6. Gang (Author)

7.2K 294 1
                                    

Arbani Yaziz as Dika! Itu tolong ya jelaskan knapa ini cowok ganteng banget gini. Cocok gitu jadi most wanted. Juga keliatan dewasa, ya kaya Dika.

#####

Dika berada di sebuah kafe, sepulang dari toko buku dengan setumpuk buku di dalam kantong kresek di tangan Bella. Bagi teman-teman dekat, mereka sangat menyayangkan Bella dan Dika hanya sebagai sahabat. Tapi, bagi para pemuja Dika dan Bella, tentu sangat bersyukur.

Cowok itu merebahkan diri di sofa cafe. "Lo yakin masih ngincer Fernanda? Sumpah, gue kasian, sebenernye gue kesel juga lo dikasi sikap es batu terus. Ga ada niat cari cowok lain?" Kata Dika.

Bella meminum milkshakenya. "Cinta ga harus memiliki, Dika...."

Seketika asam lambung Dika naik ke kerongkongan, tangannya langsung terulur menoyor Bella sambil berteriak "Hwooo."

Bella terkekeh pelan, namun ekspresinya berubah drastis "Fe gak bakal pernah suka sama gue ya, Dik?"

"Mana gue tau. Umh, apa kurangnya elo ya? Oke, dengan sangat terpaksa dan rada boong menurut gue lo cantik." Celotehan Dika yang terdengar memuji malah membuat Bella kian cemberut. "pinter--itu lo banget," katanya lagi, sedangkan Bella mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Biasa, Dik. Cewek kaya gitu banyak," potong Bella, "Fernanda ganteng, juga lumayan pinter, jadi cewek yang kaya gitu pastinya biasa buat dia."

"Cowok cakep dan pinter juga banyak di Merdeka, kenapa bisa milih Fernanda? Padah-"

"Gue ga milih." Bella mendesah, "Kalo bisa milih cowok yang gue taksir, mending gue pilih Bobby," Bella terkikik, Dika ngakak

"Anjeeerr!" Balas Dika.

Bobby. Salah satu cowok cupu dikelas mereka. Suka baca buku tapi cuma komik. Kacamatanya supertebel bak orang minus tujuh, padahal cuma minus 1. Dan selalu rangking 9, tak pernah naik--ataupun turun. Selalu jadi sasaran bully paling empuk sama berandalan XII-1, yang beranggotakan lima orang yang cowok urakan langganan konsultasi BK.

"Btw, lo lagi suka sama cewek ya, Dik?" Pembicaraan mereka beralih setelah tawa mereda.

"Hhmmm?" Dika nampak berpikir "Enggak kok. Kok lo nanya gitu?"

"Engga pa-pa sih, gelagat lo kaya lagi naksir aja, contohnya, sering senyum-senyum sendiri, sering ngelamun, de-el-el. Lo kan orangnya realistis, ga suka ngayal, makanya kelakuan lo kaya gitu baru-baru ini aneh" Senyum jahil Bella mengembang sempurna.

Dika terkekeh pelan, "Gue? Suka sama cewek? Yang bener aja lo!"
Kebiasaannya mengetuk-ngetuk meja dengan jari muncul lagi.

Reaksi Bella diluar dugaan, dia menutup mulutnya dengan telapak tangan, matanya terbelalak lebay. "J-jangan bilang...," ucapnya gelagapan "LO SUKA SAMA COWOK?!" lanjutnya cepat.

Seketika Dika menolehnya.
"hanjir, ya enggak lah bego!"
Ucapnya garang.

"Oh, syukur...syukur...," timpal Bella dramatis sambil mengeluarkan cengirannya.
"Bohong ah lo! Pasti lo lagi suka sama siapaaa gitu."

"Enggak! Enggak boong, sayaaaang." tandas Dika centil sambil kedip-kedip.

"Elo boong!"

"Kenapa lo yakin banget, Bel?"

"Karena biasanya firasat gue ga pernah salah." Bella keukeuh

"Ini pertama kalinya lo salah." Dika tak kalah keukeuh.

Mereka akhirnya bertukar tatapan sengit selama beberapa detik,

"Oke, bener! Maksa banget lo!" kata Dika pada akhirnya.

Bad vs BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang