Aku akhirnya berangkat. Jika hanya denda uang, aku masih bisa mengusahakannya. Tapi, jika harus ditahan meskipun sebentar, itu akan mempengaruhi masa depanku sendiri juga reputasi perusahaan ayah. Ayah tidak bisa mengelak. Sebenarnya ayah sudah menerima surat peringatan pertama untukku, tapi ayah menyembunyikannya.
"Disini sewanya sedikit mahal. Apa itu tidak masalah?" Ahjumma pemilik gedung ingin memastikan aku tahu harganya.
"Gwaenchanayo", aku mengangguk. Aku sengaja memilih gedung apartemen yang paling dekat dengan kantor SM.Ent, hemat biaya transportasi karena aku tidak punya mobil disini. Gedung dan apartemennya tidak terlalu mewah, sederhana tapi cukup.
"Baiklah, aku ingin kau menyiapkan berkas yang aku perlukan agasshi (nona)." Ahjumma berdiri dan mengambil sebuah formulir.
"Ye."
Aku mengisi formulir dan membayar sewa bulan ini. Ahjumma memberiku kunci lalu menunjukkan kamarku. Tempat yang aku sewa memiliki ruang tamu kecil yang menyatu dengan dapur dan ruang tv, dan sebuah kamar dengan jendela kaca dan balkon kecil.
"Tidak ada peraturan khusus, hanya larangan menunggak uang sewa saja. Itu yang penting." Ahjumma berjalan keluar apartmenku.
"Ne." Aku mengangguk.
Aku menutup pintu setelah ahjumma pergi.
--
"Pemisi", kataku pada receptionist, aku memutuskan langsung ke SM.Ent untuk mengkonfirmasi pekerjaanku. "Saya harus bertemu um...", 'Sial aku lupa namanya' aku mengaduk tasku dan membuka surat peringatan untuk mencari nama orang yang harus aku temui. "Manager Jung."
"Anda bisa langsung ke Lantai 4", jawabnya.
"Geumabsimida (terima kasih)"
--
"Saya mencari manager Jung." Kataku pada karyawan yang paling dekat dengan pintu.
"Disana." Dia menunjuk seorang wanita yang memakai kacamata di meja ujung dekat jendela besar.
"Gamsahamida."
"Ne."
Aku berjalan ke tempat wanita itu duduk.
"Permisi."
"Hem."
'Ya Tuhan sinis sekali.'
Aku gugup karena aku bersalah.
"Saya ingin mengkonfirmasi tentang ini." Aku memberikan surat yang aku terima padanya.
"Hemm.. Kau dapat peringatan?"
"i-iyaa..", kenapa aku jadi gagap, duh.
"Sudah bosan bekerja?" Kata-kata nya dingin sekali.
"Tidak, aku ada masalah dengan urusan dirumah. Maaf." 'Tolonggg'
"Jadi bagaimana? Mau kembali atau berhenti?"
"Kembali." Kataku cepat-cepat.
"Baiklah. Jangan diulangi, kami tidak akan mentolerir. Bukan kau saja yang harus kami urus." Manager Jung berceramah sambil mengutak-atik komputernya.
"Saya mengerti."
"Kau stylist EXO ya", katanya "Besok kau harus ikut rapat."
'Ah! Benar aku ikut EXO. Bagaimana iniii..' "Em, apakah saya boleh pindah ke group lain?" 'Apa saja selain EXO dan SNSD.' Batinku saja, tidak berani meneruskan.
Bukannya menjawab, manager Jung memelototiku. 'Sial.'
"Kau ini! Kerjakan saja pekerjaanmu. Kenapa masih menawar? Masih untung kau masih diperingatkan bukannya di penjarakan. Orang-orang sepertimu sudah merugikan perusahaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa (Byun Baekhyun) [End]
FanfictionBagaimana jadinya kalau saat kamu menonton konser Exo, kamu malah berakhir tinggal bersama mereka. Sebenarnya apa yang terjadi? - Chapter 1 - 30 published [Public] 📌 first chapter published at 20th of August 2016 ✌ follow dulu chingu baru masukin l...