Ame : Hujan
Terdengar retakan kaca. Setelah itu, yang ku saksikan adalah Ayumi mati di depan mata kami. Aku hanya bisa menatap tidak percaya. Selanjutnya aku melihat semua anggota Shadow Walker terkena serangan petir dari langit.
Setelah aku berhasil mengendalikan diriku, aku melihat tempat itu rusak berat dan sebagian terbakar. Hujan menembus atap gudang yang sebelumnya terbakar oleh api. Aku melihat Haibara dan yang lainnya terluka, namun selamat. Aku sendiri terkena sedikit luka dari pertempuran tadi.
"Siapa... siapa yang bisa..." Aku menatap situasi ini dengan tidak percaya. Seseorang mengalahkan seluruh organisasi, tanpa membuat gerakan besar. Aku lihat pasukan FBI dan PSB berdatangan dan juga paramedis yang datang tak lama kemudian.
Sementara kami semua di tangani oleh paramedis, Jodie-sensei mendekatiku untuk memberi sedikit interogasi terkait kasus yang baru saja menjerat kami.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Cool Kid?" tanya Jodie-sensei. Aku menghela nafas sebelum menjelaskan.
"Ayumi diculik oleh Shadow Walker. Kami memutuskan untuk menyelamatkan Ayumi dengan cara kami sendiri dan... kami gagal," ucapku.
"Berapa banyak agen yang kalian temui?" tanya Jodie-sensei.
"Puluhan. Semua terkena petir secara bersamaan," ucapku datar, sebelum menyadari kejanggalan kalimatku sendiri. Petir bersamaan kepada puluhan orang?
"Kau tidak salah lihat kan, Cool Kid?" tanya Jodie-sensei memastikan. Aku mengangguk, meyakinkan diriku. Iya, tidak salah lagi, ada yang janggal dan aku harus menyimpulkan apa yang tidak masuk ke dalam perhitunganku. Tunggu...
"Deathbringer," ucapku, teringat lawanku yang ingin membalas kematian Zieta.
"Siapa?" tanya Jodie-sensei heran.
"Deathbringer, seseorang yang sepertinya banyak mengetahui terkait perang antar organisasi ini. Dia sepertinya juga terlibat dengan kematian Zieta. Dan kemampuan senjatanya adalah menciptakan petir buatan," jawabku memperjelas kalimatku sebelumnya. Jodie-sensei, beserta Akai-san, James Black dan Rei-san yang mendengarkan kami sepertinya dikejutkan oleh apa yang aku katakan.
"Sungguh? Menciptakan petir?" ucap James Black tak percaya. Aku mengangguk, teringat bagaimana dia membuat senjatanya menembakkan petir. Terdengar tidak masuk akal, tetapi aku harus yakin dengan apa yang aku lihat.
"Tantei-san, aku harap kau tidak bercanda," komentar Rei yang mendekati kami. Aku menatap ke arahnya.
"Amuro-san, aku tidak salah dengan apa yang aku lihat," balasku serius. Rei menatapku tajam sebelum melempar pertanyaan lain.
"Namanya Deathbringer ya?" tanya Rei lagi. Aku mengangguk. Ke empat agen itu sepertinya tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Aku menatap ke arah Haibara yang tampak sedih, serta Mitsuhiko dan Genta yang terlihat putus asa. Aku mendatangi mereka, meski kakiku terasa nyeri. Kalau boleh, aku ingin ikut meneteskan air mata, tetapi aku harus tegar demi mereka.
"Kalian tidak boleh bersedih," ucapku kepada mereka. Mereka menatap ke arahku. Mitsuhiko menjadi orang pertama yang mendekatiku dan tanpa ragu mengangkat kerah bajuku yang membuatku terkejut.
"Kau tahu bagaimana rasanya kan? Kau tahu bagaimana rasanya kehilangan orang berharga kan?" ucap Mitsuhiko dihadapanku. Aku tahu, itu ingin aku katakan kepada mereka. Aku sudah kehilangan Ran, dan sekarang Ayumi. Siapa yang seharusnya paling sedih disini?
"Iya," jawabku datar, dingin. Mitsuhiko menggenggam kerah bajuku dengan lebih keras.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak merasa sedih?" tanya Mitsuhiko kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]
FanfictionFanfic Detective Conan/Case Closed + Magic Kaito [CoAi/ShinShi] Setelah 9 tahun telah berlalu, Conan -dengan bantuan para intelejen dari berbagai negara- berhasil menyelesaikan kasus Black Organization. Semua anggota berhasil di tangkap atau di bunu...