Setelah berkuda selama lima belas menit, kini Carry telah sampai di halaman istana. Dengan sigap dua prajurit istana datang mengambil alih prince white dan membantu Carry untuk turun dari punggung sang kuda. Setelah berhasil turun, Carry mengusap lembut kepala Prince white nya dan sedikit membisikan sesuatu. Entah apa yang dibisikan Carry pada kudanya, yang jelas setelah dia mengakhiri aksi bisik2 nya, kuda itu langsung pergi ke arah halaman belakang membuat beberapa prajurit bengong. Tapi tetap mengikuti kemana kuda itu pergi.
Melihat itu Carry pun menampakan senyum tipis dan berlalu pergi ke dalam istana besar di dampingi beberapa maid dan maid pribadinya. Dengan dagu yang terangkat Carry berjalan anggun layaknya putri yang berkuasa. Semua orang baik prajurit, pelayan bahkan beberapa petinggi istana langsung membungkuk hormat saat Carry berjalan melewati mereka. Tak ada sapaan ataupun sekedar lirikan. Carry tetap berjalan anggun dengan pandangan ke depan. Tujuan nya sekarang adalah kamar sang kakak, Calista. Setelah pesta perayaan semalam Carry memang belum bertemu Calista sama sekali.
Mengingat tempat Caressia istirahat terpisah dengan istana utama, membuat Carry tidak bisa leluasa menjaga ataupun mengawasi sang kakak secara langsung. Di lorong2 istana ini kamar Calista berdampingan dengan kamar anggota keluarga Devdand, kecuali Aliand. Karna memang Liand istirahat bersama mate nya, di paviliun khusus untuk putri dan pangeran Julius.
Carry masih terus berjalan pasti melewati lorong2 yang ada dengan ekspresi datar nya. Tapi siapa sangka di balik ekspresi itu, Carry sedang berpikir keras tentang apa yang terjadi di sini.
Beberapa maid lalu lalang dengan wajah tak tenang. Bahkan tak sedikit prajurit berjejer di lorong."Ada yang tidak beres".
Pikiran itu membuat langkah nya semakin cepat hingga terhenti tepat di depan sebuah pintu baja besar dengan empat penjaga.
Seakan kedatangan Carry adalah sebuah petir, semua penjaga nampak terkejut dan kompak menunduk hormat di hadapan Carry. Dan berhasil membuat perasaan gadis itu semakin tak karuan.
"Apa yang terjadi ?" tanya nya dengan suara dingin teramat sangat.
Kedua bola mata berwarna perak nya mengkilat saat tak ada yang menjawab. Dengan sebelah tangan terkepal Carry berusaha menguasai dirinya sendiri agar tidak sampai emosi.
Namun siapa sangka, meski putri kecil itu berusaha menutupinya tetap saja aura kemurkaan yang tertahan masih bisa menyebarkan hawa gelap. Membuat para penjaga dan maid yang ada di sekitar Carry mulai merinding ngeri.
Dengan jantung yang memompa tak karuan salah satu penjaga pintu kamar Calista maju selangkah hingga Carry memusatkan perhatian pada nya.
"Begini putri, sejak kemarin malam nona Calista tidak juga membuka mata. Saat para maid membangunkan beliau, yang ada tubuh nona Calista sudah pucat tak bertenaga. Hingga sekarang nona belum juga membuka mata. Saat ini beberapa tabib istana sedang memeriksanya" jelas si penjaga dengan suara sedikit tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is MINE [COMPLETE]
FanfictionTak ada yang boleh Menyentuh Milik Ku, Tak ada yang boleh Menyakiti Milik Ku, Hanya aku yang berhak atas Nya, Hanya aku bukan orang lain. ***** Aliand Devdand *****