13. Di Bawah Rembulan Mimpi

869 54 4
                                    

Conan Edogawa PoV

Sudah seminggu semenjak kematian Zieta Annette.

Aku masih dirudung dengan kebingungan dan kesulitan dalam mengungkap masalah kematian Zieta dan keterlibatan Pedang Emas dalam kasus tersebut. Selain itu, sebuah surat yang baru saja tiba dirumahku hari ini cukuplah mengganggu.

"Apa maksudnya ini?" Gumamku seraya menatap lekat-lekat surat itu.

Kematian milik waktu
Satu perkara pasti
Hamparan kegelapan menyapu
Memusnahkan secara abadi

Tidak ada nama pengirim. Aku sangat tidak suka dengan surat semacam ini. Jelas sekali ini adalah sebuah ancaman.

Trrtt! Trrtt!

"Handphone ku," gumamku seraya mengambil handphone disaku.

Tampak sebuah nomor tak dikenal. Siapa?

"Moshi moshi?" tanyaku ke seberang.
"Halo, teman lama," balas orang diseberang dengan suara yang membuatku terkejut. Mojito!
"Mojito!" Aku bereaksi dengan serius.
"Aku punya informasi penting," balasnya cepat.
"Apa?" balasku dengan serius.
"Dua orang penting bagimu sedang terancam, dan kau tak bisa menghalanginya. Mereka akan mati secara pasti," balasnya.
Apa!?

"Siapa!? Dan apa maksudmu!?" balasku sedikit teriak, memancing perhatian teman-temanku yang ikut pulang bersamaku.
"Conan-san," ucap Ayumi terkejut.
"Maaf," balasku cepat.
"Aku tak bisa memberitahu, sebaiknya kau segara cari tahu sendiri. Namun, kau tidak akan bisa sedikitpun menyelamatkan mereka berdua," balasnya dan dia menutup sambungan telepon.
Sial!

Kenapa situasi menjadi pelik seperti ini!? Siapa!? Apakah orang tuaku? Ran? Siapa!?

Ai Haibara PoV

Beginilah perjalanan hidup. Semua akan nampak kejam bagaimanapun kau menatapnya.

Aku hanya menatap Kudo yang baru saja selesai di telepon seseorang. Wajahnya menampakkan sebuah keputusasaan.

"Sesuatu mengganjal pikiranmu?" tanyaku setelah beberapa lama dia ditelepon. Dan tentu saja, saat ini hanya aku dan Kudo yang bersama karena kami telah berpisah dengan Detective Boys.
"Iya. Ada yang akan mati," ucapnya dengan nada putus asa. Langkahnya terhenti. Wajahnya menunduk yang menjelaskan betapa putus asanya dia saat ini. Tanpa sebuah petunjuk untuk menghalangi sebuah kejadian buruk.
"Hey!" ucapku seraya mengguncang tubuhnya.

Dia hanya tersenyum kecut, dengan kacamatanya memperlihatkan cahaya putih.
"Apakah yang akan kau lakukan Haibara, jika kau tahu tidak ada yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan orang yang berharga bagimu?" ucapnya dengan pelan.

"AKU AKAN MENYELAMATKAN MEREKA DENGAN SEMUA YANG KU BISA! AKU TAK PEDULI MESKI AKU HARUS MATI!" balasku berteriak di hadapannya. Bukan keinginanku untuk seperti ini, namun dia benar-benar tidak beres saat ini. Ini bukan Kudo yang aku kenal.

Dia tersenyum lebih manis dari sebelumnya.
"Ya, kau benar. Aku tidak boleh menyerah sekarang," balasnya dengan nada lebih percaya diri. Namun, aku masih bisa merasakan betapa putus asanya dia saat ini. Sebenarnya apa yang dia terima dari telepon tadi.

Biarpun aku gagal mengobatinya, tetaplah dia akan menunggu sebuah jalan baru. Aku pun tidak bisa berhenti sekarang. Harus ada jalan bagi Kudo agar dia bisa kembali, pasti ada jalan! Dan hingga itu terjadi, aku tidak boleh putus asa.

Author PoV

"Karena mereka semua hanyalah mengikuti jalan sempit pemahaman hidup mereka," ucap seseorang dengan topi fedora menutup wajahnya.
"Kau terlalu berniat mengerjakan tugas ini. Setidaknya aku menangkapnya sejauh itu, Peluru Mati," balas seseorang yang mendekati orang itu.
"Heh, bukankah memang begitu harusnya, Penembak Ulung?" tanya orang itu.
"Entahlah," balas orang yang mendekat itu.
Beberapa mobil tampak mendekati gedung dimana dua orang itu berada.

"Mereka datang, Peluru Mati," ucap orang yang mendekat.
"Baiklah, Penembak Ulung," balas lawan bicaranya.
"Pastikan misimu selesai," balas orang pertama dan dia menghilang.

Peluru Mati hanya tersenyum, menyiapkan sebuah senjata jenis sniper dan sebuah pistol.
"Mereka harus belajar kepada D," ucapnya pelan seraya bersiap. "Karena FBI bukanlah tandinganku," lanjutnya tersenyum sinis.

Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang