"Datang secepat ini?" tanya laki-laki itu kepada seorang laki-laki yang lebih tua. Ruangan gelap itu menyamarkan penampilan keduanya.
"Aku mendapatkan waktu libur lumayan," balas sang kakak. Sang adik hanya menghela nafas.
"Ya kan, kakak melakukannya lagi. Gak baik loh ka," tegur sang adik. Sang kakak hanya meminum sesuatu lalu terdengar kursi berbalik arah, sepertinya kursi putar.
"Antara dunia yang damai dan urusan pribadi, aku memilih dunia damai," balas sang kakak. Sang adik menghela nafas berat.
"Baiklah kak. Aku akan istirahat dulu," ucap sang adik sebelum meninggalkan kakaknya, "selamat malam."
"Malam," balas sang kakak dan pintu ruangan itu ditutup sementara kursi itu berputar lagi.
"Setidaknya, kali ini aku bisa langsung melakukan intervensi. Dan lebih daripada itu, aku yakin Shadow Walker sedang marah besar."
Sementara itu, disuatu tempat yang tidak diketahui, seseorang terdengar sangat kesal. Hentakan meja dan gelas pecah saling bersahutan diruangan itu.
"Sial! Sial! Bagaimana mungkin data APTX bisa menghilang dari seluruh data organisasi?" ucapnya kesal. Satu gelas lagi menerima amarahnya dan disulap menjadi penghias lantai.
"Siapa yang bisa menembus keamanan Shadow Walker? Kalau Anonymous, FBI, CIA dan MI6 saja tidak bisa, maka seharusnya tidak mungkin dibobol!" teriaknya dengan keras di ruangan itu. Dia menghela nafas berat dan melihat ke sebuah nama yang tampil di layar laptopnya.
"Deathbringer!" teriaknya menyebutkan nama yang tertulis di layar itu.
Sore hari selanjutnya, Detective Boys berkumpul di rumah Hakase untuk menyelamatkan anggota mereka, Ayumi. Selain mereka, ada Assassinate, Akechi dan Fairy, bersiap untuk membantu misi penyelamatan mereka. Saat mereka selesai mendiskusikan rencana mereka untuk menyerang Shadow Walker dan melepaskan Ayumi, Haibara berbisik ke Conan sementara mereka mempersiapkan diri.
"Kau sepenuhnya percaya pada mereka?" tanya Haibara, menatap sekilas ke arah Assassinate sebagai isyarat.
"Tidak juga, aku tetap waspada terhadap mereka. Hanya saja, saat ini kita bergantung pada mereka untuk informasi Ayumi," jawab Conan seraya terus berjalan menuju motornya. Semuanya bersiap di depan rumah Hakase.
"Ayo, kita berangkat!" ucap Conan memulai misi penyelamatan. Mereka semua berangkat menuju lokasi Ayumi, dengan mempertaruhkan nyawa mereka dalam misi ini. Dua orang misterius melihat mereka bergerak dari salah satu gedung di Beika.
"Aku mengira mereka akan bermain lebih tenang, tapi ini sangat terlihat," komentarnya. Orang sampingnya hanya menganggukkan kepalanya. Sebuah pedang pendek dengan lingkaran di antara bagian tajam dan pangkalnya dikeluarkan oleh orang yang berbicara, lalu dia mengayunkannya diudara, menciptakan kilatan cahaya.
"Mari kita mulai," ucapnya dan dua orang itu meloncat dari gedung dan menghilang dari pandangan.
"Jadi, apakah waktunya sekarang, Conan-san?" tanya Mitsuhiko yang mensejajarkan motornya dengan Conan.
"Iya, bagi menjadi empat regu dan kita serang gudang itu dari empat arah. Aku akan ambil rute depan seperti rencana, kalian sisanya bagi menjadi tiga tim. Pastikan salah satu dari tiga agen itu ada di setiap tim," jawab Conan.
"Sebenarnya, kenapa kau ingin melakukannya sendirian?" tanya Mitsuhiko heran sekaligus khawatir dengan keselamatan teman sekaligus rival detektifnya.
"Aku sudah sering melawan macam mereka. Kalian perlu bantuan mereka untuk membaca situasi," jawab Conan. Mitsuhiko mengangguk dan mereka berpencar sesuai rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]
FanfictionFanfic Detective Conan/Case Closed + Magic Kaito [CoAi/ShinShi] Setelah 9 tahun telah berlalu, Conan -dengan bantuan para intelejen dari berbagai negara- berhasil menyelesaikan kasus Black Organization. Semua anggota berhasil di tangkap atau di bunu...