Hayyy semuaa.. arrghh akhirnya berhasil triple update wkwk legaaa rasanya
Part2 penyelesaian ini lumayan bikin pusing :D
Langsung aja yaa happy reading yaa :D :* :*
🍁🍁🍁
"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Stella. Fian yang awalnya ingin membuat susu untuk Raka menghentikan langkahnya. Dia mendekati pintu dan melihat Stella sedang duduk dengan Gavyn di teras depan.
"Aku juga, aku ingin minta maaf karena semalam membentakmu," ucap Gavyn.
Stella mengangguk, "aku memang salah." Dia menghela nafas. "Gavyn aku tidak akan basa-basi, maaf aku harus mengatakan hal yang mungkin membuatmu tidak nyaman. Aku.. aku mencintaimu," ucapnya lancar. Gavyn terdiam, dia menatap wajah Stella yang terlihat tenang. Gadis di depannya ini memang tidak tau basa-basi.
"Aku cukup kaget," jawab Gavyn tenang, berbeda dari ucapannya yang mengatakan dia kaget.
Fian mendengus kesal, pernyataan cinta macam apa ini, kenapa keduanya masih memasang wajah datar. Apa dia perlu menabur bunga di sekitar mereka agar setidaknya ada sedikit warna disana. Tidak, karena nanti akan menyusahkan, dia harus menyapu halaman kalau dia melakukan itu.
"Aku lega sekarang, Fian benar rasanya bebanku terangkat," ucapnya dengan senyum sumringah.
Gavyn memperhatikan wajah itu, mencoba membaca perasaan apa yang dia miliki untuk gadis disampingnya ini. "Menurutmu, bagaimana perasaanku padamu?" tanya Gavyn. Oke sekarang rasanya Fian ingin menarik rambut Gavyn sampai pria itu botak.
Stella mengerutkan keningnya, wajahnya terlihat sangat geli. "Mana aku tau bodoh! kau sendiri yang merasakannya," kekehnya. "Aku tidak akan memaksamu mengerti perasaanku. Aku sudah cukup nyaman dengan hubungan kita saat ini," lanjut Stella.
Kata orang, untuk menyadari perasaan terkadang dia harus meraskan kehilangan agar mengerti arti pentingnya orang itu. Kehilangan Stella, selama ini gadis itu selalu berada dalam radius pengawasannya. Bahkan siapa saja pria yang dekat dengan gadis itu Gavyn pasti tau. "Aku pria yang suka mempermainkan wanita, dan kamu pasti tau itu."
"Tentu saja, aku lebih dari tau tentang itu. Kau selalu meminta bantuanku untuk menyingkirkan mantan-mantanmu itu," keluh Stella. "Dan aku juga tau, kau bisa serius jika kau mau Gavyn. Aku suka dengan caramu mencintai Fian," ucapnya.
Gavyn tersenyum dia merangkul Stella. "Kalau aku menikahimu dengan aku yang masih memiliki perasaan pada Fian apa kau tidak apa?" Mendengar itu Fian membuka mulut lebar, Gavyn benar-benar gila.
Stella memandang Gavyn dengan tatapan permusuhan. Tangannya langsung mengetuk kepala Gavyn. "Kau pikir aku apa? ahh sudahlah, bicara denganmu itu membuat kepalaku pusing! pulanglah ke Jakarta, aku akan menjaga Fian."
Gavyn menarik lengan Stella yang sudah berdiri sampai dia kembali terduduk. Matanya tekunci oleh pandangan mata tajam Gavyn. "Kau akan pergi meninggalkanku nanti?"
Stella tersenyum dan menggeleng. "Mana mungkin? kau bisa apa tanpa aku, siapa nanti yang akan membantumu mengusir semua wanita-wanita itu nanti?"
Fian tersenyum melihat semuanya, kurang jelas apa perasaan Gavyn, dasar pria bodoh. Dia menjauh dari pintu dengan senyum senang, akhirnya Gavyn menemukan wanita yang tepat. Tinggal tunggu saja hari pernikahan mereka.
"Yaampun Rakaa!!!" teriaknya histeris, karena seru menguping dia sampai lupa kalau Raka tadi kehausan. Dia langsung berlari ke kamar. Di kamar Raka sibuk mengacak tas Fian, putranya itu asik menyoret-nyoret lantai dengan lipstick ditangannya. Wajahnya tampak lucu karena terkena lipstick dari tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Dream Wedding
RomanceSUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU TERDEKAT. Ini bukan pernikahan impianku, jika aku tidak bisa menikah dengan orang yang kucintai setidaknya aku harus bisa menikah dengan orang yang sangat mencintaiku. Sedangkan pernikahan ini? tidak sama sekali. Kami t...