18. Little Moment

5.4K 248 6
                                    

Acara perpisahan akan dimulai pukul 07.30.
Bella sedang berdandan layaknya gadis pada umumnya saat akan ke pesta.

Tapi ia memiliki permasalahan; kesulitan memilih baju.
Masalahnya gadis itu memiliki terlalu banyak baju pesta.

Terpilihlah sebuah gaun selutut berwarna turquise, tanpa lengan dan v-neck. Baju itu spesial. Tidak! Bukan karena nilai kenangannya, tapi karena turquise adalah perpaduan warna favoritnya dan Fernanda. Cinta memang buta.

Gaun itu tampak cocok dipadu high heels 9cm bertali warna biru muda.
Wajahnya sudah dipoles make-up dan rambut curly-nya digerai bebas.
Simple, casual, tapi tetap menarik.

"Yep, cukup," ucapnya.

Bella menyambar tas selempang hijau muda dan menaiki mobilnya.

~~~

"Ini penting buat sekolah dan namanya di sekolah. Orang bakal bilang apa nanti?" Fernanda terus memohon kepada ibunya agar membebaskan Diandra setidaknya di hari penting ini.

Fernanda memakai kemeja warna biru tua dipadu jeans hitam.

"Nggak. Dia sedang menjalankan hukuman. Kamu cepat sana, nanti lambat," usirnya halus.

"Mungkin ini hari terakhirnya ketemu sama Kakak-kakak kelasnya."

Demi Diandra. Cowok itu rela bicara panjang-panjang yang jelas bukan sifat sebenarnya.

"Apalah artinya kakak kelas? Cuma ketemu setahun, juga."

'But, he is her first love, Mother.
Not only a senior." Pikir Fernanda.

"Bella gimana?" Tanya Fernanda.

"Bella 'kan bakal sering kesini. Sambil ketemu kamu. Kalian udah pacaran 'kan? Mantu idaman Mama banget."

"Back to the topic, Ma!"

"No! Ntar adek kamu malah ngelunjak kalo Mama kasih pergi. Udah sana!"

~~~

Sudah pukul enam, tapi Diandra belum menampakan dirinya. Bella menunggu dengan gelisah, banyak yang harus dipersiapkan sebelum acara dimulai. Daripada hanya berdiam diri tak melakukan apapun, ia memilih mendatangi meja teman-teman Diandra di aula. "Diandra mana? Satu setengah jam lagi acara mulai!"

"Kakak nggak tau? Diandra kan lagi dilarang mamanya kemana-mana. Apapun alasannya."

"Yah! Terus gimana dong?!" Bella panik, "Masa cari MC baru?! Mepet nih! Nggak mungkin acaranya di pending."

Bella terus mencoba menghubungi Dika, tetapi disaat genting seperti ini, ponselnya tidak aktif.

"Lo cari sono, lo kan udah kenal sama semua keluarganya," usul Nita pada Rama.

"Gue? Daripada gue berurusan sama Om Hendri, lebih baik gue berurusan sama Bu BK!"

"Terus gimanaaaaaa...?"

Semuanya mengangkat bahu.

"Gimana ya, Kak. Kalo perintah ortunya itu nggak bisa dirubah. Mustahil. Walau badai menerjang...bumi terbelah...menjadi dua...."

Nita menabok kepala Rama. "Malah nyanyi!"

"Ck,"

#####

Diandra termenung sambil menonton televisi, meratapi nasibnya yang sungguh menyedihkan.

Sudah setengah jam yang lalu sejak Fernanda meninggalkan rumah.

Tanpa dirinya.

Ingin rasanya ia meremukkan segala yang ada di kamarnya, tetapi mengingat ia hanya akan mendapat hukuman tambahan, iapun urung.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang