"Emh...", aku tiba-tiba terbangun.
'Oh? Aku dimana? Huft... air...minum', aku meraba-raba meja dekat ranjang. Ruangan sangat gelap.
Klik..., lampu meja menyala, aku membuka mataku lagi dan duduk di tepi ranjang.
Aku mencoba mengingat kejadian kemarin, 'Ah..", ucapku saat aku sudah ingat dan menyadari bahwa aku sedang berada di kamar Baekhyun.
Aku benar-benar haus, aku meraih penopangku dan berjalan keluar kamar. Jam diruang santai menunjukkan angka 5. Ini masih terlalu pagi untuk orang Korea. Rumah ini serasa kuburan, sangat sepi dan gelap.
Tuk tuk tuk...
Aku meneruskan jalanku kedapur. Mengabaikan lemari es karena sedang tidak ingin air dingin, aku mencari gelas kosong."Apa yang kau lakukan?" Kata seseorang dari belakangku.
Aku terlonjak karena aku tidak mendengar ada suara seseorang datang sebelumnya. Deg deg deg... "Oppa~!" Kataku berusaha mengatur napas. Memandang sinis pada Minseok/Xiumin.
"Mwoanya? (Apa yang kau lakukan?)" Ulangnya.
"Aku ingin minum, tapi aku tidak bisa menemukan gelasnya.", kataku sambil kembali membuka laci-laci.
"Minggir!... maksudku duduklah!" Perintahnya.
"Ne...", aku duduk di meja makan, memperhatikan Minseok Oppa membuka laci atas. Dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air.
"Minumlah" katanya sambil meletakkan satu gelas didepanku.
"Gamsahamida..." kataku sebelum meneguk air putih. Dari sudut mataku aku melihat Minseok duduk didepanku meminum airnya, kemudian dia bertopang dagu memperhatikanku. 'Ya Tuhan... ada apa dengannya? Hampir saja kau tersendak'. "Oppa wae?" Tanyaku karena risih.
"Kamu... apa benar kamu tidak punya teman disini?" Tanyanya penuh curiga.
"Jadi Oppa tidak percaya?" Aku sudah kehilangan kesabaran.
"Ani... hanya saja aku khawatir jika fans tahu. Bagaimana kalau terjadi apa-apa de.... Ada apa? Kau baik-baik saja?" Ucapnya, menghampiriku.
Kakiku terasa sangat nyeri, aku memejamkan mataku dan meremas gelas menahan sakit.
"Oppa... bisakah kau ambilkan obatku di Manager ahjussi? sepertinya dia lupa memberikan obatnya padaku." Pintaku padanya.
"Araseo", jawabnya segera, kemudian bergegas.
Tadi malam aku susah tidur karena nyeri ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa, karena aku tidak tahu kamar Manager ahjussi.
"Ini!" Kata Minseok, kembali menghampiriku dan memberiku kantong kertas berwarna putih dengan tulisan-tulisan berwarna biru. Dia meraih gelas kosongku dan mengisinya kembali dengan air.
Aku segera menelan obatku kemudian menghabiskan air yang sudah Minseok berikan kepadaku.
"Sebaiknya kau kembali tidur (y/n), kau harus istirahat. Wajahmu terlihat pucat." Perintah Minseok sambil mengambil penopangku dan memberikannya padaku.
"Ne~", jawabku tanpa tenaga sambil menerima penopangku. Berjalan kekamar untuk tidur kembali.
----
"(Y/n)-ah... (y/n)!.."
Samar-samar aku mendengar seseorang memanggilku. 'Emh....' aku menarik selimut hingga menutupi kepalaku.
Tok tok tok...
"(Y/n)...? Bangunlah! Ini sudah sore, kau harus makan." Kata suara itu lagi.'Eh? Sore?' Batinku.
'Oh! Oh... gempa!' Aku panik saat merasakan ranjangku bergerak-gerak. Aku sontak membuka selimutku dan duduk. Aku memperhatikan barang-barang yang tergantung. Tapi tak satupun yang bergerak. Ranjangku juga sudah tak bergerak lagi. Karena masih sangat malas, akupun kembali tidur.
"Aaaaaaa!!!!", aku berteriak, saat mendapati Baekhyun tidur disebelahku. Tapi aku langsung membungkam mulutku.
"(Y/n)-ah wae?? Gwaencahana?" Kata suara diluar kamar sambil menggedor-gedor pintu.
'Itu suara Park Chanyeol! Astaga!! Bagaimana ini!! Manusia ini tidak bangun juga?? Aku tidak habis pikir memandang Baekhyun yang masih saja tertidur pulas.
"Ne!" Jawabku singkat.
"Keluarlah! Kyungsoo sudah membuat bubur abalon untukmu" kata Chanyeol, kemudian aku mendengar langkah kaki menjauh.
"Oppa...", panggilku setengah berbisik. Baekhyun tidak bergerak sedikitpun. 'Ya Tuhan! Orang ini tidur atau pingsan? Bagaimana dia bisa ada disini?'
"Oppa...", kataku lagi, kali ini aku menggoyang-goyangkan bahunya.
"5 menit lagi....", jawabnya sambil bergeser membelakangiku. 'Eh??'
"Yak!! Oppa.... ireona (bangun)!" Aku kembali berbisik tetapi kali ini agak keras.
Aku sudah kehilangan kesabaranku, aku tidak ingin orang lain berfikiran dan menuduh yang bukan-bukan.
"OPPA!" Kataku sambil menendang Baekhyun dengan kakiku yang sehat hingga dia terjatuh dari tempat tidur. 'Ups... mianhae'
"Aw....", keluhnya sambil memegangi kepalanya yang terantuk pinggiran meja.
Aku hanya bisa tersenyum menahan tawa.
"MWOYA??!!" Ucapnya setelah akhirnya sadar apa yang terjadi. "K..kau... aku? Apa? Kenapa aku bisa disini?" Baekhyun terus berguman tidak jelas sambil menunjuk aku dan dia secara bergantian.
Aku tersenyum mengangkat bahuku, "Oppa! Memangnya aku bisa mengangkatmu kesini?" Kataku.
Baekhyun berdiri menatap lantai sambil memiringkan kepala berfikir keras, sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya.
"Oppa! Sebaiknya kau cepat keluar dari sini!" Saranku padanya, lebih cepat dia pergi itu lebih baik.
"Oh! Kau benar! Aku... em... aku akan keluar." Ucapnya terlihat kebingungan. "Dan! Kau, uhm... aku tidak melakukan apapun pa..."
"Oppa! Cepatlah!" Aku sudah tidak sabaran, aku takut Chanyeol akan kembali.
"O...", jawabnya sebelum keluar.
"Huft...", aku berharap yang lain tidak tahu tentang semua ini. Aku bergegas bangun dari tempat tidur. Dengan penopangku, aku pergi kekamar mandi yang ada didalam kamar.
Hari ini aku memilih memakai rok, karena terlalu sulit memasukkan kakiku yang diperban kedalam celana. Sambil mematutkan diri didepan cermin, aku berfikir tentang apa yang akan aku katakan jika yang lain bertanya padaku tentang Baekhyun. 'Ah..! Apa yang harus aku katakan??? Aku harap mereka tidak tahu.'
----
TBC...
Thanks for reading...^^
Jangan lupa VoMent....EXO SARANGAHAJA...^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa (Byun Baekhyun) [End]
FanfictionBagaimana jadinya kalau saat kamu menonton konser Exo, kamu malah berakhir tinggal bersama mereka. Sebenarnya apa yang terjadi? - Chapter 1 - 30 published [Public] 📌 first chapter published at 20th of August 2016 ✌ follow dulu chingu baru masukin l...