2

11.6K 818 15
                                    

"Mianhae....", Eunha hanya bisa tersenyum, mungkin sebuah senyum yang dipaksakan. Eunha pasti tahu aku akan merasa sangat jengkel.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Kataku mendekati ranjangnya.

"Aku terpeleset dari tangga..."

"Mwo? Lagi? Ya Tuhan... ini sudah yang kedua kalinya... dan sekarang tangan kananmu yang terluka..." Eunha memang pernah terpeleset dari tangga rumahnya, dua bulan yang lalu dan tangan kirinya patah. Dan kini... astaga... anak ini ceroboh sekali!

"Hanya retak y/n... kata dokter akan segera sembuh". Katanya berusaha tidak membuatku khawatir.

"Baiklah... mau bagaimana lagi? Aku akan menjagamu malam ini. Aku tahu Eomma dan Appa u pasti sibuk kan?" Appa nya Eunha sedang kembali ke Korea. Dan Eomma nya pasti akan sibuk dengan kerjaan kantor yang dibawa pulang.

"Anio... kau harus pulang! Eomma akan menjagaku. Besok kau harus berangkat y/n" dengan cepat dia menolak.

"Kau sudah gila ya! Bagaimana bisa aku pergi sendiri. Tidak!" Aku jelas - jelas tidak akan berangkat sendiri. Yang benar saja!

"Tidak apa - apa y/n, kau tidak akan kesepian, temanku Yejin akan menjemputmu di bandara dan menemanimu menonton konser. Kau masih ingat dia kan? Kau hanya perlu memberinya tiket kita. Lagipula ini hal yang paling kau inginkan, aku tidak ingin menghalangimu... jeongmal mianhanda. Ne!?" Katanya memohon.
Aku sebenarnya tidak masalah jika sendiri, tetapi jika menonton konser sendiri? Wah... aku pasti akan terlihat seperti orang hilang. Meskipun aku tahu Yejin, tapi kami tidak saling dekat. Yejin adalah sahabat kecil Eunha dari Korea. Eunha menghabiskan 10 tahun masa kecilnya di Korea sebelum Appa nya di tugaskan di negaraku.

Aku menggaruk kepalaku. Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan? Aku sangat ingin melihat konser tapi disisi lain aku tidak tega menikmati konser tanpa sahabatku. Kami sudah berjanji melihat bersama dan berlibur bersama.

"Y/n?"

----

"Apa yang terjadi? Apa Eunha baik - baik saja?" Tanya ibuku begitu aku sampai di pintu depan.

"Dia terpeleset lagi... ", jawabku singkat. Aku langsung melewati ibuku masuk kekamar.

"Besok... apa kau jadi berangkat?" Ibuku bertanya menahan pintu kamar yang ingin aku tutup.

"Iya..." jawabku tanpa tenaga, memikirkan apa yang akan aku lakukan seorang diri disana. "Eunha memaksaku untuk berangkat, bahkan dia sudah memesan agen perjalanan agar satu mingguku disana tidak membosankan."

"Begitu... kau baik - baik ya disana nanti", pesan ibuku, dia masuk dan memeluku.

"Ayah dan ibu juga hati - hati, dan jangan lupa dengan barang yang aku minta...he he", ayah dan ibuku akan menghadiri pernikahan anak sahabat ayah di Jerman. Mereka juga akan berada disana selama satu minggu.

----

Pagi ini aku terengah - engah sampai di bandara. Dan aku masih sangat mengantuk, aku harus mengejar jadwal penerbangan ke Seoul, aku terlambat bangun. Semalam aku tidak bisa tidur memikirkan liburanku seorang diri di Korea.

"Bisa saya lihat paspor anda?" Tanya petugas bandara ramah. Aku memberikan pasporku, setelah mereka mengecek barang aku diminta segera menaiki pesawat.

----

"Maaf nona?... sebentar lagi pesawat akan mendarat. Silakan bersiap-siap." Seorang pramugari mengguncang tubuhku pelan, memintaku bangun.

"Terima kasih..." jawabku singkat, berusaha mengumpulkan seluruh kesadaranku.

-

Aku berjalan keluar bandara, mencari Yejin. Eunha bilang Yejin akan menjemputku di bandara.

"Y/n!" Teriak seorang perempuan dengan rambut coklat panjang.

"Yejin-a!" Aku melambai padanya. Dalam hati aku sangat senang setidaknya ada yang mengenalku di negara orang. Aku benar - benar tidak tau siapapun disini.

"Hei... anyeong y/n" sapanya begitu aku sudah dekat.

"Anyeong Yejin-a, lama tidak bertemu... bagaimana kabarmu?" Tanyaku menyalami dirinya.

"Aku baik." Jawabnya.

"Oiya... ini tiket konser kita, Eunha memintaku memberikannya padamu setibanya aku disini." Ucapku sambil menyodorkan tiket konser padanya.

"Tidak... kau bawa saja dulu. Dan ini ponsel untuk di Korea, uang dengan mata uang won, dan kunci kamar hotel." Jelasnya memberikan barang-barang itu, menaruhnya diatas telapak tanganku.

"Kukira aku akan menginap di apartemenmu", tanyaku bingung.

"Soal itu, aku minta maaf. Aku tidak bisa, aku tinggal dengan namjachingu-ku" jawabnya. "Dan aku tidak bisa ke konser denganmu"

Bledaaaarrrrrr (rasanya seperti chen mengarahkan kekuatan petirnya kepadaku)

"Ne??!" Aku terkejut.

--------

Hai readers.... kalian g da temen nnton konser tuh.... trus gmn nasibmu heheheh.... lanjutin lagi ga??
VOMMENT Ya.... habis itu nnti aku terusin ke bagian ketiga....

*jangan lupa vote
EXO saranghaja \(^•^)/
Lotto/Louder

Inhae

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang