Hay semua.. update lagi nih.. cuma mau bilang juga, author adalah mahasiswi keperawatan semester 5 yang setiap harinya diwarnai tugas2. Jadi tolong banget harap maklum update lama, jangan marahin author yang polos ini karena telat update 😢
Next part akan lebih lama karena author sedang UAS ini aja lebih mentingin bikin cerita daripada belajar buat besok*gubrak. Setelah UAS ada uprak dan setelah uprak ada dinas di rumah sakit selama sebulan mungkin..
Langsung aja deh yaa happy reading.. ini 5000 kata lebih.. jangan kaget dengan isinya yg absurd yakk 😂😂😂
🍁🍁🍁
Author POV
Mata Fian menatap intens dress yang ada di hadapannya. Ini memang bagus dan cantik dan satu lagi, catatlah karena ini hal yang paling penting, dress ini mahal. Yaa dan Fian merasa tidak cocok menggunakan pakaian itu.
"Ini cuma acara makan malam biasa, gue bukan mau jalan di red carpet," tolak Fian.
Putri mengangguk, "iya bener juga.. yaudah kita cari yang lain aja," ajak Putri. Mereka berkeliling butik hingga akhirnya Fian menemukan dress yang pas.
"Salah nggak sih gue ninggalin Karel sama Rain?" tanya Fian saat dalam perjalanan kembali ke kantor.
"Salah menurut gue, tapi untuk saat ini cuma itu yang bisa lo lakuin, jangan terlalu buru-buru.. Pak Karel pasti butuh waktu,"
Fian mendengus, "butuh waktu apa? gue nggak nuntut dia untuk bales cinta gue, dia mau menjauh dari Rain aja gue udah bersyukur," keluh Fian.
Putri terdiam dan menghela nafas berat. "Gue nggak tau saran gue untuk lo itu benar atau salah, tapi karena udah sejauh ini mau gimana.." Putri memegang bahu Fian. "Apapun yang terjadi lo nggak boleh kalah dari Rain!! pertahanin pak Karel sekuat yang lo bisa,"
Fian mengerutkan kening bingung dengan ucapan Putri. "Lo kenapa Put?"
"Gue punya firasat baik dan buruk, yahh tapi udahlah.. gue bukan sesepuh yang firasatnya bisa dipercaya," jawab Putri dengan asal.
Tanpa terasa taxi yang mereka tumpangi sudah tiba di depan kantor. Fian dan Putri langsung turun dan bergegas ke bagian masing-masing.
Fian langsung masuk ke ruangan Karel tanpa mengetuk dulu. Matanya langsung jatuh pada Karel yang sedang duduk di sofa dengan Rain disampingnya.
"Ohh belum pulang juga toh," sindir Fian dengan halus.
Karel memijat keningnya, kedua orang ini selalu bersitegang jika disatukan. "Rain pulanglah, ini sudah jam anak-anak pulang sekolah,"
Rain tersenyum dan mengangguk, "oke.. aku akan mengabarimu nanti," Rain tersenyum dan berjalan keluar ruangan.
"Pergi sana jauh-jauh cicit gerandong," desis Fian dengan pelan namun bisa di dengar oleh Rain. Rain menoleh sedikit lalu lanjut berjalan tanpa mengucapkan apapun.
Karel menepuk sofa yang tadi diduduki Rain. Jelas Fian menolak, ia dengan lancang duduk di kursi kerja Karel.
"Sofa itu belum dibersihkan, aku takut alergi.. kulitku sensitif," jelas Fian dengan santai. Karel mendengus, jika itu bukan Fian maka sudah ia tendang karena berani menduduki kursi kesayangannya.
"Kamu ingin makan apa?" tanya Karel.
Fian menggeleng, "tadi udah makan sama Putri, kalau kamu ingin makan yaudah sana.."
"Dan kamu?"
Fian mengetuk meja sembari berfikir, "tidur mungkin.. aku sedikit ngantuk,"
"Aku sudah bilang semalam," ucap Karel mengingatkan saat semalam ia menyuruh Fian tidur tapi gadis itu justru minta ditemani nonton film horror hingga larut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Dream Wedding
RomanceSUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU TERDEKAT. Ini bukan pernikahan impianku, jika aku tidak bisa menikah dengan orang yang kucintai setidaknya aku harus bisa menikah dengan orang yang sangat mencintaiku. Sedangkan pernikahan ini? tidak sama sekali. Kami t...