27

3.8K 303 23
                                    

Aku terjaga saat merasa seseorang melepaskan pelukannya dariku.

"Maaf... Tidurlah lagi chagi." Baekhyun mengelus rambutku kemudian memelukku lagi.

"Sudah akan pergi?" Tanyaku serak. Mataku setengah tertutup didepan dada Baekhyun

"Nanti kalau kau sudah tidur lagi." Baekhyun berbicara dipuncak kepalaku.

Aku merenggangkan pelukan. Baekhyun terlihat tidak setuju. "Tidak apa-apa. Kau bisa pergi oppa."

Baekhyun menggeleng. "Aku tidak bisa jika kau melihatku pergi."

Aku terkekeh. "Aku akan menutup mataku." Aku benar-benar menutup mataku.

Jari lembut Baekhyun membuka kelopak mataku. "Kau ini... Buka tidak." Perintahnya.

"Tidak." Jawabku singkat. Aku menyingkirkan jari Baekhyun, kemudian menutup mataku rapat-rapat.

Cup~ Cup~
Dua kecupan dimataku membuat perutku tergelitik karena senang.
"Bukalah (y/n)."

Aku membuka mataku dan menemukan wajah Baekhyun sangat dekat. "Oppa.. Kau memintaku tidur tapi kau juga memintaku membuka mataku. Sebenarnya mana yang kau inginkan?"

"Aku masih merindukanmu. Tapi aku juga harus kembali. Aku tidak tahu, aku hanya menginginkanmu." Bukannya menjawab. Alih-alih, Baekhyun mengatakan isi hatinya.

"Bagaimana kalau kau kembalikan ponselku, jadi nanti kau bisa meneleponku jika oppa merindukanku." Aku sangat membutuhkannya.

Baekhyun menggeleng. "Tidak."

"Kenapa oppa... Aku janji tidak akan melihat akun media sosial atau berita ataupun komentar-komentar." Karena yang aku pikirkan adalah ayah dan ibu, bagaimana reaksi mereka tentang hal ini. Eunha bilang ayah dan ibu tahu aku dirawat dan penyebabnya. Saat hari pertama aku sampai di Seoul ayah dan ibu datang. Ibu menungguiku disamping ranjang dengan derai airmata. Sedangkan ayah, Eunha bilang menemukan ayahku sedang terjaga ditengah malam hingga pagi. Ayah mungkin sangat khawatir hingga tidak bisa tidur. Ayah dan ibu hanya dua hari disini. Eunha mengatakan padaku jika ada pertemuan penting dengan kedutaan, ayah mau tidak mau pergi. Ibuku... Ayah sangat bergantung pada ibu, seperti Baekhyun yang bergantung kepadaku. Jadi ibu juga pergi.

"Aku tidak percaya." Baekhyun hampir goyah tapi akhirnya tetap bersikukuh.

"Oppa... Aku seperti dipenjara disini." Aku lesu. Aku sudah lelah melewati hari-hariku yang kosong disini. Aku seperti primitif di pedalaman.

"Kau akan pulang besok. Aku akan mengembalikannya. Maafkan aku, aku seharusnya menjagamu. Tapi aku berulang kali membuatmu mengunjungi tempat ini. Aku merasa gagal. Aku merasa tidak bisa melindungimu. Tapi aku terlalu egois untuk melepaskanmu. Aku mempertahankanmu meskipun aku menyakitimu." Baekhyun murung, terlihat rasa bersalah diraut mukanya.

"Oppa.. Jangan berpikir seperti itu. Ini bukan salahmu. Mungkin hanya aku yang lemah."

"Tidak, justru kau sangat kuat. Kau bertahan melewati semua ini. Dan kau tetap berada disini. Disisiku, meskipun sulit kau tetap bertahan. Kau sangat kuat. Aku kagum padamu, aku kagum dan senang kau tidak menyerah."

Aku hampir menyerah saat kecemburuan menguasaiku. Karena aku bisa bertahan jika aku menjadi satu-satunya milik Baekhyun. Tapi untuk menjadi yang lain yang juga ada disisinya aku tidak bisa. Itulah kenapa aku menyerah saat itu. Aku harus berterima kasih pada Kyungsoo, dia membuka mataku. Dia membuatku tahu saat ini hanya aku yang ada di hati Baekhyun.

"Jikapun aku harus menyerah, Oppa harus tahu bagaimanapun aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau sudah memberiku banyak cinta yang membuatku tidak bisa hidup tanpamu."

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang