16. Perfect

5.8K 227 3
                                    

Chapter 16

***

"Dara mana? Dikelasnya?" ucap Diandra ketika sampai di sekolah. Cewek itu kini sudah rajin datang pagi-pagi ke sekolah hanya untuk jalan-jalan lalu melipir ke lantai tiga--sarang kelas dua belas untuk sekedar cuci mata.

Nita menaikan bahu sembari memakan kacang polong, "Tau ah, belon dateng keknya, biasanya abis naroh tas langsung kesini cari kita," ucapnya dengan seraya mengunyah.

"Tumben. Tuh anak jam segini biasanya udah dateng."

Diandra memilih tidak peduli dan meninggalkan kelas.

#####

Dika men-drible bola berusaha menghindarkannya dari Erick ketika Tasya tiba-tiba berdiri di bawah ring.

"Awaas!" seru Dika heboh, sayangnya bola keburu direbut oleh Erick, "Argh elo! Gue mau persiapan pertandingan, nih! Ganggu aja."

"Kaya lo masih disini aja." Cewek itu bersidekap, "Juni udah pengumuman kelulusan."

"Anjrit! Rick, yah jangan-jangan lupa. Lo udah cari tim pengganti belom?" tanya Dika panik.

Erick mengacungkan jempolnya disambut helaan napas lega dari Dika.

"Gue ambil data mereka dulu ya!"

Dika mengangguk. "Gue udah cari pengganti gue," ucap Dika, "kelas sebelas sih."

"Gue juga udah," balas Tasya.

"Iye, udah tau gue."

"Oh iyaya, jelas lo dah tau. Lupa gue." Tasya tertawa lebar.

Di pinggir lapangan, Diandra memperhatikan orang yang dikaguminya, tertawa bahagia bersama seorang perempuan.
Di tengah lapangan. Hanya berdua.

Dia memilih pergi dari tempat itu.Sementara dua orang itu masih berbincang.

"Udah pernah tes belom? Ini kan friday alias free day. Ga ada pelajaran. Gue, sih, rencana hari ini. Lo sendiri gimana?"

Dika mengangkat bahu. "Mungkin."

#####

Diandra keliling sekolah hendak berjalan-jalan. Gadis itu merasa butuh udara segar berharap bisa melegakan sesak di dadanya.

Ia tak terima disaat dirinya sangat jarang bertemu dengan Dika karena kehadiran cowok itu mulai minim, sekalinya bertemu, sudah disuguhkan hal seperti tadi. Tapi apa daya? Toh, Diandra bukan siapa-siapanya.

Bangku kosong di kantin menjadi pilihannya untuk mengistirahatkan kakinya. Padahal nyaris tak ada aktifitas berat yang dilakukannya hari ini, tapi tubuhnya terasa berat. Entah.

Diandra memesan mie kuah panas pedas beserta jeruk panas tanpa gula lalu mengacak-acak makanannya.

"Burung itik datang menyapa
Zaskia gotik pergi ke jogja.
Adek cantik pacarnya siapa,
Cantik-cantik sendirian aja?"

Suara itu membuat Diandra mendongak. 'Dia lagi'.
"Sama gebetan gue!" ucapnya ketus.

Gilang celingak-celinguk lalu menunjuk dirinya. "Gue gebetan lo, nih?" tanyanya kalem, "Lo cuma sama gue disini."

Diandra menahan tawa. "Jayus," ucapnya berusaha ketus.

"Siapa yang jayus?"

"Elo!" ujar Diandra.

"Aku?"

"Dih, pake aku-kamu." Cewek itu bergidig.

"Jadi duta sampo lain? Hah? ahahahhaha. Ups," Gilang menutup mulutnya melihat wajah Diandra memerah. Masih dengan senyum manis, wajah tengil dan kedip-kedip centil.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang