21. Out

4.8K 188 4
                                    

Fernanda tak main-main akan rencananya masuk ke sekolah ber-asrama. Alibinya sih, biar lebih mandiri, Aslinya? Biar bisa deket terus sama Sang Pacar.

Diandra kembali merana bersama gitar diatas genteng, bedanya kali ini tanpa rokok. Ini adalah malam terakhir liburan, jadi Diandra tak bisa begadang sepuasnya.

Kedatangan Dika setahun belakangan sangat mengubah hidupnya. Tanpa sadar, gadis itu menyentuh pipinya.

Seorang Diandra Nara Praditya kini berubah menjadi gadis cantik yang anggun--meski belum sepenuhnya.

'Dika sukanya cewek feminim.'

Senyum geli Diandra mengembang. Diandra terkenang bagaimana usaha Bella 'mempermaknya' sedemikian rupa. Hei, bahkan gadis itu ikut-ikutan meninggalkannya.
Angin yang berhembus membuatnya kembali terkenang saat pertama konflik mereka :
'Lo bawa rokok?!"

"Kok berani sama cewek yang lebih muda?"
Kalimat itu menyerang telak hingga ke ulu hati Diandra. Bagaimana Dika menyelamatkan nyawanya waktu itu. Bagaimana Dika menyebutnya 'cantik' dan berhasil membuat pipinya memerah. Dan bagaimana saat Dika meninggalkannya.

Tes

Air mata Diandra tak bisa dicegah untuk mengalir deras. Ia menangis dalam diam, tanpa suara.
Berusaha melenyapkan semua kenangan, bahkan sempat terpikir seharusnya Dika tak pernah hadir dalam hidupnya. Kesedihan yang tak bisa dijelaskan, sulit dipendam, sulit di hilangkan.

Lo udah lama gak ada kabar, kangen ngumpul. Nanti di bar millenium, jm 6.

Begitu kurang lebih isi whatsapp dari Mio. Kenapa waktunya sangat tidak tepat?!

Diandra menatap ponselnya ambigu. Gadis bernetra kelam itu meluruskan kakinya.

Sungguh, Diandra sudah sangat jengah bertengkar dengan kedua orang tuanya lagi. Diandra benci kebisingan di rumah megahnya, lelah berdebat dengan ayahnya sendiri.

Dan apa artinya dia berubah sedemikian rupa.
Cantik, anggun, tapi masuk geng motor? Konyol.

Namun Diandra pasti akan sangat sulit mengatakan ini kepada teman-teman yang sudah dianggap saudara.

Tidak! Diandra bisa melakukannya! Toh dia masih bisa berteman.

Dia harus menyelesaikan semua ini.

Harus!

#####

Suatu pagi yang agak mendung di SMA Merdeka, seorang cowok hitam-manis sedang memamerkan deretan giginya pada adik kelas sepuluh yang baru MOS.

Kerjaan Gilang nyampe disekolah; kalau enggak ngerokok sampai bengek, ya ngegodain cewek-cewek.

"Adek manis, nanti aku antar pulang ya?" Gilang mengerling jahil membuat Nanda--adik kelas 10 yang digodain Gilang-- kinyis-kinyis.

"Ewh, najeeees. Adik kelas mau MOS, udah ngajak pulang aja. Baru bangun lo?" celetuk Diandra sewot yang sudah berpakaian olahraga dengan rambut dikucir kuda. Cewek berkulit putih-gading itu jelas menampakan ketidaksukaannya.

Gilang mendesis, "sirik aja lo! Bilang aja lo cemburu!"

Diandra melotot sampai bola matanya nyaris ngegelinding. "Semprul! Cepet kelapangan, di cariin pak Agung mau latihan. Turnamen udah deket, malah godan cewek disini."

Gilang tersenyum, "Iya sayaaang."

Diandra menggedigkan bahu.

"Lo kapan berhenti godain cewek? Playboy banget jadi cowok," seloroh Diandra yang berjalan di belakang Gilang.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang