8. Fight (Diandra PoV)

7K 258 0
                                    


Cantiq kan???? ting ting *kedip-kedip*
Gw pertama mikir, siapa yak artis yang mukanya cakep agak bule buat jadi Bella? Nama
yang pertama terlintas adalah
CASSANDRA LEE!
Tau Cassie kan? Tau dong. Tuh di mulmed picnya.

#####

Aku menarik punggungnya, tentu tak mudah karena tubuhnya lebih besar dariku, ditambah tangan kiriku yang masih terluka. Konyolnya aku nyaris terjengkang.
Kakak anak kuliahan itu akhirnya berhenti memukuli Mio. Menurut name tag nya, nama cowok itu Kevin Sastrawan.

Kakak itu ternyenyum kecut, "Siapa nih cewek? Adik lo? Atau cewek lo? Minta bantuan kok sama makhluk lemah," tanyanya pada Mio. Mio yang bicarapun sudah tak mampu--tapi masih sadar-- tidak menjawab.

Makhluk lemah. Darahku serasa mendidih saat mendengarnya. Rasanya kepalanya pun bisa kuremukkan. Sialan orang ini.

"Payah! Apa yang dibanggain dari Disaster? Nama aja yang sok keren, orang-orangnya loser."

Buk!

Hantaman mendarat tepat di wajah Kevin tanpa kurencanakan, membuat darah dari hidung cowok itu bermuncratan.

"Banyak bacot lo, Anjing!" Teriakku kalap.
Sumpah demi apapun, aku menyesal melakukannya! Tetapi mau bagaimana lagi jika sudah terlanjur? Harga diri harus dipertahankan!

Ekspresi Kevin berubah drastis. Kini raut wajahnya antara kaget, geram, dan marah. Dengan cepat ia mengusap wajahnya kasar. "Bangsat!" Dia membalas dengan pukulan tepat dirahangku tanpa bisa menghindar hingga aku tersungkur. "Berani lo sama gue, bocah?!"

Rasa asin dan anyir membuatku meludah. Sudut bibirku berdarah.

Bersamaan dengan itu, untungnya Ade muncul dengan kawanannya sampai akhirnya kami main keroyokan.

Sebenarnya bukan dia yang membuatku kalap. Bukan.
Dia hanya pelampiasan.

~~~

Mio ternyata dipukuli karena masalah sepele. Secara tidak sengaja, Mio memencet klakson beberapa kali di depan kampus cowok itu--sebenarnya klakson motornya yang bermasalah dan dia hanya mengklakson sekali--. Kebetulan pada saat itu Kevin yang sedang parkir tersinggung dan mengumpat.

Mio yang ikut emosi dilempari sumpah serapah, tentu melawan. Adu jontos pun tak bisa dihindari.
Seperti biasa, kami berakhir di ruang BK.
Keseringan masuk BK karena urusan serupa, aku jadi kebal. Sepertinya malah ketagihan. Persetan dengan guru BK supergalak yang sudah tua beruban itu.

"Lo yakin mau terima tantangannya?" Tanya Rangga yang sedang menuangkan vodka kedalam gelas bening, "Anak-anak kuliahan itu bahaya. Gue aja yang udah kuliah juga sempat masuk UGD gara-gara ketua gangnya Kevin."

Semenjak berbaikan dengan Ade, rival balapanku itu mendadak peduli dengan Disaster. Lagipula seandainya kami belum akur, dia pasti tetap mendukung kami, karena musuh terbesar --kampus Rangga-- adalah kampus Kevin.

"Harga diri, man!" Ucapku.

Tadi saat Kevin sudah babak belur, dia masih bisa mengacungkan telunjuknya tepat dihidungku, dan menantangku satu lawan satu Sabtu depan di gudang kosong. Entah mengapa cowok itu malah dendam padaku. Mungkin karena dia tak menyangka aku berani memukulnya.

"Ini masalah beda! Bukan sekedar berantem kaya di sekolah! Mereka anarkis, nekad, radikal! Pokoknya bahaya!" Alvin ikut nimbrung.

"Iye-iye. Gelas dong, gelas," potongku

"Gue ga ngijinin. Gimana?" Tanya Ade tiba-tiba.

Aku sempat kaget, namun kembali kunormalkan."Apa perlu gue dapat ijin?" Aku mengeluarkan senjata pamungkas yang langsung membekap mulut mereka.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang