Kedua kelopak mata gadis itu perlahan terbuka. Cahaya dari lampu yang di langit-langit menyelinap masuk ke dalam matanya.Gadis itu melenguh panjang sebelum meluruskan punggungnya.
''Ah, udah pagi—OH, GOSH!''
Matanya yang masih berat tiba-tiba terbuka lebar.
Jung Chaeryong masih tidak bisa percaya dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Dia terus memandangi dirinya yang masih tertutupi selimut.
Ini bukan kamarnya. Kasurnya bahkan lebih empuk. Dan kamar Chaeryong bukan seperti ini. Yang ini terlalu rapi. Bahkan kalau dipikir-pikir, rasanya lebih mirip seperti...
Hotel?!
Otak Chaeryong mulai membayangkan ribuan hal gila
Dia korban penculikan om-om mesum? Oh, no.
Beginikah akhir dari hidup seorang Jung Chaeryong? Ini terlalu menyedihkan.
''Eh, udah bangun?''
Kepala Chaeryong langsung menoleh ke kanan. Pintu kamar mandi di dalam hotel terbuka, menampakkan sosok laki-laki tinggi dengan bathrobe putih.
Untuk beberapa saat Chaeryong terkesiap. Tanpa sadar gadis itu sudah menelan air liurnya sendiri.
God, he is hot.
Please forgive my eyes.
Orang itu tersenyum. Sambil menyeka dirinya dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya, laki-laki itu berjalan mendekati Chaeryong.
Jelas saja Chaeryong takut. Kemungkinan besarnya, laki-laki inilah yang membawa Chaeryong ke sini. Tapi kenapa? Dan... untuk apa?
Mata Chaeryong tidak berkedip. Dia terus memandangi orang tersebut. Mukanya tidak asing, Chaeryong yakin itu. Rasa-rasanya dia pernah melihat pria itu entah di mana.
''Lah, bukannya lo yang ada di club kemarin malam? Yang make black jeans di dekat bar?''
''Actually, bukan hanya gue yang make black jeans kemarin,'' Laki-laki itu tertawa kecil, ''tapi kayaknya lo emang ngeliat gue. Padahal kita nggak ada ngobrol, lho.''
Chaeryong masih tidak mengerti kenapa laki-laki itu tersenyum manis ke arahnya sementara pikiran Chaeryong sudah tidak berbentuk lagi.
Tangan Chaeryong bergerak menarik selimut untuk menutupi badannya lagi. Dia memandangi laki-laki yang entah siapa namanya itu histeris. Dia butuh penjelasan. Secepatnya.
Bukannya menjelaskan, laki-laki itu justru membuat Chaeryong makin bingung dan gila di saat yang bersamaan.
''You know what... I like the way you played with me last night. It's been a great night. Mungkin kapan-kapan kita harus lakuin lagi.''
Gila. Laki-laki ini gila. Rutuk Chaeryong dalam hati.
Maksudnya tadi... apa?
Played? Just what happen to me last night, huh?
Pikiran aneh Chaeryong seolah didukung dengan keadaan badannya saat ini. She was totally naked.
''Lo...''
Napas Chaeryong tercekat. Matamya semakin membulat.
''What just what have you done to me, huh?!''
Itu teriakan yang diwarnai kemarahan dari Jung Chaeryong. Sayangnya, kemarahan itu belum cukup untuk membuat laki-laki itu berhenti mengganggunya.
Alih-alih menjawab pertanyaan Chaeryong, laki-laki itu justru membuat Chaeryong gila. Gadis itu nampaknya harus siap masuk ke rumah sakit.
''If you want to know, you have to pay.'' Laki-laki itu kembali tersenyum manis. "Nggak ada yang gratis, kan?"
Kemudian, suara beratnya membuat Chaeryong mendapat serangan jantung ringan.
''Marry me.''
***
Arata's Noteu:
Lagi mabok sama metropop. Sayang di wattpad gak ada genre metropop.
Saran dan komentarnya ditunggu. Happy satnite :)*Sept, 24
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jeans (✓)
Fanfiction[Grammatical Error Ahead. Will be Revisioned Later.] [1st book: completed] [2nd book: discontinued] Jung Chaeryong pertama kali ketemu cowok black jeans itu di club, di malam hari. Tapi begitu bangun, Chaeryong justru terbaring di kamar hotel yang t...