27. He?!

4.5K 194 0
                                    

Gadis itu menyisir rambut panjangnya yang sempat acak-acakan karena tertidur di mobil.

"Udah, sayang?" ujar seorang pria paruh baya yang duduk di kursi kemudi. "Setelah ini kamu langsung ke ruang kepala sekolah ya, apa mau papa temenin?"

Pintu kaca belakang diketuk oleh seorang laki-laki berumur sekitar 18 tahun. Pria di depan membuka kaca mobilnya.

"Kalian pulang aja, biar dia sama Fe."

Papa tertawa. Diandra segera turun dari mobil dan mencium tangan ayahnya.

"Papa-Mama bakal sering kesini. Kalian baik-baik ya! Jangan nakal, jangan buat onar."

Kakak-adik itu mengangguk kompak.

"Dah!"

Setelah mobil orang tua mereka kian menjauh mereka berjalan memasuki asrama, laki-laki bernetra kemerahan itu menatap adiknya dari atas sampai bawah, lalu terkekeh singkat. "Gue masih nggak nyangka lo bisa transformasi gini, kurang dari tiga tahun."

Diperhatikannya penampilan adiknya. Rambut panjang terurai, sweater berwarna merah muda, rok lipit berwarna hitam diatas lutut, bahkan wegdes!

"Gue pikir pertumbuhan lo cepet, ternyata tinggi boong."

Diandra bersidekap. "Udah selesai ngomentarin gue? Sekarang gue tanya peraturan disini."

"Ga banyak peraturan. Yang penting gak buat rusuh di Asrama dan sekolah."

"Penampilannya?"

Fernanda mengangkat bahu. "Bebas."

"YHUEEESS!" Diandra seketika bersorak Girang.

"Tapi lo jangan pake rok gitu di asrama, ntar banyak yang godain, kan asrama campuran. Kelas campuran. Yah, walaupun penjagaannya lumayan."
Fernanda mulai menampilkan sikap kekakakannya.

Diandra tersenyum. "Semenjak disini lo jadi ngomong panjang-panjang ya."

Fernanda tak memperdulikan.

"Tapi disini kalau ada kelas, kita mesti pakai seragam."

"Hanjay! Kuliah gue pikir udah bebas, ternyata sama aja," rutuk Diandra.

Sentilan yang cukup keras mengenai kening Diandra. "Lo kuliah malah mikir pakaian. Lagian ini cuma semacam jas, lo bebas pake baju apa aja, tapi tetep pakai jas itu luarnya."

Diandra membulatkan mulutnya.

"Sekarang langsung ke ruang kepala sekolah?" Diandra melirik koper dan tumpukan barang-barang lainnya.

Mengikuti arah pandang adiknya Fernanda berujar, "enaknya gimana? Ke asrama dulu aja kali ya?"

Diandra mengiyakan dan megekor kakaknya menuju gedung Asrama.

#####

"Astaga, Ra! Ini lo?" Bella tak kalah hebohnya. Gadis itu langsung menarik Diandra menuju ke depan cermin ruang santai.

Fernanda menahan kekehan melihat tingkah kedua gadis itu. Sedangkan Diandra memutar bola matanya tak acuh.

Gadis berambut cokelat alami itu terkekeh. Namun tak lama kemudian ekspresinya berubah.

"Gue inget cerita lo setahun lalu."

Diandra mengalihkan pandangan dari cermin.

"Tentang Gilang itu," lanjut Bella. "Kalau lo bisa jadian sama cowok lain....berarti lo udah ngelupain Dika, ya?"

"Ehm, Na! Lo cepet ke ruang kepala sekolah. Ntar ditunggu." potong Fernanda cepat.

Cowok itu tahu benar suasana hati adiknya bila sudah membahas masalah laki-laki yang pernah mengisi hidupnya.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang