23

3.8K 339 32
                                    

"Mwoya ige? (Apa - apaan ini?)" Baekhyun menahan tangan kiriku yang tadinya meremas jasnya.   

Aku terus meronta. Tapi tangan Baekhyun lebih kuat, dia tidak melepasku.

"Apa yang kau lakukan disini, um?" Nadanya sangat lebut tapi menuntut.

Aku menggeleng. 'Jangan bicara apapun oppa. Tidak disini.'

"Kau berubah pikiran? Aku benar kan! Kau pasti juga merindukanku. Kau pasti juga menci-mmph." Aku membungkam mulutnya yang bodoh dengan tanganku yang bebas.

"Maaf, aku disini untuk bekerja. Tolong mengertilah."

Rasanya aku ingin menjawab 'Iya oppa, aku merindukanmu, sangat. Aku juga mencintaimu. Tapi aku kecewa padamu. Kenapa kau menghianatiku dan datang seolah-seolah tidak terjadi apa - apa. Kau kira aku tidak tahu apa-apa? Aku melihat semuanya oppa.' Tapi semua kalimat ini hanya sanggup aku batin.

Baekhyun menggeleng kasar dan melepaskan tanganku. "Jangan bohong."

"HYAA!!"

Bruugghh~ seseorang mendorongku dari samping. Tidak keras, tapi karena aku sedang tidak siap aku jatuh menimpa koper-koper baju. Baekhyun terkejut dan langsung menolongku.

"Kau merusak riasannya! Bodoh!" Seorang make up artist yang tadi merias Baekhyun mendekat membawa kuas lipstick dan bedak.

Aku kemudian mengalihkan pandanganku pada Baekhyun yang masih memegangi lenganku. Baekhyun menatap make up artist dengan tatapan penuh amarah. Aku reflek mengelus dadanya. "Gwaencahana." Kemudian Baekhyun berpaling ke arah lain, terlihat sedang meredam amarah.

"Ehem."

Aku terlonjak. Suho berdeham sangat keras. Aku menjauh dari Baekhyun.

Aku melihat sekelilingku. 'Ya Tuhan.' Hampir semua melihat kearahku dan Baekhyun. Ada yang menatap seolah-olah mencibir apa yang baru saja aku lakukan, ada juga yang prihatin. Berbeda dengan para member yang lebih pada tatapan heran dan terkejut melihatku. Mereka baru sadar aku ada disini.

"Minggir." Make up artist menggeserku paksa. Dia memperbaiki riasan Baekhyun. Baekhyun dengan mau tidak mau menurut.

"Kita nanti harus bicara, kau tidak boleh menghilang lagi."

Aku menengok dan menemukan Sehun yang berbicara sangat lirih padaku.

"Sehun-sshi!" Stylist Sehun memanggilnya dan Sehun pergi. Meninggalkanku yang bingung dengan kata-katanya.

"Hei." Make up artist menepuk lenganku. "Jangan menyentuh wajahnya dengan tanganmu. Ingat itu!"

"Ye."Jawabku, tapi dia pergi begitu saja. 'Menyebalkan. Kenapa orang-orang disini sangat galak!' Aku menarik napasku dalam-dalam dan kembali pada Baekhyun. 'Bersabarlah'

Tanpa menatap matanya, aku merapikan jasnya.

"Katakan kau berbohong!" Bisik Baekhyun. 'Masih saja membahas itu?'

"Aku disini bekerja. Jangan mempersulitku."

"Aku tahu sebenarnya tidak begitu."

"Kau tidak tahu apa-apa oppa."

"Kau serius hanya untuk bekerja? Tidak karena hal lain?"

'Hal lain apa? Karena merindukanmu? Mencintaimu? Bodoh, aku tidak akan merindukan orang yang menyakitiku.'

"Aku sangat serius. Tidak pernah seserius ini. Diamlah." Jawabku sebelum menyudahi acara merapikan jas yang harusnya cepat. Tapi menjadi lama demi menjawab bisikan-bisikan Baekhyun.

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang