32. Secret--End

7.8K 235 9
                                    

Ending.

***

Cafetaria Universitas Bhuana Jaya.
17.00

"Ehm, yang jadian traktir ya!" ucap Rizky iseng disambut sorakan Elis, Bella, dan Fernanda. Sementara dua orang lainnya memerah salah tingkah.

"Kita unik. Semacam triple date!" ucap Bella, "kalau malam kemarin nggak ada yang uhuk uhuk pasti jadinya double date plus dua nyamuk!"

Sorakan membahana kembali terdengar memenuhi ruangan.

"Udah!" Fernanda mencoba menengahi, "mereka mau meledak gitu!"

"Dika kasih apa? Kan hari ini ulang tahun Diandra." Elis buka suara, sebenarnya upaya pengalihan agar teman-temannya tak semakin berisik.

Diandra menggangguk setuju usai menelan makanan yang dikunyahnya. "Hadiah mana?" candanya.

"Elaah," Dika bersidekap, "kan udah gue hadiahnya," ujarnya tengil.

"Cieeeeee!" Teriakan-teriakan nakal itu kembali terdengar disusul batuk-batuk jahil.

"Jiah!" Diandra pura-pura bergidig guna menyamarkan senyumnya.

"Yaudah, nih." Dika berdiri dan mengeluarkan sebuah kalung. "Sini!"

Diandra tersenyum melihat liontin itu. Baru saja Dika berdiri hendak memasangkannya, sebuah suara menghentikannya.

"Jangan lo yang masangin!" Fernanda menatap serius.

"Ada abang galak!" bisik Rizky dramatis pada pacarnya.

"Napa?" Dika menahan tawanya.

Beberapa detik kemudian Fernanda berdeham. "Kalo lo yang masangin, ntar dia pingsan!"

"Eaaaaaa!" Ucapan Fernanda langsung ditimpali seruan kompak yang lainnya.

Diandra gerak cepat melempari kakaknya dengan kentang goreng di dekatnya. Sedangkan Dika terbatuk-batuk samar melihat wajah Diandra yang mulai memerah.

"Kalian nih! Meja kita paling heboh, tau! Orang lain pada liat kesini semua!"

"Pengalihan itu!" celetuk Bella dan langsung disambut teriakan heboh yang lainnya. "Lo mah enak! Ultah dibeliin kalung. Lah gue?" Gadis itu berlagak sedih dengan memanyunkan bibirnya.

"Kode, tuh, Fe!" Dika memberi isyarat pada Fernanda. "Beliin katanya!"

"Alay gitu!" kilah Fernanda.

Dika nampak tak terima. "Enak aja alay!"

"Iya. Itu romantis!" Bella memihak Dika.

"Romantis!" Yang lainnya menyetujui dengan kompak. Berusaha memojokan Fernanda.

Fernanda berdeham sejenak. "Cinta itu gak harus diwujudin pake barang."

"Eak eak!" Seruan heboh kembali menggetarkan ruangan.

"Lo cinta nih sama gue?" Bella menaik-turunkan alisnya.

"Kalo enggak, ngapain gue pacarin?" ungkapan singkat Fernanda membuat seisi ruangan semakin heboh akan teriakan. Meski jauh dari kata romantis, tetap saja Bella merasa dihujani bunga-bunga lotus, pasalnya ungkapqn itu berasal dari cowok dengan kecuekan tingkat Dewa.

"Kayaknya hari ini jadi hari kesemsem sedunia!" ujar Elis. "Mumpung topiknya pas nih. Kalian nggak ada kelas malam kan? Main ToD aja yuk! Biar bisa ngungkap rahasia," usul Elis.

"Nah! Bagus tuh!" sahut Dika disusul yang lainnya. "Truth gak pake dare ya!" cowok itu melirik arlojinya, "biar bisa main lebih lama, gue mau tanya banyak soalnya." Sudut mata Dika melirik Diandra dengan jahil, sedangkan yang dilihat pura-pura tak menyadari.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang