12. Help (Bella PoV)

5.6K 231 2
                                        

Hari ini adalah hari pertama liburan akhir semester ganjil.
Pemilihan ketua OSIS baru saja dilakukan kemarin.

Sekolahku memang memberikan satu bulan liburan tiap akhir semester, tapi kami tetap sekolah saat hari-hari libur nasional.
Mengenyam pendidikan di sekolah swasta membuat jadwal libur dan sekolah kami sedikit berbeda dengan sekolah lain.

Aku penasaran dengan apa dilakukan anak itu pada hari santai seperti ini, hmmm...

Kesan pertama ketika aku melihatnya adalah cantik. Aku belum pernah melihat orang secantik dirinya di sekolah, setidaknya menurutku. Hanya saja mungkin kurang dirawat.

Dan dia nakal. Rokok dan Alkohol mainan sehari-harinya, itu kata Dika. Belakangan ini juga dia berkelahi sama cowok pula, lagi-lagi kata Dika.
Satu lagi, dia benar-benar tomboy. Dia, satu-satunya siswi baru yang kulihat, tidak teriak saat Dika pertama kali masuk ke aula dan memperkenalkan dirinya.

Tapi, aku suka wanginya, karena mirip seperti kakaknya. Eh?
Mungkin dia memakai parfum kakaknya, atau parfum mereka merk-nya sama? bisa jadi, bisa jadi...

Anehnya, Dika sangat peduli padanya, tepatnya pada kenakalannya sih.

Dika biasanya tak terlalu peduli dengan para pelanggar peraturan. Entah kenapa dia sangat sering memarahi dan membicarakan Diandra.
Bisa jadi karena sebelumnya nggak pernah liat cewek model begini.

Kalau kenakalan cewek biasanya
kenakalan terpendam seperti cabe-cabean, atau gonta-ganti pacar. Dika lagi-lagi memilih menghindari berurusan dengan cewek begitu. Karena yang ada bukannya jera atas peringaran Dika, para cewek itu malah ketagihan berbuat kesalahan agar bisa bertemu dengan Dika lagi. Ujung-ujungnya Dika akan memintaku atau Indri yang turun tangan.

Aku dalam perjalanan menuju rumahnya. Maksudku rumah Diandra.
Sempat berpikir panjang karena aku otomatis akan bertemu Fernanda juga. Rasa gugup tentu menghampiriku.

Ingatanku tertarik ke masa dimana pertama kali bertemu dengannya. Sebenarnya aku sudah tertarik padanya saat pertama MOS. Fernanda, Dika dan Rizky sudah dilirik-lirik kakak kelas kami dengan tampang cogan dan sifat unik mereka. Fernanda dengan sifat dinginnya, Dika dengan wibawanya, dan Rizky dengan sifat genitnya.

Fernanda yang notabennya cowok dingin tingkat dewa mau menggendongku yang pingsan di lapangan saat pelantikan OSIS kelas sepuluh secara inisiatif, tanpa perintah siapapun. Padahal ada Dika disana, tapi tak cukup dekat, karena saat kelas sepuluhpun dia sudah terpilih menjadi sekretaris II OSIS. Sejak saat itu aku mulai menyukainya..., dan sudah tiga tahun perasaanku belum ada perubahan.

Hei, sudah sampai ternyata.
Aku menghentikan mobilku di depan gerbang rumah mereka, tentu tidak kumasukkan ke dalam garasi, karena aku baru kedua kalinya kesini, jadi para penghuni rumah yang lain akan bingung.

Aku memang menyetir sendiri.
Papa membelikanku mobil sejak kelas sepuluh agar beliau tak perlu repot bolak balik mengantarku lalu mengantar adikku yang arah sekolahnya berlawanan.
Aku merasa lebih aman dengan mobil ini dibanding motor. Perasaanku saja, sih.

Aku menekan bel rumah cat putih ini.

Pintu berwarna hijau pastel itu perlahan terbuka.
Hijau, warna kesukaan Fernanda.
Tuh kan, Fernanda lagi.

Dan yang membuka pintu adalah
Fernanda?!

Dia mengernyit bingung dan tampak sama kagetnya denganku. Tapi dia cepat sekali mendatarkan wajahnya kembali.

Ah, aku lupa apa yang ingin kukatakan. Blank!

"Umh, Di-Diandra ada?"
Kukatakan apapun yang bisa kuingat.

"Dalem,"

Aku tidak dipersilahkan masuk? Oh Tuhan! Sudah kuduga.
Alhasil aku masuk sendiri tanpa perlu diundang.

Aku sudah tidak asing lagi dengan rumah ini, tapi kemana orang tua mereka? Oh, mungkin sedang pergi.

Aku berjalan ke kamar Diandra yang terletak di lantai dua, berdampingan dengan kamar Fernanda.

Namun, langkahku berhenti di depan pintu.

Aku mendengar petikan gitar dari dalam sana, dan suaranya...
Tunggu, lagu apa ini?

'Kau begitu sempurnaaaa...., dimataku kau begitu indaaah. Kau membuat diriku akan s'lalu memujamu..."

Aku sering mendengarnya ...
Siapa ya?
Iya! Ini lagu kesukaan Dika. Tak salah lagi!

'di setiap langkahku... ku kan s'lalu.."

"Ngapain disitu?"

Aku menoleh ke sumber suara. Itu suara Fernanda.

"Engg...."

"Masuk aja!"

Aku memainkan jemariku dan menggigit bibir.

"O-oke."

Kulihat sejenak dia masuk ke kamarnya. Oh, syukurlah.

Aku memutar kenop pintu. Tidak dikunci.

Diandra langsung berhenti bernyanyi saat melihatku. Dia sedang menggunakan headset rupanya.

"Gue kira siapa," ujarnya.

"Nggak boring di rumah? Ikut gue, yuk!" Ajakku.

Sebenarnya aku ingin melakukan sesuatu padanya dengan dalih jalan-jalan hehe.

"Ha? Kemana?"

~~~

Sekarang Diandra sudah duduk manis di mobilku.

Kini aku tahu kenapa wanginya seperti Fernanda. Didepan mataku sendiri, dia diam-diam masuk ke kamar Fernanda, mengambil parfumnya, dan menyemprotkan secukupnya pada tubuhnya.

Penampilannya masih begitu, Baju hitam bertuliskan 'A7X'--etah apa artinya warna hitam, jaket hitam kulit yang selalu dipakainya, hotpants hitam dan sneakers hitam. Hotpants dan Sneakers  itu cocok untuk dipadu-padankan

Anak aneh.
Aku harus benar-benar merubahnya!

Jujur, sebenarnya kaki jenjangnya yang tak terhalang terlihat indah ketika memakai hotpants.

Ah, aku iri sebenarnya!

#####

Narasi panjang yang ngebosenin.
Tapi jangan di-skip ya! Part ini lumayan penting soalnya.

Bhay!

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang