Anne mungkin nggak tau apa yang buat Chaeryong tiba-tiba menangis. Tapi apa pun itu, yang jelas Anne tau kalau ada masalah yang membuat Chaeryong jadi gila, bahkan mungkin lebih gila dari pasien di rumah sakit jiwa.Begitu datang ke apartemen Anne, Chaeryong sempat tersenyum. Tapi sepersekian detik kemudian Chaeryong langsung menangis sejadi-jadinya.
Dan demi kelangsungan hidup Anne-maksudnya supaya tetangganya nggak mikir weird things-akhirnya Anne menyuruh Chaeryong masuk dan menceritakan semuanya di dalam.
''Kalau aku jadi Kakak, mungkin aku udah ke rumah oom Kanghyung dan minjem katananya. Sometimes, love can turns somebody into a bad person, Kak.''
Ya, that is what I wanna do, Anne.
''Tapi setau aku Kak Mei bukan cewek genit kayak gitu, ah,'' komentar Anne lagi sambil menyebut nama sekretaris Taehyung, Mei. ''Atau batang hidungnya aja baru keliatan sekarang... i don't know.''
Chaeryong hanya tersenyum miris. Dengan jarinya yang bergerak memutari mulut gelas berisi kopi yang Anne buatkan, Chaeryong mengeluarkan suaranya.
''Aku bahkan nggak ngerti kenapa aku harus peduli,'' katanya sambil menatap nanar kopi di dalam gelas.
Chaeryong sadar seharusnya dia nggak mikirin hal kayak gini. Dia nggak perlu repot mikirin Taehyung yang justru bikin hatinya makin sakit. Harusnya Chaeryong senang, bahagia, bukannya malah meratapi nasib kayak gini.
Anne masih mencoba memandangi Chaeryong, memerhatikan kakak iparnya itu untuk beberapa saat sebelum memutuskan untuk menanyakan sesuatu.
''Kak, can i ask you something?''
''What?''
''But i want you to be honest, Kak.'' Sekarang sorot mata Anne berubah menjadi lebih serius. ''Jangan bohong.''
''Bohong?''
Anne menganggukkan kepalanya.
''Bohong itu dosa, Kak. Dan lagi, sekalinya kakak bohong, kakak udah ngebohongin dua orang sekaligus ...,''
Anne mengambil jeda untuk kalimatnya sebelum kembali melanjutkan, ''... when you lied to other, it's mean you were lying to yourself too.''
Pandangan Chaeryong langsung tertuju pada Anne. Matanya yang kelihatan bengkak itu kembali melembab.
Ya, Anne got the point.
''Kak Chae, semua orang memang punya tujuan tersendiri for doing something, even lying,'' ujar Anne lagi. Kali ini suaranya terdengar lebih santai.
''But for this time, just this time, Kakak harus jujur. Stop lying to yourself, Kak. At least, be honest to yourself.''
''Anne... tapi ....''
''Kak Chae, you love him, don't you?'' Anne langsung bertanya tanpa memerdulikan ucapan Chaeryong yang dia sela tadi. Kedua sudut bibirnya terangkat.
''Kakak nggak perlu bilang ke aku. Kakak cukup bilang ke diri Kakak sendiri.''
I love him?
Kedua tangan Chaeryong perlahan mengepal sementara kepalanya tertunduk.
''Anne, you know it really hurts me.'' Chaeryong mulai terisak.
''Waktu dia bilang dia udah ngehubungin pengacaranya for that divorce stuffs, aku cuman bisa senyum. Tapi di saat yang sama aku ngerasa kalau something inside me has already broken.''
Bagi Anne, ini kedua kalinya dia melihat Chaeryong menangis. Tapi untuk yang sekarang... ah, she doesn't even know how to describe it. Hanya dengan melihat sorot mata Chaeryong, Anne seakan merasakan rasa sakit yang Chaeryong rasakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jeans (✓)
Fanfiction[Grammatical Error Ahead. Will be Revisioned Later.] [1st book: completed] [2nd book: discontinued] Jung Chaeryong pertama kali ketemu cowok black jeans itu di club, di malam hari. Tapi begitu bangun, Chaeryong justru terbaring di kamar hotel yang t...