4

9.2K 689 2
                                    

Dadaku terasa sesak. Aku memejamkan mataku dan menutup telingaku. Menjatuhkan karangan bunga mawar. Persetan dengan itu semua. Ini tidak ada artinya.
Kubuka mataku, aku terdiam, menatap hampa. Kesedihan dan kekecewaan yang kembali muncul membuatku seakan menghilang dari riuhnya konser. Aku kembali tersadar dari lamunanku setelah aku merasakan air mata yang mengalir, musik kembali terdengar dan tangisku pun pecah seketika. Aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menutup wajahku dengan kedua tanganku. Bagaimana bisa mereka mengijinkan lagu ini diputar disini. Ini seperti melihat oppa yang kembali pada wanita itu dan  mengumumkan kebersamaan mereka. Aku ingin berlari dari tempat ini, aku tidak bisa lagi mendengar oppa menyanyikan lagu ini.

“Wae?” seseorang berbisik ditelingaku, aku mengenali suara ini meskipun aku tidak melihatnya. Ini suara yang paling sering aku dengar, aku sangat mengenal suara ini, suara Baekhyun Oppa. “Kau tidak suka lagu ini?” ucapnya dengan nada yang mengejek sebelum kembali bernyanyi kembali.

“Gwaenchana?”, kata suara lain, seseorang meraih tanganku yang menutup wajahku. Aku mendongak dan mendapati Sehun. 

“Apa kalian sudah gila?” dengan wajah penuh air mata, aku memprotes mencoba menarik tanganku. Tapi Sehun terlalu kuat menahanku. Dia menghentakkan kakinya tepat dibawah kursiku, melepaskan tanganku, mundur dan kembali bergabung dengan yang lain. Lifter yang tadi mengangkatku, bergerak dan perlahan turun. Aku menghapus air mataku yang masih terus mengalir. 

“Apa kau baik-baik saja?” seorang unnie staff menghampiriku dan membantuku berdiri. 

“Aku ingin pulang!” kataku dengan msih terus terisak.

“Apa kau menyukai Baekhyun? Apa karena lagu ini?” tanyanya. Dia menuntunku ke belakang panggung. Aku tidak bisa menjawabnya.

"Dia ingin pulang." Kata unnie staff kepada seorang laki-laki paruh baya ketika kami sudah dibelakang panggung.

"Maaf nona, kau tidak bisa meninggalkan tempat ini, banyak wartawan di luar." Kata laki-laki tadi terlihat khawatir.

"Aku tidak akan mengatakan apapun, tolong biarkan aku keluar dari tempat ini", kataku memohon.

"Maaf, tapi kami tidak ingin mengambil resiko", katanya singkat. "Tolong ambil tas nona ini dan berikan padaku. Aku tunggu didalam", perintahnya pada unnie staff yang kemudian menggangguk dan pergi. Laki-laki ini menarikku masuk kedalam ruangan semi permanen. Kelihatannya dibuat dadakan untuk standby concert. Dia membawaku kedalam kemudian keluar dan menutup pintu.

"BUKA PINTUNYA!" Teriakku panik sambil menggedor pintu saat dia mengunci pintu dari luar. Apa apaan ini!

"TOLONG TENANGLAH! Aku akan kembali nanti." Sahutnya mengimbangi suara musik konser agar aku bisa mendengarnya. Kemudian aku mendengar langkah kaki nya samar-samar menjauh.

Aku mengumpat dan menendang pintu. Aku sangat marah dan merasa tidak adil. Jujur saja, aku tidak tertarik membahas apa yang terjadi tadi. Itu hanya akan membuatku kembali merasa sedih, apa lagi membagi ceritanya pada wartawan. Aku pasti sudah gila.

Aku melihat sekitar. Ruangan ini tersambung dengan ruangan sampingnya, karena tembok kayunya tidak terlalu tinggi. Tapi aku tidak mendengar suara apapun dari ruangan sebelah.

"PERMISI! APA ADA YANG MENDENGARKU? TOLONG KELUARKAN AKU DARI SINI, AKU TIDAK SENGAJA TERKUNCI." Teriakku berbohong. "PEMISI.... HALLOOOO!!" Tidak ada jawaban juga, akhirnya aku menyerah. Aku berjalan kepintu, menguping kalau-kalau ada seseorang yang lewat. Aku akan langsung menggedor pintu agar mereka mau membukanya. Kelihatannya konser akan berakhir, karena mereka (Exo) sudah masuk ke bagian "ment" untuk mengucapkan terima kasih. Tinggal encore dan aku akan terbebas. Orang-orang akan kembali ke ruangan ini. Ruangan ini terlihat seperti ruang tunggu artis, karena ada kaca makeup tumpukan tas, baju dan sepatu.

Setelah 20 menit bersandar dipintu. Akhirnya musik berakhir. Aku mengetuk-ketuk pintu saat mendengar derap beberapa langkah.

"TOLONG BUKA PINTUNYA" teriakku dari dalam. "Krek... brak!" Aku mendengar pintu dibuka. Tapi tunggu! Kenapa bukan pintu ini... Aish! "HYA! BU...", aku langsung terdiam saat aku yakin aku medengar bahwa Suho berkata sesuatu dari ruangan sebelah. Aku sudah sangat hafal masing-masing suara mereka.

"Hya! Sehun! Manager hyung bilang kau yang menurunkan wanita tadi sebelum waktunya! Wae?" Katanya dangan nada menginterogasi.

"Hyung... sebelum aku menjawab aku ingin bertanya sesuatu pada Baekhyun hyung." Aku yakin kali ini Sehun yang menjawab. "Sebenarnya apa yang kau katakan padanya hyung? Dia menangis."

Huft... bisakah mereka tidak membahas ini. Sekarang bukan lagi kesedihan yang kurasakan, tetapai rasa jengkel dan marah.

"Aku tidak mengatakan yang bukan-bukan, aku hanya bertanya ada apa dengannya. Dari awal aku sudah tidak setuju soal menyanyikan lagu SNSD di konser kita. Dia mulai menangis begitu kita mulai menyanyikan lagu itu." Jawab Baekhyun dengan nada memprotes.

Jelas-jelas dia tadi mengejekku. Hah!

Kai: "Iya hyung aku juga tidak setuju, aku tadi melihat beberapa fans juga menangis histeris setelah kita menyanyikan lagu itu."

Xiumin: "Benar, aku juga melihatnya."

Chanyeol: "Manager hyung bilang ini perintah dari direktur, karena mereka akan comeback."

"Cepat ganti baju kalian! Kita akan segera pulang!" Kata suara lain. Sepertinya dia Manager Exo

"Ne hyung" kata mereka (Exo serempak).

Aku yang sadar bahwa itu suara laki-laki yang mengurungku tadi segera berteriak "TOLONG BUKA PINTUNYA!" Sambil memutar-mutar knop pintu.

Chen: "Mwoya?"

Manager: "Jangan pedulikan dia, kalian cepatlah."

DO: "Tapi hyung, siapa dia? Dan kelihatanya suaranya dari ruang sebelah."

Manager: "Sudahlah... cepat!"

Lay: "Tapi hyung... baju kita diruangan itu" 'benar oppa! Buatlah dia membuka pintu ini.'

Manager: "Pakai saja apa yang yang ada disini. Aku akan membawanya pulang nanti"

"HYA AISSHHH!!! BUKAAA!" Teriakku. Aku sudah tidak tahan dengan semua ini. Aku menarik kursi ke tembok kayu semi permanen yang memisahkan ruangan. Tembok kayu tidak cukup tinggi, aku naik kursi dan meraih ujung atas tembok. Menjulurkan kepalaku keruangann itu. Aku tidak peduli dengan pandangan mereka padaku, karena aku sangat jengkel. Mengedarkan pandanganku, aku menemukan manager sialan itu.

"HYA! Cepat bu.."

BRAKKK.... BUG!

----

TBC

Jangan lupa masukin ke perpustakaaan/library kalian ya.... biar tahu waktu aku update...

Voment please... ^^

EXO SARANGHAJA!!  

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang