20. Fian Berubah

108K 6.2K 411
                                    

Hayyy semuaaa NADW updateeee... kangen fian sama karel?? Atau kangen sama si rain? 😂

My boyfriend is my junior juga update part 1 yaa..

Langsung aja happy reading guyss😙😙😘😘😘

🍁🍁🍁


Author POV

Karel menguap lebar, lengannya meraba ranjang di sebelah. Mendapati dia tidur sendiri matanya terbuka. Tidak ada Fian disampingnya padahal biasanya setiap dia bangun dia akan menikmati wajah polos Fian yang masih tertidur.

Kening Karel berkerut, bukannya semalam dia mabuk dengan teman-temannya. Bahkan saat ini kepalanya masih pusing. Kenapa tiba-tiba dia ada di kamar.

"Fian.." panggil Karel. Tidak ada sahutan yang terdengar. "Kemana Fian," gumam Karel. Saat baru akan bangun ia sadar sesuatu, kenapa dirinya tidak mengenakan pakaian satu helaipun.

Karel berpikir keras, memikirkan apa yang telah terjadi semalam. Tapi yang dia ingat dia melihat wajah Fian yang sangat cantik dengan rona merah dipipi istrinya itu.

"Sial!" serunya. Jangan-jangan semalam ia melakukan hal yang tidak-tidak pada Fian. Karel berlari mengambil handuk dan melilitkannya dipinggang. Tanpa berpikir panjang Karel langsung berlari keluar.

"Yaampun Tuan! kenapa lari-lari pakai anduk doang sih??" tanya Meri sembari menutup matanya dengan telapak tangan.

"Ri.. dimana Fian?" tanya Karel dengan panik tanpa mendengarkan ucapan Meri.

"Ke kantor Tuan, tadi pagi-pagi udah berangkat katanya ada urusan," jawabnya. Karel merutuk dan segera berlari keatas untuk mandi.

Tanpa perlu berlama-lama Karel langsung siap dengan kemejanya. Ia langsung menyuruh Ucup untuk mengeluarkan mobil.

Karel menyetir dengan kecepatan gila. Otaknya sejak tadi memikirkan tentang Fian. Kalau terjadi sesuatu maka dosanya akan semakin banyak. Dosa dengan Rain saja sudah berat, ini ditambah dosa karena merusak gadis sepolos Fian.

Wajah Karel yang panik membuat orang-orang di kantor menatapnya bingung. Ekspresi Karel itu sangat sedikit, kalau tidak dingin ya datar. Sejak dengan Fian saja semua penghuni kantor bisa melihat ekspresi lain dari Karel yang biasa.

Karel mengambil nafas lega saat melihat Fian sedang duduk di mejanya seperti biasa. Tapi kelegaan itu berlangsung beberapa detik saja karena meski dari jauh Karel bisa melihat mata indah itu kini membengkak.

"Fian," panggil Karel.

Fian menoleh kaget, wajahnya langsung berubah pucat ketakutan. "Pa-pagi Pak, Bapak ingin minum apa?" tanya Fian.

Karel menyipit, sedikit sakit melihatnya dengan tatapan takut, benar ada yang tidak beres. "Masuk ke ruanganku," ucap Karel.

Fian menggeleng cepat, "saya sedang sibuk, nanti kalau sudah selesai saya akan masuk ke ruang Bapak," jawabnya. Karel berdecak dan langsung menarik Fian agar ikut dengannya.

Di dalam ruangan Fian hanya duduk di pojok sofa sembari menatap meja. "Ada apa?" tanya Karel. Fian menggeleng pelan tanpa menjawab. "Apa yang kulakukan padamu semalam?" tanya Karel langsung pada inti permasalahan.

Fian mendongak, matanya menatap Karel dengan tatapan yang membuat Karel juga ikut merasakan sakit. "Tidak ada apa-apa semalam," lirih Fian.

"Bohong!"

Fian menghela nafas dan tersenyum, "aku sudah jujur.. sudah ya, aku ingin kerja,"

"Tolong jawab aku Fian!"

Not A Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang