Part 22: The Edge

8.2K 1.3K 305
                                    

Warning!

Gapapa. Cuman mau ngingetin sesuatu aja. Barangkali barang kalian ketinggalan /?

***


 

''Udah dari kapan di sini?''

Kihyun langsung bertanya begitu dia masuk dan duduk di sofa apartemen Chaeryong. Cowok itu menoleh ke belakang dan memerhatikan Chaeryong yang tengah berjalan ke depannya.

''Baru kemarin,'' jawab Chaeryong, berusaha sesantai mungkin. ''Ngomong-ngomong, mau minum apa?''

''Apa aja.'' Kihyun tersenyum kecil. Dalam hati dia menambahkan ucapannya yang tadi.

Aku suka apa aja yang dibuatin sama cewek yang aku sayang.

Chaeryong mengangguk pelan sementara kakinya berubah haluan, melangkah ke arah dapur. ''Kalau gitu aku buatin dulu. Masih suka melon kan?''

''Masih.''

Jelas, Kihyun suka banget sama buah yang satu itu. Dulu, dia nggak pernah suka sama yang namanya buah hijau berair itu. Tapi pas Chaeryong menyuruh Kihyun untuk makan melon, Kihyun mulai ngerasa kalau melon itu enak.

Ya kesimpulannya, Kihyun suka melon karena Chaeryong. Apapun yang cewek itu buat, Kihyun selalu suka. Selalu.

Ada sekitar beberapa menit Chaeryong berada di dapur. Terdengar dentingan gelas dan sendok. Kemudian, cewek itu balik lagi ke sofa.

''Kayak biasa, aku bikin nggak terlalu manis,'' kata Chaeryong sambil duduk di sofa yang sama dengan Kihyun. Meskipun duduk di sofa yang sama, Chaeryong tetap memastikan ada jarak di antara mereka.

Kedua sudut bibir Kihyun terangkat mendengar ucapan Chaeryong yang tadi. Jujur, dia tersanjung. Dia bangga untuk alasan yang sepele. Ya, gitu-gitu berarti Chaeryong masih ingat, kan?

Is that mean I still have a chance?

''Diminum, Ki.''

''Ah. Oke, oke.'' Suara Chaeryong tadi langsung membuyarkan imajinasi Kihyun. Cowok itu tertawa canggung sebelum mengambil gelas yang Chaeryong letakkan di atas meja. ''Aku minum, ya?''

Chaeryong hanya mengangguk kecil sementara Kihyun mulai minum. Tidak ada percakapan selama dua menit berikutnya. Chaeryong membiarkan Kihyun minum dulu.

''Chae...''

''Ya?''

''Why don't you pick up your phone?''

Kihyun langsung bertanya begitu dia sudah kembali meletakkan gelas minuman tadi ke atas meja. Matanya langsung menoleh ke arah Chaeryong.

''Aku ....''

''Jangan bohong, Chae. Kamu bisa bilang ke aku,'' potong Kihyun cepat. ''You don't pick it up cause you don't wanna to, right?''

Chaeryong terdiam. Ya sebenarnya, itulah kenyataannya. Chaeryong nggak ngangkat telepon dari Kihyun karena dia nggak mau. Alasan yang terbilang simple memang.

Kihyun masih tersenyum lalu bertanya lagi.

''Kamu kenapa, Chae? Kamu ngehindarin aku? Why?''

Chaeryong jadi canggung bukan main. Pertanyaan Kihyun kali ini terlalu strict. Sebelumnya, Kihyun nggak pernah kayak gini. Nggak pernah.

Seems like two years changed him a lot. Bahkan sekarang Chaeryong bertanya, apa ini Kihyun yang dia kenal dulu?

Chaeryong menundukkan kepala sementara kedua tangannya mulai mengepal.

''Ki, aku bener-bener minta maaf. Tapi aku—''

Black Jeans (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang