24

3.8K 339 32
                                    

"Emmhh" kepalaku terasa berat, mataku terasa berat, sekujur tubuhku juga terasa berat. Terasa remuk.

'Apa aku tertidur? Bukankah Jihoon bersamaku tadi malam?'

Aku benar-benar malas. Aku tidak membuka mataku. Entah mengapa aku merasa aman. Jihoon bukan orang yang akan memanfaatkan kesempatan. Aku mencoba tidur kembali, tapi kepalaku yang pusing menggangguku.

'Semoga Byeol unnie tidak marah.' Aku merogoh saku celanaku, mencoba menemukan ponsel. Ada. Aku membuka mataku, membuka ponsel dan menyalakannya. Aku menyipit.

08.12

'Sudah pagi.'

Aku memejamkan mataku kembali. Perutku terasa begah dan mual. Kenapa aku selalu berakhir seperti ini jika minum. Lagi-lagi aku mual. Aku mencoba menahannya.

"Humpph-" aku terduduk menutup mulutku.

Aku jalan limbung ke kamar mandi dan mengeluarkan semuanya. Aku berkumur dan mengelap mulutku. Melihat bayangan kusutku di cermin, sepertinya aku menangis semalam. Semoga aku tidak membahas Baekhyun didepan Jihoon.

Aku membasuh wajahku, mengambil handuk kering dan memakainya. Mau tidak mau itu membuatku merasa sedikit segar, meskipun aku masih ingin tidur lebih lama. Jadwal Konser Exo The EℓyXiOn masih nanti malam. Staff mulai bekerja setelah makan siang. Sebelum itu semua bebas melakukan apapun. Aku keluar kamar mandi. Dua mata yang menatap tajam menyambutku di depan pintu kamar mandi.

"Oppa?" 'Apa ini? Kenapa Baekhyun? Dimana Jihoon?'

"Ini minumlah, ini akan membuatmu lebih baik." Baekhyun menyodorkan minuman dalam botol kecil.

Aku melihat minumannya, kemudian melihat Baekhyun lagi. "Dimana Jihoon?" Aku melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun. 'Aku ingat sekali, semalam mendengar Jihoon berkata kembali ke kamar. Jadi ini bukan kamar Jihoon?.'

"Siapa Jihoon??" Nada Baekhyun sangat tegas.

'ish mulutmu (y/n)!!' 

"Oppa! Maaf aku harus kembali, Byeol unnie pasti mencariku." Aku bergeser ke kanan untuk keluar.

Baekhyun bergeser menghalangiku.

Aku beralih kekiri, dia juga mengikutiku. "Siapa Jihoon?" Baekhyun menuntut.

"Oppa? Siapa dirimu bertanya siapa Jihoon? Siapapun dia bukan lagi urusanmu."

Dugh~
Aku berjingkat, Baekhyun memukul tembok dekat pintu, tepat di samping wajahku.

'Kenapa? Kau cemburu? Ha? Hanya mendengar nama saja cemburu? Bagaimana kalau sepertiku yang melihat langsung?' Aku pergi melewatinya.

"Meomchwo! (Berhenti!)"

'Masa bodoh.'

Brakk~
Baekhyun berhasil mendahuluiku, dia menutup dan menahan pintu yang tadinya sudah aku buka.

"Apa maksudmu bukan urusanku?"

"Sudahlah oppa." Aku mencoba melepas tangannya dari pintu. Tapi tangannya seperti membatu.

"Sampai saat ini aku tidak mengerti kenapa kau seperti ini."

"Tanya pada dirimu sendiri."

"Apa? Karena aku tidak menepati janjiku menemuimu? Apa karena aku membutuhkan waktu lama untuk datang padamu?"

"...!!" tanganku mengepal, kapan dirinya sadar!

"Itu semua untukmu (y/n)! Aku berjuang untukmu! Semua yang aku lakukan untukmu, demi dirimu!"

Oppa (Byun Baekhyun) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang