13

7.6K 569 39
                                    

"Ada apa, eoh?" Tanya Baekhyun lembut sambil mengusap sisa-sisa air mata yang masih mengalir. Setelah puas menangis di pintu, Baekhyun dan aku masuk kedalam dan duduk di sofa ruang TV. Saat dipintu, Baekhyun tampak khawatir dan terus menerus bertanya ada apa? Aku tidak menjawab sama sekali, malah terus menangis.

Sekarang aku sudah lebih tenang. Tapi apa yang harus aku katakan?!

"Ada apa dengan pipimu?" Baekhyun mengelus pipiku yang sepertinya memerah.

Baiklah, sepertinya tidak ada yang bisa aku lakukan selain jujur pada Baekhyun "Saat aku bertemu Jeongie Oppa... pacarnya datang, menuduh Jeongie oppa berselingkuh denganku, dan dia menamparku." Aku tertunduk.

Baekhyun tiba-tiba memelukku. "Tidak apa-apa..." dia mengelus punggungku. Rasanya hangat dipeluk Baekhyun seperti ini. "Lain kali dengarkan nasehatku, ne." Kata Baekhyun.

Aku mengangguk dipelukannya. Aku ingat, tadi Baekhyun sempat mencegahku bertemu dengan Jeonghun.

"Jangan temui dia lagi! Araseo!" Baekhyun melepaskan pelukannya dan menatap tajam mataku.

"Araseo...", jawabku dengan bibir melengkung kebawah dan mengangguk-angguk.

"Anak baik..." kata Baekhyun sambil memelukku lagi.

"Anak??" Protesku. Aku mendongak.

"Ah, mian." Baekhyun menunduk dan wajahnya tepat di depan wajahku yang mendongak. Sangat dekat. Baekhyun tersenyum "Nae Yeoja Chingu? (Kekasihku?)"

'Mwoo???? Yeoja Chingu??? apa aku tidak salah dengar? Apa? Apa...apa?? Oppa tolong ulangiii!!' Batinku sambil beberapa kali berkedip tidak percaya.

"Hei... kau kenapa?" Tanya Baekhyun yang mungkin menyadari keterkejutanku.

"Oppa, hanbonddo! (sekali lagi)", aku meremas kaos Baekhyun gemas.

"Mwo??(apa??)" Tanya Baekhyun bingung.

"Aka...(tadi) geu mal (perkataan tadi). Dashi malhae!! (katakan lagi!!)." Dahi Baekhyun berkerut mendengarku.

Tiba-tiba Baekhyun tersenyum "Yeo-ja chin-gu" kali ini dia menangkup kedua pipiku sambil mengatakannya. Seperti orang tua yang mengajari anaknya berbicara. "Wae? Shireo? (Kenapa? Tidak mau?)"

Tentu saja aku mau, dasar! Tapi aku tidak akan mengatakannya! Apa-apaan dengan caranya menjadikanku kekasih! Dasar tidak romantis! "Molla! (Tidak tahu!) Aku memukul dadanya dan lari kekamar Baekhyun, kemudian mengunci pintu. Sekarang mungkin bukan hanya pipiku yang memerah, tapi seluruh bagian wajah dan telingaku memerah karena ucapan Baekhyun. Bersandar dipintu, aku mengatur napas. 'Tenang (y/n)... jangan terlalu dipikirkan! Lupakan saja ucapannya!!" Meskipun aku sangat senang, aku masih sadar bahwa kenyataan tidak akan mengijinkan aku dan Baekhyun bersama.

"(Y/n)!! (Y/n)-ah!!!.... mun yeorobwa! (buka pintunya!)" Suara Baekhyun sambil menggedor-gedor pintu. "Wae geure? (Ada apa?)" Baekhyun berhenti menggedor pintu.

Bukannya membuka, aku malah menempelkan telingaku kepintu.

"Wae?"

Aku mendengar suara orang lain.

"Amugeotdo eobseo (bukan apa-apa)" Suara Baekhyun menjawab.

"(Y/n) eodieseo? Kata Minseok (Xiumin) dia sudah kembali." Tanya suara yang lain. Sepertinya suara manager ahjussi. Baekhyun tidak menjawab. Tapi aku yakin Baekhyun pasti menunjuk kamar ini. Karena sedetik kemudian, entah itu manager atau Baekhyun, mengetuk pintu.

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang