it. His life is filled with A. His transcript, his books, his papers. Everything he is involved with must be done in the best way, aka the 'A' way."
(A adalah huruf favorit kakakku. Aku tidak menjelaskan mengapa, tetapi dia sepertinya sangat membanggakannya. Hidupnya dipenuhi oleh A. Transkripnya, bukunya, kertasnya. Semua yang melibatkannya harus diselesaikan dengan cara terbaik, alias cara 'A'.)
Conan mulai berpikir. Jika kakaknya Kevin, David Lukas, sangat menyukai A, jangan katakan kalau dia diberi kode Assassinate dengan singkatan A oleh Shadow Walker. Namun, dia tidak boleh terburu-buru dan harus memastikan itu benar atau tidak.
"Begitu ya," ucap Conan. Conan menghela nafas, mencoba mencari benang merah yang mungkin dia lewatkan.
"Ne, Conan-kun, apa kau menemukan petunjuk untuk Ayumi?" tanya Haibara tiba-tiba, mengejutkan semuanya. Conan tersentak, sadar dia lupa kalau Ayumi diculik organisasi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]
FanfictionFanfic Detective Conan/Case Closed + Magic Kaito [CoAi/ShinShi] Setelah 9 tahun telah berlalu, Conan -dengan bantuan para intelejen dari berbagai negara- berhasil menyelesaikan kasus Black Organization. Semua anggota berhasil di tangkap atau di bunu...