29. End of The Bad Beginning

93.4K 5.2K 408
                                    

Hayy semuaa mohon maaf lama karena asli abis bikin laporan pkk dan lain2an besok aku presentasi di rs sooo doain lancar yaksss 😂

Langsung aja.. baca sambil dengerin mulmednya kalo bisa, aku baru dapet lagu enak meskipun gk ngerti artinya 😂😅 untung kebantu sama subtitle inggrisnya 😧😅

Happy reading guys!!!😉

🍁🍁🍁

Mata Fian langsung terbuka lebar, nafasnya berkejaran. Keringat dingin menetes dari kening, tangannya merasa jantung yang berdetak cepat. Mimpinya barusan terlalu menyeramkan, dia melihat jelas Karel yang direnggut paksa darinya. Entah pertanda apa, tapi dia berusaha membuang semua pikiran buruk. Ini hanya mimpi, dan mimpi adalah bunga tidur.

Satu tetes air mata Fian mengalir tanpa sebab. "Aku ini kenapa?" tanyanya pada dirinya sendiri, tangannya mengusap tetesan airmata itu. Dia melirik jam yang ada di dinding kamar, masih pukul tiga dini hari. Matanya kembali terpejam namun gagal karena entah kenapa perasaannya sangat tidak enak.

Fian akhirnya memutuskan untuk bangun dan membuka pintu balkon kamarnya. Di langit berwarna biru gelap nyaris hitam bintang-bintang bertebaran membentuk gradiasi abstrak yang tetap indah dipandang. Hawa dingin disekitar membuat Fian menggigil dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.

Tadi Gavyn membawanya ke sebuah vila yang besar dengan gaya modern di luar dan kesan alam di dalamnya. Kata pria itu ini adalah salah satu vila keluarganya dan Fian percaya itu karea Karel juga memiliki vila yang sebesar ini. Lokasi vila yang cukup jauh dari keramaian sangat cocok dengan kondisinya saat ini. Inilah salah satu alasan dia memilih Gavyn untuk membawanya pergi. Gavyn adalah orang yang mampu menyembunyikan dirinya dari Karel. Hanya pria itu yang setara dengan Karel dan hanya pria itu yang Fian percaya.

Pagi ini Fian sudah duduk di ruang makan dan bersiap untuk sarapan. Vila ini memiliki banyak pelayan dan Fian yakin itu sengaja disiapkan oleh Gavyn. Disini dia sama sekali tidak boleh melakukan apapun dan pria itu juga menyuruhnya untuk fokus pada kehamilan saja.

"Pagi," sapa Gavyn dengan wajah bangun tidurnya.

Fian tersenyum kecil melihat penampilan pria yang biasanya selalu rapi ini sekarang nampak berantakan. "Pagi Gavyn," sapanya kembali.

Gavyn tersenyum manis, jika ini wanita lain dia tidak yakin wanita itu akan tetap bersikap tenang seperti Fian. Bukannya percaya diri, dia sudah bosan dengan wanita yang menatapnya dengan tatapan lapar. "Tidurmu nyenyak?" tanya Gavyn disela kegiatan sarapannya. Fian mengangguk sebagai jawaban. Mereka ngobrol panjang lebar dan saling melemparkan lelucon hingga keduanya tertawa bersama.

"Bodoh," kekeh Fian.

Gavyn ikut tertawa, "nahh kau lebih manusiawi sekarang," ucapnya. Fian mengerti maksud Gavyn, ia hanya tersenyum kecut. Sesuram itukah wajahnya sejak kemarin sampai Gavyn menyadarinya.

Karena masih pagi, Fian memutuskan untuk berjalan mengelilingi vila ini. Di samping kiri dan kanan vila terbentang padang rumput dengan beberapa pohon buah yang menggiurkan. Jelas semua ditata oleh ahlinya karena terlihat sangat rapi. Kaki Fian melangkah ke halaman belakang vila melalui jalanan setapak bebatuan alam yang kembali memberikan kesan kenyamanan pada setiap orang yang berada disini.

Di halaman belakang Fian dibuat terpukai dengan hamparan taman yang sangat indah. Ada berbagai macam bunga kesukaannya seperti lily dengan aneka warna,tulip, krisan, anggrek dan bunga lain dengan berbagai macam bentuk dan warna. Di tengah ada danau buatan dengan bunga teratai dan air mancur di ujungnya.

Mata Fian berbinar, ini tempat yang dia suka dan selalu ingin dia datangi. Kakinya melangkah dengan semangat ke tengah hamparan bunga. Senyumnya mengembang sempurna, rasanya dia akan betah menghabiskan waktu ditaman ini.

Not A Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang