13. Pasangan Menyebalkan

99.4K 5.8K 286
                                    

Happy weekend guys

Langsung aja yaa happy reading ;)

********

Author POV

Fian masih terdiam, mencerna ucapan Karel tapi pikirannya benar-benar buntu. Dia tidak mengerti apa maksud ucapan itu. Keadaan kembali canggung. Dalam hati Fian merutuki jantungnya yang berdebar keras.

Saat makanan datang Fian bersyukur dalam hati. Dia langsung melahap makanan yang dipesan tanpa bicara apapun. Berada dalam posisi canggung membuatnya lapar.

"Wahh kenyangnya," ucap Fian. Senyumnya mengembang karena perutnya telah terisi. Sudah dia lupakan perkataan Karel yang mengganggu pikirannya tadi.

Kaki Fian melangkah menuju kursi malas yang berada di dekat televisi besar fasilitas resort mewah ini. Kebetulan ada film favorit Fian jadi dia bisa menghabiskan waktu di depan televisi.

Karel lebih memilih kembali menekuni pekerjaannya. Ia kembali ke ranjang dan sibuk dengan laptop dan beberapa berkas yang sengaja ia bawa dari Jakarta.

Tidak terasa sekarang sudah pukul 02.00 dini hari waktu Indonesia tengah. Karel meregangkan ototnya, matanya sudah berat dan lehernya juga sudah pegal. Karel melepas kaca mata dan mematikan laptop. Semua ia letakkan di nakas yang berada di samping ranjang.

Karel menghampiri Fian yang sejak tadi masih di depan televisi. Di kursi malas itu Fian ternyata Fian sudah tertidur pulas dengan memeluk bantal. Karel meraih remote dan mematikan televisi lalu membopong Fian menuji ranjang.

Dengan hati-hati Karel meletakkan Fian di ranjang agar tidak membangunkannya, memastikan posisi nyaman untuk Fian lalu menyelimuti istrinya itu. Istri, Karel tersenyum dengan fakta baru yang masih asing di telinganya.

Karel ikut berbaring di sisi ranjang satunya. Tangannya terulur untuk merapikan anak rambut Fian, "selamat tidur Fian," ucapnya sebelum memejamkan mata.

--------

Fian bergerak gelisah hingga ia membuka matanya perlahan, dihadapannya ada Karel yang tertidur nyenyak menghadapnya. Kening Fian mengerut bingung, bukankah semalam dirinya tertidur di depan televisi.

Beberapa detik hingga akhirnya ia sadar dan tersenyum, Karel pasti yang memindahkannya. Fian senang di saat Karel tidur, bukan karena hidupnya tenang seperti alasan kemarin, tapi karena saat-saat inilah ia bisa leluasa memandang wajah tampan suaminya.

Jantungnya mulai tidak beraturan seperti kemarin. Mau bagaimanapun ia tidak bisa mengelak, dirinya sudah kalah, bahkan mungkin sejak sebelum menikah dirinya sudah kalah. Yaa kalah, dirinyalah yang jatuh cinta pada pesona suaminya itu.

Fian tersenyum miris, "kamu menyebalkan, bagaimana mungkin hanya dalam waktu dua hari kamu bisa membuat aku jatuh cinta begitu dalam?" lirih Fian.

Ia betah berlama-lama memandangi wajah tidur Karel. Dirinya merasa beruntung karena setiap bangun tidur bisa menikmati wajah Karel. Fian meraih iphonenya dan mengambil foto Karel yang masih tertidur pulas.

"Hihi lumayan," kekeh Fian sembari melihat foto yang baru saja ia ambil. Tidak, ia harus tetap bersikap seperti biasa di depan Karel. Karel tidak boleh tau bahwa Fian sudah jatuh cinta padanya.

Masih pukul lima tapi Fian memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap. Bersenandung kecil di bawah guyuran air, hari ini ia sangat bersemangat karena akan melihat sunrise di tepi pantai.

Usai mandi Fian segera bersiap-siap. Ia sekali lagi memandang pantulan dirinya di kaca untuk memastikan penampilannya.

"Fian.." gumam Karel yang baru saja bangun, matanya menatap heran Fian yang sudah rapi sepagi ini.

Not A Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang